_Bianca POV_
Tap tap tap
Terdengar suara langkah kaki mendekat yang sedang menapaki tangga. Tanpa menoleh pun aku juga pasti tahu siapa pemilik langkah kaki mantap tersebut. Ya, kini aku sudah berada di rumah Brandon untuk menghabiskan liburan.
"Ma, Brandon ke tempat calon mantu mama dulu," suara Brandon terdengar yang cukup membuat bulu kudukku merinding.
Huh siapa yang disebutnya sebagai calon menantu tante Belinda. Sebagai wanita yang memang memiliki hubungan cukup dekat dengan Brandon, aku menjadi sedikit percaya diri. Tapi aku memang belum memikirkan komitmen hingga ke jenjang pernikahan. Hey, kami masih menempuh kuliah dan memikirkan tentang pernikahan rasanya masih jauh dari angan.
Karena hal yang terpenting saat ini untukku adalah menjadi wanita mandiri dan tidak mengecewakan mamaku. Masih banyak hal yang ingin kuraih salah satunya gelar master setelah aku menyelesaikan studiku di Indonesia.
Kulirik wajah tante Belinda yang berdiri disebelahku, melihatku dengan senyuman cantiknya. Posisiku saat ini sedang berjongkok di depan oven untuk mengeluarkan kue kering rasa coklat yang sudah matang. Aku yakin bahwa Brandon tidak mengira jika aku sudah dirumahnya sejak empat jam lalu, tepatnya pukul 8.00. Tentu saja hari libur seperti ini merupakan hari tidur nasional baginya.
Sebetulnya kami belum merencanakan untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya. Hanya saja aku sengaja mencuri start agar kebersamaanku dengan Brandon bisa lebih lama, mengingat lusa Brandon harus kembali ke kota dimana kami menempuh pendidikan kuliah.
Tidak ada keperluan penting di kampus sebenarnya, hanya saja pertandingan antar univeritas yang semakin dekat membuat Brandon harus menjalani latihan intesifnya selama satu minggu ke depan. Beruntung coach Ito memberikannya libur selama dua hari yang bisa dimanfaatkan oleh Brandon pulang ke kampung halaman kami.
Tentu saja aku juga akan ikut saat Brandon kembali dua hari mendatang, aku ingin sekali menjadi wanita yang selalu mendukung penuh perjuangan serta tekadnya menjadi pebasket profesional setelah tante Belinda.
"Mantu mama mana lagi, yang mau kamu bawa kesini?" ujar tante Belinda sedikit terkikik.
Aku bisa membayangkan wajah polos Brandon yang kebingungan dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh tante Belinda. Sedangkan posisiku masih berjongkok menanti jawaban yang akan keluar dari mulutnya. Setelah terdiam cukup lama akhirnya Brandon menjawab cukup mantap.
"Bianca lah Ma."
Setelah jawaban itu keluar aku langsung berdiri sambil berpura-pura menata cookies yang sudah matang, tanpa melihat kearahnya.
"Lhoh, kok," sambungnya yang sedikit terkejut.
AKu hanya melihatnya sekilas lalu memberikan senyuman seadanya. Berbeda dengan senyum khas tante Belinda melihat ekspresi lucu Brandon yang tetap dalam mode tampan, aah pantas saja dia begitu percaya diri dan menobatkan diri sebagai playboy.
"Bianca udah disini dari pagi, bantuin mama buat sarapan sama kue kesukaan kamu," jelas tante Belinda.
"Kok kamu gak bilang Bi," ujar Brandon tanpa mempedulikan penjelasan tante Belinda tentang kedatanganku tadi.
"Sengaja," hanya itu yang kuucapkan pada Brandon, kemudian aku berbalik badan untuk melihat lagi cara tante Belinda menghias kue-kue ini sebelum dimasukkan ke dalam oven.
Brandon berjalan mendekat kearah ku, sebelum tangan Brandon mencapai tanganku yang sedikit melepuh terkena loyang panas, tante Belinda menyela.
"Makan dulu sana," yang langsung diangguki oleh Brandon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...