Author pov
Sore ini, sepasang kekasih sedang menghabiskan hari denga duduk di pinggir sungai han. si wanita terlihat sangat dingin menatap si pria yang sedang bicara denganya.
Wanita itu bahkan dengan berani menepis tangan kekasihnya yang memegang telapak tanganya dengan lembut. Si pria hanya menatap wanita modis itu dengan tatapan lemah. Bagaimana tidak, wanita kaya yang egois seperti ini, yang ia cintai sejak 7 tahun lalu dan ber status kekasih nya sekarang.
" ku mohon, jangan ke club lagi, hari ini aku sedang libur, siapa yang akan membawamu pulang saat kamu mabuk " si pria berucap dengan keputus asaan, karna kekasihnya tidak pernah mau mendengar perkataanya. memang si waniti cukup jarang mabuk, namun bukan berarti ia tidak pernah mabuk.
" Amber berhenti mencampuri urusanku, kau bukan suamiku, kau hanya kekasihku ingat hal itu!!! " wanita yang berstatus kekasih amber kesal, dan lebih memilih berlari pergi dari samping amber. pria bernama amber terdiam, sudah cukup lama ia bersabar dengan sikap egois kekasihnya yang bernama krystal jung itu. kekasih yang tidak pernah mendengar ucapa nya. yang lebih parah, Kadang krystal mengabaikan nya ketika pria kaya dan tampan mendekatinya. ia seperti tidak mengenal amber. Jangankan menganggap Amber kekasih, bahkan teman pun enggan, ketika ia sedang sibuk dengan para pria nya. Namun entah kesabaran dari mana, Amber selalu mengalah dengan sikap gila krystal jung, mungkin karna ua berfikir kristal mencintai dia.
" aku hanya mengkhawatirkan kamu krys " lirih amber nampak lemah. Untuk ke sekian kalinya mata amber berkaca menatap punggung kekasihnya, yang mulai menjauh, amber memang lemah jika itu menyangkut krystal.
Krystal terlihat berjalan dengan langkah marah, Sang sopir yang sudah menunggu di ujung jalan langsung berlari membukakan pintu karna melihat sang nona datang.
Sedang di barisan belakang terlihat beberapa orang dengan setelan jas hitam, tentu saja mereka adalah pengawal sang Putri. Pengawal yang berada di jarak yang cukup jauh saat sang nona sedang berkencan dengan kekasihnya.
krystal memang menyuruh mereka agar tidak terlalu dekat saat ia sedang berkecan dengan amber. Alasan pertama karna krystal tidak ingin orang orang mengenalnya dan ia ingin amber merasa tenang.
" antar aku pulang " krystal masih dengan wajah dingin berucap pada sopir sekaligus teman bicara, kepecayaanya itu.
" tapi nona, bagaimana dengan tuan amber? " sopirnya khwatir pada amber, tentu saja, Sang sopir memang masih muda, ia seumuran dengan amber, dan cukup sering mereka menggobrol.
Krystal kembali menatap ke arah amber yang masih fokus menatap ke arahnya, kemudian Krystal mendengus kesal.
" hah, tinggalkan saja. dia membuatku kesal " krystal bicara ketus pada sopirnya. Sang sopir sudah biasa melihat nonanya memasang wajah seperti itu setiap kali bertemu dengan amber. Namun tidak jarang pula, wajah Krystal berseri seri karna bahagia.
" nona, Kenapa slalu bersikap kasar pada tuan Amber,? padahal ia sangat mencintai nona " sang sopir memberi nasehat pada majikan, seperti biasa, inilah yang sering dia lakukan, saat hanya ada dia dan nonanya.
" aku mencintainya juga eric. Tapi dia egois dan suka mengaturku, aku tidak suka dia " krystal terlihat pusing. Hati Krystal memang mencintai amber, namun mulutnya selalu berusaha menolak dengan ucapan dan tingkah kasarnya.
" lalu kenapa nona tidak memetuskanya saja, kalau begitu? " eric memeberikan skak mat pada krystal hingga ia terdiam dan tidak bisa apa apa lagi.
" jangan bicara lagi " jawab krystal lemah. Ia tidak pernah ingin memutuskan amber, meski ia tahu amber miskin dan tidak punya apa, apa berbeda jauh dari dirinya yang punya segalanya.