★★★★★★★★Sudah setengah tahun ini Rifaldy menyibukkan dirinya dengan segala urusan di kantor pusatnya itu. Kini dia telah kembali ke Jakarta dan meninggalkan Surabaya. Kota dimana sebagai saksi atas kekalahannya meraih cinta wanita yang bernama Ailanur Putri Az-zahwa. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk belajar melupakan semua tentang gadis itu-dengan cara pergi sejauh mungkin dari kehidupannya.
Malam terakhir dia melihat Ailanur begitu cantik mengenakan gaun pengantinnya, menjadi pemandangan paling indah yang takkan pernah dia lupakan. Aura cantik dan begitu bahagia tercetak jelas dari raut wajah sang wanita pujaannya yang kini telah syah menjadi istri dari mantan temannya terdahulu. Namun, lagi-lagi semua usahanya terlihat sia-sia saja. Pada nyatanya, Rifaldy selalu memikirkannya-sosok wanita itu-wanita yang masih sama.
Ada satu hal yang menjadi kebiasaannya selama kurang lebih setengah tahun ini. Rifaldy seringkali mabuk dan merokok. Bahkan hampir setiap malamnya, Gerry—sang sekertaris pribadinya—di kantor, harus bersusah payah membawa tuannya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk parah. Bahkan, wajah yang sebelumnya terlihat tampan dan bersih tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun itu, kini dibiarkan menghiasi wajahnya begitu saja.
****
Suara dentuman musik yang cukup keras dan memekakan telinga menurut sebagian orang yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di tempat itu semakin menggema. Lampu kerlap-kerlip menghiasi suasana kelab malam dengan seorang DJ sebagai pemegang kendali musik, hingga membuat orang-orang semakin menikmati suasana larut malam yang semakin ramai. Orang-orang itu semakin menikmati suara musik sambil menggoyangkan kepalanya dan juga tubuhnya, ada juga beberapa orang yang turun ke lantai untuk sekedar menari-nari. Berbeda dengan Rifaldy yang lebih memilih duduk di depan bartender untuk memesan beberapa gelas minuman favoritnya selama enam bulan ini. Saking seringnya dia datang ke kelab itu, sang bartender bahkan sudah hafal minuman apa yang akan dipesan olehnya.
Ditenggaknya cairan cocktail yang berada dalam gelas kecil itu. Kemudian ia menyuruh sang bartender untuk mengisinya lagi dan lagi. Kini dia sudah menghabiskan beberapa gelas cairan tersebut.
"Brengsek! kenapa aku masih saja mengingatnya? Kenapa susah sekali untuk sekedar melupakanmu?" Rifaldy mulai sedikit mabuk. Akan tetapi dia masih tetap melanjutkannya. Sampai pada saatnya datang sang wanita cantik memakai dress malam berwarna hitam setengah paha dengan tali melingkari leher jenjang gadis tersebut. Gadis itu duduk tepat di sebelahnya, seperti menganggap Rifaldy tidak ada sama sekali. Dengan tiba-tiba gadis itu merebut gelas berisi minumannya—menenggaknya begitu saja.
"Laki-laki sialan! Aku jauh-jauh datang ke Indonesia untuk menemuinya. Tapi apa yang aku dapatkan? Dia malah menikah dengan gadis lain." Gadis itu minum hingga berkali-kali tanpa peduli jika dirinya kini sudah mabuk berat. Rifaldy sendiri sedari tadi hanya memperhatikannya, meski dia pun kini dalam keadaan yang tak jauh berbeda seperti gadis di sampingnya. Namun, ia masih setengah sadar dan sanggup untuk mengendarai mobilnya sampai rumah.
"Hei,Nona! Berhenti! ka-mu su-dah mabuk berat."Rifal mengambil gelas itu dari tangan gadis disampingnya.
"Hei! kem-balikan. Itu minumanku, brengsek!" Saat tangannya ingin mengambil minuman itu dari tangan Rifaldy, tiba-tiba tubuhnya jatuh ke dalam pelukan pria tersebut. Gadis itu benar-benar sudah kehilangan setengah kesadarannya. Rifaldy yang melihatnya, mau tak mau membawa gadis itu pergi saat itu juga. Rifaldy menyerahkan beberapa lembar uang kepada bartender sebelum dia meninggalkan tempat itu dengan membawa gadis yang kini dalam posisi memeluknya.
"Kamu jahat, Fad." Sepanjang perjalanan pulang. Tak hentinya gadis itu meracau mengatakan hal yang sama.
"Shit!" Umpatnya. "kemana aku harus mengantarnya pulang? Bahkan namanya saja aku tidak tahu."
Setelah mempertimbangkan ini dan itu. Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke salah satu apartement miliknya yang terletak tidak jauh dari tempatnya sekarang. Karena jujur saja, Rifaldy sudah tidak sanggup untuk mengendarai mobilnya sampai rumah.
Rifaldy berjalan sempoyongan bersama dengan gadis yang sudah benar-benar kacau itu. Sesampainya di depan lift apartement miliknya, dia langsung masuk dan segera menekan tombol pada lift tersebut.
Tak berapa lama Lift pun terbuka. Dengan masih menyisakan sedikit kesadarannya, Rifaldy mengeluarkan Acsess card miliknya untuk membuka pintu. Dia langsung membawa gadis itu masuk ke dalam kamarnya.
Sesampainya di kamar, ia dan sang gadis terjatuh secara bersamaan di atas ranjang besar itu. Entah apa yang tengah difikirkannya, Rifaldy menatap intens wajah wanita itu seperti melihat sosok Ailanur. Tubuhnya tergerak begitu saja mendekati wajah cantik yang menutup matanya masih dengan racauan tidak jelasnya.
Tanpa pikir panjang, Rifaldy menciumnya hingga keduanya benar-benar hilang kendali.
Cellya sendiri sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena kini dia benar-benar sudah tidak mempunyai tenaga untuk sekadar melawan. Bahkan dia sendiri mengira bahwa laki-laki yang kini berada diatasnya adalah laki-laki yang dia cintai.
****
Keesokan harinya...
Cellya benar-benar merasa pusing dan sakit sekujur tubuhnya. Dia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Alangkah terkejutnya Cellya saat melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun, dia baru sadar jika di sampingnya sudah ada laki-laki tampan yang entah dia tidak tahu siapa? Cellya langsung memungut pakaiannya dan mengenakan kembali. Sebelum pergi, dia pun mencari dompet Rifaldy, mengambil sedikit uang laki-laki itu yang akan digunakannya untuk membayar taksi nanti.
ia juga mengambil kartu nama yang kebetulan ada di dalam dompet tersebut. Saat itu juga Cellya meninggalkan apartement mewah itu beserta pemiliknya yang masih dalam keadaan terlelap.
"Bodoh,bodoh,bodoh. bagaimana bisa aku sampai berakhir seperti ini? Apa yang akan aku katakan pada keluarga om Herdian. Astaga!!!"
Ingin rasanya Cellya menangis saat itu juga, tapi dia tidak mungkin pulang dengan keadaan mata membengkak. Bisa-bisa, sesampainya di rumah keluarga Herdianto, dia dicecar pertanyaan yang semakin panjang. Apalagi dia pulang pagi seperti ini tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
"Baiklah, Cellya. Ini hanya sekali. Kamu tidak akan hamil. Ya. Tidak akan." Cellya mencoba untuk berkata kepada dirinya sendiri.
*****
Rifaldy menggeliat dan terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya untuk mencari sosok wanita tadi malam. Sayangnya, saat dia membuka matanya, ia sudah mendapati sisi ranjangnya telah kosong. Dia sedikit memijit pelipisnya karena merasa kepalanya sedikit pening, mungkin efek pengaruh alkohol
Dia melihat noda merah pada seprai putihnya yang diyakini milik gadis itu. Saat itu juga dia teringat tentang kejadian tadi malam.
"Brengsek. kenapa sampai lepas kendali? Tolol!" umpatnya terus menerus kepada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED LOVE (Complete)
RomanceSemua terjadi karena ketidak sengajaan. Pertemuan antara RIFALDI ARYA ATMAJA dengan seorang gadis cantik bernama CELLYA THOMAS. membawa sebuah bencana yang akhirnya membuat mereka terpaksa menikah tanoa dilandasi cinta. Rifaldy adalah laki-laki yan...