Chapter 22

38.8K 4.2K 268
                                    

"Kenapa sih Nat?" tanya Adisty bingung dengan sikap diam Nathan.

"Gue," ucap Nathan menggantung.

"Kenapa?"

Nathan menarik napas panjang. Ditatapnya kedua manik mata Adisty dalam, seakan mencari sesuatu yang mungkin tersembunyi di dalamnya.

"Gue mau ngucapin selamat buat lo sama dia."

"Selamat? Gue? Sama dia? Maksud lo apa sih Nat? Gue nggak paham."

"Shit!" umpat Nathan tak terlalu keras.

"Kok malah mengumpat Nat? Lo nggak mabok kan? Bicara lo ngelantur banget. Mending lo istirahat deh di ruang kesehatan, mungkin lo kecapekan makanya nggak jelas gini. Gue balik ke sana duluan ya."

Adisty berlalu meninggalkan Nathan, namun lengan kiri gadis itu segera dicekal oleh Nathan.

"Selamat lo udah jadian sama Kudanil," ucap Nathan lalu pergi meninggalkan Adisty yang terpaku mendengar ucapan Nathan yang sarat akan kesedihan.

"Nat," panggil Adisty pelan.

Tanpa berbalik, Nathan hanya menghentikan langkahnya saja. Dia tidak yakin akan tetap bisa menatap Adisty dengan perasaan biasa saja jika dia berbalik sekarang.

"Gue..." Adisty menghela napas panjang, "gue nggak ada apa-apa sama Nial."

Mendengar hal itu, spontan Nathan berbalik.

Adisty menunduk dengan kaki kanan yang menendang-nendang kerikil kecil di tanah.

"Perjelas maksud lo!"

Adisty menegakkan pandangannya sedikit, tatapannya bertemu dengan manik mata tajam milik Nathan.

"Gue sama Nial sebenarnya nggak pacaran."

"Jadi, yang kemarin?"

"Nial bilang gitu biar gue bisa segera move on dari lo."

"Dari gue?!"

Adisty menutup mulutnya lalu berlari meninggalkan tempat itu.

Tanpa disadari, malam itu Nathan tersenyum. Senyum bahagia yang sudah selama beberapa tahun ini musnah.

Nathan berjalan cepat dengan langkah panjangnya dan dalam sekejap mampu menyusul Adisty. Dicekalnya lengan Adisty yang membuat gadis itu berbalik.

Secara tiba-tiba Nathan mencium Adisty tepat di bibir gadis itu. Adisty yang terkejut hanya mampu diam saat Nathan menciumnya. Nathan melepas ciumannya lalu tersenyum penuh arti.

"Itu ciuman pertama lo ya? Keliatan banget lo kaku gitu."

Mendengar hal itu kontan Adisty memukul lengan Nathan keras-keras.

"Lo juga ngapain nyium gue tiba-tiba?!"

"Nggak usah marah-marah! Lagian ciuman gue nggak gue kasih ke sembarang orang!"

"Bodo amat! Yang jelas gue benci sama lo! Enak aja udah ngerebut ciuman pertama gue! Kan ciuman pertama gue khusus buat pacar gue bukan buat orang bar-bar!"

"Kalau gitu mulai sekarang gue pacar lo! Itu ciuman pertama lo buat pacar lo, oke?"

Nathan mengacak kasar rambut Adisty sambil tertawa renyah lalu pergi dari sana menuju backstage, tempat dimana teman-temannya berada.

Sepeninggal Nathan, Adisty tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan bibirnya. Berharap itu bukan hanya mimpi dalam tidurnya.

Ponsel Adisty berbunyi, diliriknya pop-up message tersebut yang menyatakan dia harus segera ke atas panggung untuk tampil bersama Nial.

ELNATHANIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang