Chapter 31

53.3K 4.5K 156
                                    

"Maksud lo Dis?" tanya Nathan bingung dengan maksud perkataan Adisty.

"Gue sebenarnya anak angkat Nat, orang tua gue meninggal waktu gue masih kecil." ucap Adisty disertai tetesan air mata yang tidak mampu ia bendung lagi.

Nathan merengkuh Adisty dalam dekapannya. Dibelainya dengan lembut rambut dan punggung Adisty agar gadis itu tenang.

Terdengar isak tangis Adisty yang membuat hati Nathan ikut teriris.

"Orang tua kandung lo pasti bangga lihat anaknya tumbuh jadi cewek baik, cantik, pintar kayak lo Dis."

Adisty melepas pelukan Nathan, dihapusnya bulir air mata di kedua pipinya dengan punggung tangan.

"Sikap lo nggak akan berubah walaupun lo tahu gue cuma anak angkat kan Nat?"

Dengan lembut Nathan menangkup kedua pipi Adisty dengan tangannya dan menghapus sisa air mata dengan kedua ibu jarinya.

"I will always love you no matter who you are and no matter how your past."

Nathan kembali membelai lembut rambut Adisty yang sudah cukup mengering.

"Orang tua gue meninggal karena kecelakaan."

Dibiarkannya Adisty melanjutkan bercerita sedangkan Nathan terus membelai lembut rambut gadis itu.

"Waktu itu gue sama orang tua gue baru pulang dari liburan di pantai. Gue duduk di belakang, sedangkan mama duduk di depan di samping papa."

Nathan menatap Adisty yang terlihat sangat terpuruk. Terlebih selama enam belas tahun, dia tidak pernah menceritakan rahasia tersebut pada siapapun.

"Tepat di jalan depan situ Nat, orang tua gue meninggal." Adisty kembali terisak. Beberapa bulir air mata kembali membasahi pipi gadis itu.

"Yang gue ingat, kami kecelakaan karena papa menghindari seorang anak kecil yang lagi ngambil bola di jalan."

Nathan menghentikan aksinya membelai rambut Adisty. Tangannya seakan membeku seketika. Bahkan jiwanya seakan tidak berada di tubuhnya.

Sekelebat bayangan kelam masa lalunya melintas di pikiran Nathan. Masa lalu yang dengan susah payah dia coba tenggelamkan agar tidak muncul kembali.

"Papa meninggal seketika di tempat, sedangkan mama meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit."

Nathan sudah tidak mampu lagi mendengar apa yang dikatakan Adisty padanya.

Yang kini dia pikirkan adalah, bagaimana jika masa lalu dia dan Adisty memang terkait satu sama lain.

"Setelah orang tua gue meninggal gue selalu bertanya-tanya pada diri gue sendiri... buat apa gue masih hidup? Bukankah lebih baik kalau gue ikut orang tua gue ke surga?"

Tanpa mereka sadari, rahang Nathan mengeras. Ia mencoba meredam emosinya agar gadis di sampingnya tidak menyadari pergantian emosi seketika dalam diri Nathan tersebut.

"Sampai akhirnya om sama tante gue yang dulu tinggal di Bandung memutuskan pindah ke Jakarta dan merawat gue disini."

Adisty menatap manik mata Nathan yang tengah menatap ke arah lain.

"Tapi sekarang gue ngerasa hidup gue nggak sia-sia karena gue punya orang tua angkat yang super baik dan pacar kayak lo."

Mendengar hal itu membuat Nathan kembali menatap Adisty walaupun dengan senyum yang sedikit ia paksakan.

"Gue beruntung punya lo di samping gue Nat," ucap Adisty lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nathan.

Nathan masih terdiam, dia terlalu sibuk bergulat dengan pikirannya sendiri.

ELNATHANIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang