Chapter 12

74.8K 5.5K 138
                                    

Suasana kantin SMA Nusantara seperti biasa, ramai dan penuh oleh para siswa yang kelaparan setelah tenaga dan pikirannya terkuras habis di kelas.

Adisty, Cindy dan Naura yang terlambat ke kantin karena harus mengerjakan tugas dari salah seorang guru itu mengeluh kesal. Pasalnya sudah tak ada lagi meja kosong yang dapat mereka tempati.

"Yaaahh telat deh kita," keluh Cindy.

"Balik nanti istirahat kedua aja lah," jawab Naura menanggapi.

Adisty tampak menjulurkan kepalanya menatap ke arah sudut kantin dengan senyum terkembang.

"Gue tahu," ucap Adisty yang membuat kedua sahabatnya menoleh ke arahnya.

"Ayo kita isi perut kitaaaa! Cacing di perut gue bakalan demo kalau gue telat kasih makan."

Adisty berjalan menuju meja di sudut kantin. Dengan tanpa permisi, Adisty mendudukkan dirinya disalah satu bangku kosong di sana diikuti Cindy dan Naura.

"Hai, gue sama sahabat gue boleh duduk di sini kan?" tanya Adisty dengan memasang puppy eyesnya.

"Silakan Adisty cantik."

"Terimakasih Leon unyu."

"Sama-sama Adisty yang cute," jawab Leon kembali dengan nada imutnya.

"Jijik."

Semua orang menatap Nathan yang mengatakan hal itu namun masih tetap fokus pada nasi gorengnya.

"Ya udah deh Le, gue mau beli kwetiaw dulu ya. Kalian ada yang mau nitip sesuatu nggak?" tanya Adisty pada yang lain.

"Nggak Dis, thanks."

"Oke deh Bry."

Adisty, Cindy dan Naura bergegas pergi ke arah yang berbeda. Tak perlu menunggu lama, tangan kiri Adisty memegang piring berisi kwetiaw goreng dan tangan kanannya memegang teh botol sosro.

Sesampainya di meja, hanya tersisa satu spot kosong. Yaitu di sebelah kanan Nathan.

Walaupun sedikit enggan, namun akhirnya Adisty tetap duduk di sana.

Saat menolehkan kepalanya, bukannya mendapati sebuah ekspresi dingin atau garang dari Nathan namun Nathan tampak makan dengan tanpa ekspresi sama sekali. Seakan pikiran dan otaknya kosong.

Adisty yang kelaparan memutuskan untuk fokus pada kwetiawnya daripada membangunkan macan dari kandangnya di sampingnya itu.

"Dis, gue denger OSIS bakalan perform di ultah sekolah?"

"Iya Bry," jawab Adisty sambil menusuk daging ayam di kwetiawnya dengan garpu.

"Jangan bilang kalau yang bakalan perform itu lo sama Kudanil?!" jerit Leon membuat hampir semua yang duduk di meja tersebut menutup telinga, kecuali Nathan yang hanya memejamkan matanya sejenak.

Adisty mengangguk mengiyakan, "emang."

"Kenapa harus lo berdua?" tanya Sam yang duduk paling jauh dari Adisty.

"Entah Sam, menurut anak OSIS yang lain sih karena chemistry kami yang paling bagus."

"Suara jelek aja bangga," timpal Nathan sarkastik.

"Siapa maksud lo?!" tanya Adisty dengan nada tinggi.

"Lo!" jawab Nathan singkat lalu pergi dari tempat itu.

Sepeninggal Nathan, Adisty terlihat masih sangat dongkol. Bahkan kwetiaw kesukaannya kini tergeletak di atas meja, tak lagi Adisty berniat untuk melahapnya.

ELNATHANIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang