Chapter 5

2.2K 81 2
                                    

_Brandon POV_

Pertandingan antar universitas dalam satu provinsi telah bergulir dan sekarang sudah mencapai babak final, tentu saja universitasku menjadi salah satu finalisnya. Dua hari lagi pertandingan final akan digelar, kejutannya di tahun ini adalah tim yang akan bertanding dengan kami nanti merupakan tim kuda hitam. Meskipun di atas kertas atau prediksi beberapa pihak kami akan menang, namun sebuah pertandingan bola basket tidak dapat ditentukan dengan hal itu.

Terbukti lawan kami nantinya telah berhasil menyingkirkan dua tim unggulan yang langganan masuk final, permainan mereka sangat kuat di bawah ring karena memiliki big man yang cukup tangguh. Itulah yang menyebabkan coach Ito memberikan porsi latihan tambahan padaku dan juga beberapa big man dalam tim kami.

Meskipun begitu peran Damar dan Dimas yang berkolaborasi sebagai point guard juga sangat penting. Menghadapi lawan dengan formasi pemain yang memiliki tinggi diatas kami, maka tidak bisa dilawan menggunakan passing bola-bola atas, karena itu akan sangat memudahkan mereka melakukan steal. Beberapa kali coach Ito memberikan arahan kepada duo point guard tersebut untuk lebih sering menguasai bola.

Karena pertandingan ini begitu penting bagi kami, selain untuk mempertahankan juara juga untuk meringankan tugas kami dalam proses drawing menghadapi pertandingan universitas tingkat nasional. Tak ada waktu lagi untuk sekedar bermain-main, apalagi untukku karena pertandingan ini juga ikut menentukan nasibku yang dapat menaikkan nilai tawarku diantara dua klub yang akan meminangku nantinya.

Tak ada kata persaingan untuk memperebutkan predikat playboy antara aku dan Galang, kini kami semakin padu untuk menjaga bagian belakang dan meminimalisir kesalahan yang telah kami evaluasi dari beberapa pertandingan sebelumnya. Termasuk saat semifinal, karena pada pertandingan tersebut konsentrasi kami sempat menurun yang menyebabkan kami harus tertinggal di kuarter 3 dan 4.

Beruntungnya di akhir kuarter 4, tembakan dua angka Ahmed pemain pengganti berdarah Arab ini berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa pertandingan memasuki babak overtime. Dan pada kesempatan inilah kami kembali bangkit, meskipun ada ketimpangan di barisan belakang akibat Galang yang terkena fouls out. Beruntungnya kami saat menjelang menit akhir tim lawan mengalami team foul, dan berhasil dimanfaatkan oleh Damar yang memang menjadi sasaran pelanggaran lawan. Dengan skor akhir 78-71 akhirnya kami berhasil merebut tiket final.

"Lang, coba rebound ya," teriakku pada Galang, yang telah siap di bawah ring menanti bola yang akan kutembakkan.

Beberapa kali Galang sempat kecolongan akibat kelelahan, ya meskipun teknik yang dimiliki Galang cukup bagus namun tidak ditunjang dengan kekuatan fisiknya. Galang merupakan perokok aktif, dan barang jahanam inilah yang membuatnya gagal masuk seleksi PON akibat paru-parunya yang bermasalah.

"Cukup eh, gak kuat," teriak Galang terengah saat aku sudah siap menembakkan kembali bola yang kupegang.

Dan dengan istirahatnya Galang, kini aku kembali berlatih dengan Ahmed, Ahsan, Dandi, dan Beni mereka adalah kumpulan bigman yang kami punya. Seperti biasa sebelum benar-benar mengakhiri latihan kami melakukan tembakan free throw, kali ini tak akan kubiarkan tim ku kembali mendapat hukuman push up.

Berhubung selama 2 hari ini dan juga besok Bianca sedang sibuk dengan beberapa kegiatan dengan rekan penerima beasiswa lainnya akhirnya aku memutuskan untuk keluar bersama Dimas dan Damar. Jika biasanya kami bertemu di lapangan basket, kafe namun kali ini demi menghemat energi kami berkumpul di rumah yang ditempati Dimas dan Damar.

Sekaligus melihat pertandingan lawan kami nanti, di sini kami bisa melihat kelemahan dan kelebihan yang mereka miliki. Dan sekali lagi, kami dibuat takjub dengan permainan mereka yang diluar prediksi banyak pihak, rebound saat defence maupun offence hampir selalu berhasil mereka menangkan. Hal yang paling membahayakan adalah keberhasilan mereka menambah poin dari beberapa kali turn over yang dilakukan lawan.

Buzzer Beater [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang