Cakka menghentikan langkahnya di sekolah SMA yang dulu pernah menjadi sekolahnya. Dia menghela nafasnya. Lalu dia pun berjalan menuju tangga yang menjadi jalan penghubung ke atap sekolah.
Sepoyan angin yang lembut seolah menyambut kedatangan Cakka saat Cakka masuk ke sini.
Cakka tersenyum lalu berjalan ke pojok atap. Mata nya kembali memanas saat mengingat kembali kenangan indah persahabatan mereka dulu. Persahabatan yang pernah diwarnai oleh air mata dan kesedihan namun penuh dengan canda tawa dan kebahagian kini hem mungkin sudah tidak ada lagi. Cakka sangat merindukan suasana yang seperti dulu.
Cakka memejamkan matanya saat kenangan indah itu kembali berputar di kepalanya.
*Flash back *
"Hei entar kita main basket di rumah siapa nih ? Bosen gue di rumah terus "tanya Alvin.
"Rio aja "ucap Gabriel dan Cakka kompak. Rio mendelik sebal menatap teman temannya itu.
"Ah selalu aja rumah gue yang jadi sasaran nya "ucap Rio sebal sementara yang lain hanya terkekeh.
"Ayolah yo, yo ayolah "bujuk mereka bertiga sambil mengedipkan mata mereka yang membuat Rio bergidik.
"Iya iya boleh "serah Rio yang membuat mereka bersorak senang.
"Jangan lupa buatin jus sama rujak nya ya yo em atau nggak itu apa ya namanya "ucap Alvin sambil berfikir.
"Itu vin, jamur sama kentang goreng pake saus pedes itu "ucap Cakka.
"Wah enak tuh "ucap Gabriel.
"Iya iya terus mau apa lagi mas mas "ucap Rio sebal semantara yang lain hanya tertawa melihat wajah lucu Rio.
*flash back on*
Akhirnya air matanya tak bisa ia tahan, Cakka menangis. Dadanya sangat sesak mengingat semua itu. Dia sangat tidak kuat.
"Nangis aja kamu "ejek seseorang yang sangat Cakka kenal suara nya. Cakka membalikkan badannya dan terkejut melihat orang itu.
"Agni "kaget Cakka. Perempuan yang dipanggil Agni itu hanya tersenyum.
"Hallo Cakka "ucap Agni sambil tersenyum. Cakka langsung berlari memeluk Agni.
Agni tersenyum lalu membalas pelukan Cakka. Dirasakan tubuh Cakka bergetar dan baju nya juga terasa sedikit basah, dia tahu pasti Cakka sedang menangis.
"Aku udah tau semuanya, nangis Cak. Nangis aja sepuas kamu, kalau itu yang bisa membuat kamu menjadi tenang "ucap Agni dan akhirnya terdengar suara tangisan Cakka yang membuat Agni juga ikut meneteskan air matanya . Dia dapat mengerti perasaan Cakka saat ini. Ya, sebenarnya saat Cakka dan Sivia sedang bertengkar tadi Agni ada disana. Namun dia memilih untuk bersembunyi dan mengikuti Cakka.
"Aku kangen Rio Ag "ucap Cakka yang membuat Agni semakin memeluk Cakka erat. Dia tidak tega melihat Cakka seperti ini. Dia juga sedih dan bisa merasakan apa yang saat ini tengah di rasakan oleh Cakka . Dan itu sangat menyakitkan . Tapi Agni tidak bisa berbuat apa apa , dia hanya bisa memeluk sambil mengucapkan kata kata yang bisa membuat Cakka menjadi sedikit tenang.Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Tak Sampai 2
RomanceKetika cinta meninggalkan ku, aku merasa sendiri. Dan ketika cinta yang lain datang menghampiri ku dan membuat hatiku kembali berharap tapi cinta itu malah mengabaikan ku ?.. Haruskah aku kembali berharap pada kenyataan yang pahit ?