"Nat," sapa Bryan yang langsung duduk di samping Nathan.
"Hmm," jawab Nathan sekenanya lalu membaringkan tubuhnya di meja yang menjadi tempat favoritenya di rooftop.
"Lo kenapa mau dekat sama Adisty?"
"Maksud lo?"
"Ya siapapun tahu Nat kalau lo nggak suka dekat sama cewek. Tapi gue lihat lo mulai bisa nerima..." ucapan Bryan terhenti ketika Nathan kembali duduk tegak di sampingnya.
"Tuh cewek yang dekatin gue duluan. Gue cuma manfaatin dia aja. Lagian salah siapa dia mau jadi jongos gue."
Bryan berdecak kecil, "terserah lo deh Nat."
Nathan kembali merebahkan dirinya, "Bry."
"Kenapa Nat?"
"Tuh cewek beneran marah sama gue nggak ya Bry?"
"Hahahaha...." kekehan Bryan mendapat balasan jitakan keras dari Nathan.
"Kampret lo ketawa segala!"
Bryan masih tertawa sambil memegangi perutnya, "lo takut Adisty marah sama lo?"
"Bukan Nyet!"
"Halah ngaku aja kali Nat, Adisty cantik kok."
"Sumpah ya lo minta gue gue jotos, gue gorok atau mau gue...."
"Maunya disayaaang," jawab Bryan dengan nada manja ala Leon.
"Jijik gue dengernya!"
"Hahaha... lagian lo kenapa sob? Tumben mikirin cewek."
"Nggak... gue cuma nggak mau rugi aja jongos gue pergi padahal masa kerja dia belum selesai."
"Gilaaa bahasa lo anjay!"
"Haha bahasa gue emang anju ya kalau kecampur bahasa si alay Leon."
"Jijik! Hahaha," Bryan kembali terpingkal di tempatnya.
"Udah sono lo balik ke kelas!"
"Lo nggak balik ke kelas bro?"
"Males, gue mau lanjut tidur."
"Sampai jam terakhir sekalian?"
"Iyalah tanggung kalau nggak," jawab Nathan dengan mata terpejam.
Bryan berjalan menuju pintu rooftop, namun langkahnya terhenti kemudian dia membalikkan badannya.
"Jangan lupa nanti sore latihan band Nat!"
"Jam berapa?"
"Kayak biasanya jam empat aja."
"Mau latihan dimana?"
Nathan menutupi kedua matanya yang terpejam dengan lengan kanannya karena cahaya matahari yang masih tetap hangat menerpa wajah tampannya.
"Terserah mau di tempat lo atau gue, kalau di tempat Leon sama Sam nggak bisa. Studio Leon lagi direnovasi, kalau rumah Sam nanti sore ada arisan nyokapnya gitu katanya."
"Tempat lo aja deh. Gue males di rumah gue."
"Oke deh," jawab Bryan kemudian melanjutkan langkahnya kembali.
"Bry," panggil Nathan membuat Bryan kembali menghentikan langkahnya.
"Kenapa bro?"
"Bawain tas gue sekalian kalau udah bel pulang sekolah."
Bryan mengernyit sekilas lalu mengangguk dan mengiyakan.
***
Tetesan hujan menerpa wajah Nathan membuatnya terbangun dari mimpi. Dia segera berlari ke arah pintu rooftop dan berjalan melewati koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNATHANIAL
Teen FictionNathanial, ketua OSIS yang banyak disukai orang karena sikapnya yang baik. Namun sayangnya, Adisty yang dia cintai tidak menaruh hati padanya. Melainkan Adisty malah mencintai Elnathan, adiknya yang terkenal dengan segala kebiasaan buruknya. Elnatha...