"Chagiya~"Suara bariton itu lagi. Aku sudah memperingatkannya untuk tidak datang lagi ke dalam hidupku.
"Pergi."
Kulihat pantulan dirinya di cermin washtafel. Ia menarik sebelah sudut bibirnya. kedua tangannya memeluk pinggangku. Meletakkan dagunya dibahuku.
"Tidak semudah itu, sayang."
Jemarinya menyelipkan rambutku ke belakang telinga. Dia menatapku sendu di cermin dan mengukir senyum pahit.
"Aku masih suamimu. aku tahu kau masih membenciku."
Kecupan lembut di pelipisku. Dadaku sesak penuh rasa sakit. Aku ingin berhenti memikirkan itu. Membuatku Gila. Dia datang tapi membuatku sakit. Aku mati.
"Berhentilah omong kosongmu." Aku melepaskan pelukannya . "Dan pergilah temui wanita pujaanmu itu." Pelupuk mata ini tanpa sadar menumpahkan seluruh air mata. Pipiku basah -aku menangis. Mengingat kejadian hari itu yang membuat hatiku teriris.
Sekali lagi, ini sakit.
"K-kau.. salah paham." Katanya, berdiri tatapannya jatuh ke lantai marmer kamar mandiku -kami. "Tak bisakah kau memberiku kesempatan untuk menjelaskan?"
"Tidak." Air mata terus mengalir deras . Aku tidak sanggup mengatakannya. Aku mencintainya.
"T-tolong, aku hanya mencoba meno-... " ucapannya terhenti . Hela napas berat dari mulutnya. Badanku diputarnya hingga menghadapnya.
Bibirnya menyentuh lembut dahiku. Entah sejak kapan ini terasa so close bagiku. Dekapannya membuat hatiku semakin meronta memohon tolong . Aku sungguh mencintainya, tapi terlalu sakit mengingatnya.
"O-oppa.. s-saranghaeyo..." aku menumpahkan tangisanku sejadi-jadinya di dekapan seorang Kim Taehyung .
"Maafkan aku (y/n)-ya.. hari itu aku tidak sengaja..." Ia mengecup puncak kepalaku lembut. Aku mendongak sekedar melihat wajah tampannya. Bibirnya membentuk lengkung tulus termanisnya. Kakiku berjinjit mencium bibirnya sekilas. Meninggalkan bekas merona di pipinya.
"Mulai sekarang.. kau dapat jatah." Aku terkekeh melihat ekspresi blank setelah ku ucapkan itu .
"Jatahku kuambil sekarang ." kami tertawa lepas . Tanganku ku kalungkan ke lehernya .
"Aku akan menciptakan kepemilikan Kim Taehyung disini ." Mengelus pelan perutku . Aku tersenyum geli .
"Kau siap kan , nyonya Kim?" . Katanya , smirk andalannya .
"Tentu saja , tuan Kim ."
Dia menggendongku ala bridal style . Membawaku merasakan malam yang panjang .
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
kurang baper yah?'-'
Duh maaf>< this is my first
Okay~ akan diperbaiki next time^^

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE BTS
FanfictionTidak apa-apa jika ingin membaca, hanya saja diharapkan memperhatikan kondisi fisik dan mental. Imajinasi yang begitu tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar kencang, timbul rasa ingin memiliki, serta pahitnya kenyataan yang tidak bisa dihindari...