Author pov
" Jenni mirip dengan mu bodoh, " Jay kaget dan langsung menatap Irene cepat.
" Tapi kami berbeda, " Irene menggeleng gelengkan kepalanya.
" Intinya Jenni mirip denganmu TiTik!! " Jay akhirnya mengangguk setuju.
" Sayang, Jenni menitip beberapa hal, kamu bisa menolong ku tidak? " Irene mengangguk.
" bisa, tapi temani, aku kan artis, bagaimana bisa masuk tempat perbelanjaan tanpa pengawalan, " Jay tersenyum manis.
" aku siap kapanpun kamu butuh " Jawab Jay kemudian mencium kening Irene.
" tapi pakaian mu, aku memiliki beberapa jas di mobil, pakai saja untuk menutupi tubuh mu " Irene mengangguk setuju, ia tidak pernah menolak Untuk sebuah permintaan, apalagi dari sang kekasih.
" beberapa wartawan menanyakan tentang hubungan kita dua hari lalu, katanya kita sudah putus karna isu keluarga Jung memiliki calon menantu yang lebih pantas untuk cucu pertama mereka, apalagi kakekmu masih belum memberikan respon untuk hubungan kita sejauh ini " Irene berucap dengan ekspresi lemah.
" oh itu, " Jay menoleh sebentar kemudian kembali fokus menyetir..
" saat aku di Jepang, paman Lay dan bibi Jessica berkunjung, membawa Putri mereka, ku pikir itu isue yang Bagus, jangan khawatir. Soal kakek mungkin kakek masih belum ingin ikut campur saja, Kamu hanya harus ingat, bahwa setiap tatapan mataku adalah janji, " Jay tertawa setelah mengucapkan kalimat terakhir nya.
" sejak kapan kamu menjadi sangat puitis, " Jay menggeleng.
" itu kalimat yang daddy ucapkan setiap kali mommy menuduh daddy yang bukan bukan, daddy bilang itu ampuh " Jawab Jay sambil tersenyum malu.
" orang orang selalu bilang putra sulung Amber lebih dominan mirip sifat ibunya, tapi ku pikir dia lebih mirip ayahnya, apa aku salah? " Jay menggeleng.
" tentu tidak, kamu 100% benar, dari Sekian banyak orang hanya kamu dan mommy yang tahu fakta itu, Jenni dan daddy saja tidak tahu itu, " Irene mengangguk setuju..
" aku memang kekasih yang peka " Jay tersenyum, sambil mengangguk.
" Tentu, " jawab Jay cepat.
" apa kamu tidak akan menyerah soal ibuku? " Jay menatap sebentar Irene, kemudian tersenyum manis.
" Jika aku sudah menyerah berjuang sendirian,maka akan ku bawa keluarga ku untuk berjuang, ku pikir ibumu tidak akan menolak lagi, setidaknya tidak di depan mommy dan daddy, " cengir Jay. Irene menggeleng sambil mengelus kepala Jay.
" cah, kita sampai, Tunggu di sini sebentar, " Jay keluar dari mobil mewahnya lebih dulu, ia kemudian membuka pintu belakang mobil untuk mengambil salah satu jas miliknya..
" nah silahkan keluar Noona " Jay membukakan pintu untuk Irene, Irene keluar dengan senyum manisnya. Jay memasangkan jas nya di tubuh Irene, setidaknya agar wanita yang ia cintai itu merasa sedikit lebih Aman..
" seluruh wanita akan iri padaku, jika kamu memperlakukan ku dengan sangat baik, " Canda Irene.
" maka seluruh pria akan iri karna tidak bisa memperlakukan wanita sebaik caraku, benar? " balas Jay bercanda.
" aigo, aku selalu saja kalah dalam menggodamu, " Jay membawa Irene ke rengkuhan nya kemudian mulai berjalan masuk pusat perbelanjaan...
" ku pikir setelah ini tidak akan ada berita soal cucu laki laki jung memiliki calon istri yang lebih pantas, selain Irene, "
-------------------
" pembalut juga? " Tanya irene memastikan.
" oppa, bagaimana bisa Jenni melakukan ini padamu, " Lanjut irene tidak percaya. Biasanya Jenni hanya menitip beberapa barang saja, seperti stock makanan ringan dengan jumlah besar, beberapa botol minuman tanpa soda dan beberapa barang lain nya, tapi kali ini adik dari Jay itu menitipkan Pembalut wanita juga.