aku berdiri didepan cermin. meyakinkan diriku sekali lagi kalau ini semua sudah sempurna. dress merah maroon selutut, flatshoes dengan warna senada serta hiasan tipis diwajahku, tak ketinggalan tas pesta berwarna hitam yang kugenggam ditanganku."keiya!"
bang arya sudah memanggil, dengan satu tarikan nafas, aku turun kebawah.
saat sudah dibawah, kulihat bang arya yang sedang berdiri dibawah tangga tersenyum melihatku.
"cantik sekali adik abang!" katanya sambil menarikku dalam pelukan.
"baru sadar?" kataku menatap bang arya dengan dramatis setelah melepaskan pelukan.
bang arya menjawil hidungku. "udah ditungguin tuh diluar! sana cepat!"
aku mengangguk dan melangkah menuju halaman rumah, lalu masuk kedalam mobil yang sudah menungguku dari tadi.
"hey, kei!" sapanya.
aku mengangguk. "yuk, jalan!"
dengan itu, ia menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahku.
hari ini kami akan datang keacara promnight yang diadakan angkatanku. setelah kepergian vano waktu itu, ricco menyatakan perasaannya padaku. kubilang aku tidak bisa membalas perasaannya dan kubilang kita bisa menjadi teman dan untungnya dia mengerti.
kemarin ia mengajakku untuk ke prom night bersama, dan aku mau.
jadi kami berangkat ke prom night bersama malam ini, sebagai teman.
kami semua sudah melewati masa-masa sma bersama, kami sudah lulus sma. selama ini, aku dan vano tetap berkabar meskipun tidak setiap hari. perasaanku masih tetap sama seperti satu tahun yang lalu, aku masih menyayanginya. dan, aku masih tetap menunggu.
"ayo, kei."
aku dan ricco segera turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam gedung yang lumayan besar ini.
"kei, gue ke temen-temen gue dulu ya!" ujar ricco saat kami sudah didalam gedung.
aku mengangguk. "gue kesana ya!" kataku sambil menunjuk gerombolan anak-anak saman didepan panggung.
"hey!" sapaku. "aduh, cantik-cantik banget sih kalian!"
"keiya!!" ericca memelukku, ia sangat cantik dengan balutan long dress warna pastel malam ini. "lo cantik sumpah! beda banget, gue sampe ngga kenalin,"
aku tertawa renyah lalu mulai memeluki satu-satu temanku yang ada disini.
atha. ia sangat glowing malam ini dengan dress hitam selutut serta high heels dengan warna senada.
dhira, yang tadinya sangat cuek dengan penampilan dan terkesan tomboy, malam ini terlihat anggun dengan dress berwarna putih.
kami hanyut dalam tawa, mengingat kenangan yang sudah kami lewati selama tiga tahun di sma. susah senang yang kami lewati bersama.
malam ini mungkin akan menjadi malam bersejarah untukku sebelum benar-benar berpisah untuk menggapai mimpi masing-masing.
don't talk, let me think it over
how we gonna fix this?
how we gonna undo all the pain?saat kami sedang membahas kejadian anak baru yang nembak ericca dilapangan, terdengar suara seseorang bernyanyi diatas panggung.
suara yang familiar untukku.
kami semua reflek menoleh.
orang yang menjanjikanku harapan.
orang yang kutunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Fiksi RemajaKami sekelas. Tapi, percayalah, aku tidak pernah berbicara dengannya. Dengan si pembuat onar di kelas. Dengan si murid paling urakan di sekolah. Suatu hari, dia menggedor pagar rumahku. Wajahnya memar, terdapat darah di ujung bibirnya. Dia babak bel...