Author pov.
1 minggu kemudian
Amber baru saja selesai menyanyi di kafe, namun ia sedikit tidak enak hati, karna beberapa malam ini krystal tidak nampak meski hanya sebentar.
Amber merasa aneh karna sangat jarang kekasihnya itu tidak menyaksikan dia bernyanyi terlebih dengan ramainya pengunjung wanita yang terus menggoda nya dengan kedipan mata.
" kau akan pulang sekarang? apa tidak sebaiknya menyayi lagi, malam ini kau hanya dua kali menyayi am " luna yang melihat amber hendak pulang langsung memberi amber pertanyaan.
" belum, aku hanya ingin menghubungi krystal sebentar, tidak biasanya dia mendiamkan ku seperti ini " amber mencoba mengungkapkan masalah hubunganya dengan krystal yang satu minggu ini sedikit dingin, setelah ia menutup panggilan krystal hari itu.
" duduk dulu " luna menarik amber kebelakang panggung dan di atas sana hendri sedang asik bermain piano.
" coba ceritakan apa masalahnya, tidak biasanya kau sekhawatir ini " tanya luna, ia juga ikut kwatir melihat amber yang nampak tidak tenang.
amber mulai menatap luna serius, ia berfikir luna orang yang tepat untuk curhat, selain mereka sering duet bersama, luna sudah cukup akrab dengan nya." sebenarnya, aku merasa tidak memiliki masalah dengan nya lu, tapi jika kami memiliki masalah, ku pikir karna aku mematikan telpon darinya tanpa seizin nya, tapi dia tidak akan mendiamkan ku dia akan mendatangi rumah ku dan, berteriak di kamar ku, sekarang dia tidak melakukanya, ku fikir ada masalah lain di sini " amber memasang wajah sedih nya, bagaimana pun juga, ia waJib khawatir tentang krystal.
" kenapa kau mematikan panggilan darinya?" luna mencoba mencerna setiap ucapan amber, hanya untuk menemukan masalah nya terletak di bagian mana.
" dia menyuruh ku menikahinya lebih cepat, malam itu suaranya terdengar lebih dingin dari biasanya " amber menjelaskan bagaimana krystal menelponya satu minggu lalu.
" di situ masalahnya amber. harusnya kau tanya alasanya menyuruh mu menikahinya lebih cepat, bukan mematikan panggilan darinya, kenapa kau begitu bodoh, aku pikir dia sangat mencintai mu di sini " jelas luna, luna benar, amber harusnya bertanya sebelum mematikan panggilan dari krystal, tapi sudah terlambat.
" akhir akhir ini, dia memang terlihat sangat mencintai ku, tapi aku sedikit ragu setelah pria yang ia sukai sejak SMA kembali " amber nampak lesu, lesu membahas soal L.
" apa lagi yang kau ragukan? putri orang kaya seperti dia, menyuruhmu menikahinya dan kau mengabaikanya, apa yang ada di pikiran mu sebenarnya pria bodoh!! lagi pula jika ia masih mencintai pria itu ia sudah pasti tidak akan menyuruhmu menikahnya " luna mencibir amber habis habisan.
" aku tidak memiliki apa apa untuk menikahinya sekarang lu, aku malu jika nanti aku di anggap hanya ingin hartanya. Kau benar, tapi aku sedikit takut jika alasanya meminta ku menikahnya hanya untuk menghindari L " luna menatap amber iba, memang benar faktanya, semua orang tidak seperti krystal, mereka punya pendapat yang berbeda, terlebih amber terkesan tidak ingin memutuskan krystal. Jika soal L amber memang wajid merasa takut terlebih satu minggu ini ia tidak berhubungan dengan krystal.
" kau benar, setidaknya kau harus ke rumahnya dan bertanya apa masalah kalian, maka semuanya akan selesai. nah sekarang pergilah, aku akan mengatakan pada bos, bahwa malam ini kau menemui krystal. maka dia tidak akan berkutik, semua orang tahu siapa kekasihmu " cengir luna mencoba membuat amber berfikir, bahwa amber orang yang paling beruntung.
" aku akan pergi sekarang lu, terimakasih sudah mendengar ku " amber berlari pergi menuju motor nya yang terparkir di depan kafe.
********