_Author POV_
Hampir tidak ada perubahan berarti dalam kehidupan Brandon di tahun keduanya sebagai seorang atlet basket. Timnya masih terlalu digdaya untuk tim lain dan dua tim yang baru terdaftar dalam Liga Basket Indonesia tahun ini. Jika di tahun sebelumnya Brandon mendapat apresiasi sebagai Rookie of the Year, di tahun ini dia menjadi kandidat peraih MVP.
Hal itu tidak lepas dengan semakin solidnya permainan Heroes dan juga masuknya Brandon sebagai tim utama menggeser posisi Anggara yang kerap berkutat dengan cedera. Tahun ini Anggara memang sudah dinyatakan sembuh, namun dalam dua kali pertandingan performanya masih belum stabil sehingga pelatih terpaksa untuk menepikannya di bangku cadangan.
Sungguh malang nasib Anggara karena pada akhirnya harus menyerah pada cederanya lagi saat bertanding dengan Mahardika Jaya. Faktor kelelahan dan pelanggaran yang terlampau keras dari tim lawan membuatnya harus kembali menepi.
Brandon memang diuntungkan dengan cedera Anggara, namun tidak semata-mata membuatnya besar kepala. Jutru hal tersebut dijadikannya sebagai lonjakan kariernya demi mendapatkan kepercayaan sang pelatih. Selain itu Brandon juga membuktikan diri jika dirinya memang layak saat pada akhirnya pelatih timnas memanggilnya untuk ikut seleksi.
Lelaki dengan tubuh penuh tato itu kembali berhasil masuk timnas untuk membela Indonesia di event emapat tahunan Asian Games. Dia juga bisa membuktikan diri dengan permainan apiknya di depan masyarakat Indonensia yang tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah.
Tidak terasa memang waktu bergulir begitu cepat dan Liga Basket sudah kembali memasuki final. Penggemar Heroes tentu menjadi yang paling bahagia karena lagi-lagi tim kebanggaannya itu masuk final. Begitu juga dengan Mahrdika Jaya yang kembali menjadi lawan Heroes. Namun bagi penikmat basket laga ini terkesan sangat membosankan dan hampir keseluruhan sudah memberikan prediksi tentang pertandingan tersebut.
Meskipun berada dalam posisi yang diunggulkan, namun para pemain Heroes tidak serta merta bermain sembarangan. Pasalnya, mereka mengejar prestasi individu sebagai pemain terbaik di posisinya masing-masing. Keuntungan lain dengan adanya gelar dan penghargaan individu itu semakin meningkatkan nilai jual dan juga kontrak. Terlebih lagi mereka juga mendapatkan hadiah yang menggiurkan sejumlah uang tunai dengan nilai yang cukup besar dan juga satu unit mobil tipe city car dari sponsor utama.
Prediksi banyakorang tentang final ideal tahun ini rupanya banyak yang meleset. Jika di tahun sebelumnya Heroes berhasil membalikkan keadaan dengan kemenangan 3-1 kali ini mereka menang di pertandingan pertama dan harus menelan kekalahan di dua pertandingan selanjutnya. Beruntung mental juara yang dimiliki tiap pemain tidak mengendur dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Sehingga tahun ini final tersebut mencapai lima pertandingan.
Setelah berlatih ringan sebelum menghadapi esok hari, Brandon dan teman-temannya bersantai di hotel tempat mereka menginap. Sadar tidak ada acara berarti dan hubungan dengan yang makin hari makin merenggang membuat Brandon hanya bergelung di tempat tidur.
Ketukan terdengar di pintu kamarnya, membuat Brandon mau tidak mau beranjak untuk mempersilahkan orang tersebut masuk. Saat membuka pintu, dia tidak lagi terkejut mendapati Alfon yang cengar-cengir di depan pintunya. Brandon sebenarnya tidak terkejut dengan kehadiran lelaki itu, namun tak urung menanyakan juga kepentingan rekannya.
"Ada apa Fon?" tanya Brandon masih setia di depan pintu dan belum mempersilahkanku Alfon masuk.
"Galak bener, gak dapet jatah lo?" sindir Alfon membuat Brandon jengah.
"Suruh masuk kek. Tamu lho ini, malah dibiarin nganggur depan pintu," lagi-lagi Alfon mencibir Brandon.
Terpaksa lelaki itu menggelengkan kepalanya, menyingkirkan badan ke samping untuk memberikan jalan Alfon masuk. Brandon kemudian menutup pintu kamar dan melangkah di belakang Alfon. Tersenyum licik, Brandon mengikuti langkah dan tingkah teman seangkatannya itu. Alfon belum menyadari kelakuan absurd Brandon, hingga dia berjengit mendapati wajah Brandon yang terlalu dekat dengannya. Posisi mereka saat ini duduk di tepi ranjang dengan Brandon berada di belakang Alfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buzzer Beater [END]
ChickLit[SINOPSIS] - Terbiasa bersama sejak kecil membuat rasa sayang antara Brandon dan Bianca tumbuh menjadi benih-benih cinta. Sayangnya kebersamaan itu tidak bisa begitu saja terjalin akibat banyaknya perbedaan pemikiran dan sebuah trauma. Hampir setiap...