Keesokan harinya....
Mereka kembali melakukan kegiatan mereka kembali. Saat ini mereka sedang berkumpul di di taman kampus. Gabriel dan Shilla terlihat saling berdiam. Sebenarnya Gabriel ingin sekali mengajak Shilla untuk kembali kepadanya namun ucapan Shilla saat hari itu benar benar membuatnya kecewa.
Sama hal nya dengan Shilla dan Gabriel, Cakka dan Sivia pun terlihat saling berdiam. Sivia ingin sekali meminta maaf kepada Cakka namun melihat Cakka yang terlihat masih sangat marah kepadanya jadi dia mengurungkan niatnya itu.
"Oh iya ini siapa ?"tanya Ify memecah keheningan.
"Oh iya gue lupa ngenalin Agni. Kenalin semuanya dia Agni pacar gue "ucap Cakka. Agni tersenyum.
"Hai Agni senang bisa kenal sama lo "ucap Ify. Agni memandang ify bingung.
"Um hai..."ucap Agni bingung.
"Ify..panggil aku Ify "ucap Ify yang mengerti kebingungan Agni. Agni tersenyum lalu menganggukan kepalanya.
"Oh iya Vano mana nih ?"tanya Alvin karena sedari tadi belum melihat Vano.
"Eh iya ya mana Vano "ucap Ify yang membuat semuanya menolehkan wajah mereka menatap Ify yang membuat ify jadi bingung sendiri.
"Loh kenapa ? Ada yang salah ?"tanya Ify.
"Lo suka sama Vano ya Fy "ucap Alvin yang membuat Ify menjadi gelagapan sendiri.
"Hah ! Kamu ngomong apa sih Vin "ucap Ify gugup.
"Udah ngaku aja kalau lo suka sama Vano. Gue setuju kok "ucap Gabriel.
"Iya ngaku aja, gue dukung kok "tambah Cakka. Mendengar ucapan Gabriel dan Cakka membuat Sivia, Shilla bahkan Alvin menatap mereka berdua tak percaya.
"Em kalau boleh jujur sebenarnya ..."Ify tidak lagi melanjutkan ucapannya, ia yakin wajahnya pasti sudah sangat merah sekarang. Mungkin merah seperti tomat.
"Kalau sebenarnya lo suka sama Vano sejak lo ketemu sama dia kan ?"tanya Cakka dan itu benar tepat sasaran.
"Apaan sih Cak "ucap Ify malu sambil menundukkan kepalanya.
"Tuh kan berarti ucapan gue bener dong. Cieee Ify Vano nih ..woy sorakin dong "ucap Cakka kesal karena yang lainnya hanys diam. Seperti mendapatkan perintah mereka semua pun menyoraki Ify dan itu tentu saja semakin membuat Ify malu. Agni yang baru saja mengenal mereka pun seperti sudah mengenal mereka sejak lams saja. Buktinya dia sangat akrab dengan semuanya.
"Hai kenapa nih ? Kayaknya rame banget ?"tanya Vano yang baru saja datang. Mereka semua menolehkan wajahnya menatap Vano. Vano menaikkan satu alis nya merasa bingung.
"Kenapa kok malah diem kayak gini ?"tanya Vano bingung.
"Dia siapa sih SKSD "ucap Gabriel. Vano menatap Gabriel bingung.
"SKSD ? Apaan tuh ?"tanya Vano.
"Sok Kenal Sok Dekat "ucap semuanya serempak lalu mereka pun tertawa melihat wajah Vano yang sekarang cemberut. Mirip sekali dengan Rio.
"Canda Van canda "ucap Gabriel sambil nyengir.
"Iya...lagi ngomongin apa sih tadi seru banget kayak nya ?"tanya Vano. Ify menatap mereka memohon. Semuanya serempak menganggukan kepalanya mengerti Ify. Vano kembali menatap mereka bingung.
"Tadi diem sekarang malah ngangguk ngangguk ...aneh deh kalian semua "ucap Vano sambil menggelengkan kepalanya.
"Biarin "ucap mereka kembali serempak.
"Oh iya hari minggu kita jalan jalan yuk, kemana gitu. Boring gue "ajak Alvin.
"Setuju tuh, sekalian mau berduaan sama yayang Agni "ucap Cakka sambil mengedipkan matanya ke arah Agni yang saat ini menunduk malu.
"Eaaaaa...asik dah Cakka Agni "ucap Alvin,Vano dan Gabriel.
"Ok, gimana kalau kita ke pantai yuk sekalian refresing "usul Ify.
"Wah mau mau "ucap Agni, Shilla dan Sivia.
"Gimana para cowok kalian setuju nggak ?"tanya Ify.
"Setuju dong "ucap para cowok.
"Ok jadi fix ya kita ke pantai "ucap Alvin. Mereka semua menganggukan kepalanya.
"Oh iya fy, bentar lagi dosen mau masuk nih. Yuk ke kelas "ajak Vano. Ify menganggukan kepalanya.
"Ya udah kalau gitu kita duluan ya semua "pamit Ify lalu dia pun pergi menuju kelas nya bersama Vano. Sedangkan mereka semua sibuk menyoraki Ify dan Vano yang saat ini sudah cukup menjauh. Mereka jadi teringat dengan Ify dan Rio saat masih bersama dulu.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Tak Sampai 2
RomanceKetika cinta meninggalkan ku, aku merasa sendiri. Dan ketika cinta yang lain datang menghampiri ku dan membuat hatiku kembali berharap tapi cinta itu malah mengabaikan ku ?.. Haruskah aku kembali berharap pada kenyataan yang pahit ?