Chapter 26

57.2K 4.6K 41
                                    

Pertandingan penyisihan berlalu dengan sangat mudah bagi tim basket Nusantara. Kini pertandingan telah memasuki putaran final. Tersisa empat tim dengan dua grup.

Grup A akan mempertandingkan antara tim basket Sendana dan Mutiara. Sedangkan grup B akan mempertemukan antara tim basket Garuda dan Nusantara.

Tim basket Nusantara menunggu waktu pertandingan mereka dengan menyaksikan pertandingan grup A. Terlebih mereka mengawasi bagaimana tim basket Sendana yang sedang menunjukkan permainannya.

Yang paling membuat tim basket Nusantara tak menyukai Sendana bukan karena mereka rival dari tahun ke tahun. Melainkan mereka sangat tidak menyukai permainan agresif dan kasar yang ditunjukkan Sendana.

Kasar? Yap! Namun mereka sangat handal dalam segi blocking hingga wasit tak melihat kecurangan yang mereka lakukan.

Bahkan tak jarang para pemain lawan cidera karena ulah mereka. Namun sampai saat ini, kebiasaan buruk SMA Sendana masih tak terhentikan.

Baru saja Ardan melakukan slam dunk yang membuat timnya sukses melenggang masuk ke final. Ketika tatapan Ardan bertemu dengan manik mata Nathan, sebuah smirk tercetak di bibir cowok penyandang ketua tim basket SMA Sendana tersebut.

"Nat," panggil Adisty yang berdiri tidak jauh dari cowok tersebut. Adisty berjalan menuju tempat Nathan namun dengan sengaja bahu gadis itu disenggol oleh salah seorang pemain basket bernomor punggung tiga belas.

"Sorry gue nggak sengaja," ucap Adisty sambil sedikit membungkuk.

"Ngapain pakai minta maaf ke orang yang sengaja jahatin lo?" Nathan segera menegakkan kembali badan Adisty lalu membimbing gadis itu agar segera menjauh dari pintu keluar pemain SMA Sendana.

"Lo kenal sama dia Nat?"

"Nggak."

"Kok lo tadi bilang gitu? Kan nggak baik nuduh orang sembarangan."

"Bisa diem nggak sih?!" Melihat emosi Nathan yang mudah meluap membuat nyali Adisty sedikit menciut.

"Jangan kasar sama dia kali Nat, kasihan." Ucapan Bryan kontan mendapat balasan tatapan tajam dari Nathan hingga Bryan langsung tutup mulut dan tidak ikut campur dalam permasalahan kedua orang tersebut.

"Jangan baik sama semua orang!" tegas Nathan dengan tatapan tajamnya pada Adisty yang dibalas gadis itu dengan anggukan kepala.

"Adisty ngapain kesini? Pasti kangen sama Leon unyu ini kan?" goda Leon dengan suara tengilnya.

"Pala lu! Dasar sok unyu!" Sebuah jitakan mendarat di kepala Leon.

"Sam jahat deh sama dedek Leon."

"Jijik Le!"

"Berisik lo berdua... lo ke sini sebagai tim medis kita Dis?" tanya Bryan ketika melihat Adisty memakai name tag dengan tulisan tim medis Nusantara.

"Sejak kapan lo jadi tim medis?" tanya Nathan dengan nada sedikit sarkastik karena Adisty yang masih menunjukkan ekspresi kesal padanya.

"Barusan. Farah tadi tipesnya kambuh makanya coach minta gue gantiin dia sementara." jelas Adisty pada Nathan dan timnya.

"Kalian buruan pemanasan! Adisty... kita duduk disana." perintah coach langsung diikuti oleh seluruh anggota tim.

Semua pemain sudah memasuki lapangan pertandingan. Mereka melakukan pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Sedangkan Adisty duduk mendampingi coach di bangku di samping lapangan pertandingan.

Pertandingan berlangsung cukup sengit karena SMA Mutiara memiliki aliran permainan yang berbeda dengan SMA Nusantara. SMA Mutiara lebih mengandalkan defense mereka yang sulit dibobol lawan sedangkan SMA Nusantara mengandalkan permainan cepat antar pemain untuk dapat masuk ke area pertahanan lawan.

ELNATHANIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang