04

62.1K 2.9K 15
                                    

Rumah mewah dan megah dengan cat putih mendominasi warna rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah mewah dan megah dengan cat putih mendominasi warna rumah itu. Rumah yg baru dibeli sang kakek lima tahun yang lalu. Rifal turun dari lantai dua dengan berteriak-teriak memanggil para assisten rumah tangga dengan hebohnya. Sang kakek yg mendengar teriakkan cucu semata wayangnya itu langsung keluar dari ruangannya.

"Kenapa kamu pulang-pulang membuat keributan dirumah ini rifal". Tanya sang kakek yg muncul dari salah satu ruangan dirumah itu.

"Pakaianku kemana. Kenapa tidak ada?" Tanya rifal sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana kerjanya.

"Memangnya kamu taruh dimana pakaianmu?"

"Lemarilah kek. Masa iya di tong sampah." Jawab rifal memutar kedua bola matanya malas.

"Kamu masuk kekamar mana?"

"Lantai dua sebelah kiri"

"Kamu lupa? Kamarmu disebelah kanan."

"Astaga.. bagaimana aku melupakan kamarku sendiri" rifal berujar menepuk jidatnya.

"Mungkin kamu sudah tua. Makannya cepetan nikah." Mendengar kata itu, rifal merasa jengah dan langsung naik kelantai atas menuju kamarnya tanpa permisi lagi. "Dasar bocah satu itu, setiap membahas pernikahan langsung saja ngeleos kaya angin. Sebenarnya ada apa sih dengan dia itu. Ck..ck.." sang kakek menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali memasuki ruang perpustakaan pribadinya.

Rifal memilih untuk segera masuk ke kamar mandi. Dia ingin mengguyur seluruh badannya agar menjernihkan pikirannya dari gadis itu. Entah kenapa hari ini setiap orang yg dia temui mengingatkannya pada wanita satu malamnya itu.  Dia segera menyalakan shower dan memutarnya kesebelah kanan. Dia butuh air dingin saat ini.

Berkali-kali dia mencuci kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali-kali dia mencuci kepalanya. Berharap dia bisa melupakan malam itu dan juga wanita itu. Akan tetapi dia merasa benar-benar seperti dihantui rasa ketakutan.

"Bagaimana jika dia hamil. Apakah aku harus menikahinya tanpa rasa cinta. Arghh.." rifal langsung mematikan air shower itu dan langsung mengambil handuk kecil yg berada didalam walk in clossetnya untuk mengeringkan rambutnya yg basah serta pakaian handuknya.
Rifal mencari-cari handphone miliknya, setelah ditemukan dia langsung menelpon gerry.

"Ger.. besok aku harus kembali kejakarta. Tolong kamu handle semuanya." Tanpa menunggu jawaban dari seberang telephone rifal langsung memutuskan panggilan itu.
Rifal mengambil jeans pendek selututnya dan juga kaos hitam armani miliknya. Dia segera turun untuk  mencari kakeknya.

Dilihatnya sang kakek tengah duduk sambil memegang buku diruang tv. Rifal berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih dan kemudian menghampiri kakeknya.

"Berapa lama kamu disini?" Tanya kakek tanpa mengalihkan pandangannya dari buku-buku ditangannya.

"Besok aku akan kembali kejakarta."

"Hmmm." Kakek hanya berdehem mendengarnya. Karena laki-laki yg sudah lanjut usia ini hafal betul dengan cucunya itu.

"Kakek harap. Jika nanti kamu pulang kesini lagi, kamu minimal membawa calon istrimu untuk dikenalkan kepada kakek"

"Mencari istri tuh gak gampang kek. Lagian menikah kan harus dilandasi cinta."

"Kalau begitu bawa donk gadis yg kamu cintai kehadapan kakekmu"

"Dia sudah menjadi istri orang"

"Dan kamu masih mencintainya." Rifal mengangukkan kepalanya.
"Bodoh. Hidup itu harus dinikmati rifaldi. Jangan terpaku pada sesuatu yg memang tidak akan pernah kamu raih. Masih banyak wanita lain diluar sana. Kalau sampai lima bulan kedepan kamu belum juga membawa calon istri, kakek akan menjodohkanmu dengan anak relasi bisnis kakek." Kakek menutup buku dan melepas kaca matanya kemudian berjalan keruang makan. Dia tahu sifat kakeknya, tidak akan pernah ada kata bercanda atau main-main. Seperti dirinya sendiri.

"Sepertinya aku harus segera menemuinya agar hidupku tenang tanpa beban pikiran." Rifal menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Ya, mulai besok aku harus mencarinya dan memastikan apakah dia hamil atau tidak."

Tanpa diketahui rifal, sang kakek mendengarkan perkataannya dari balik dinding ruan tv tersebut.

"Kakek akan lebih dulu mencarinya rifaldy. Jika dia benar hamil, maka kakek akan membuatmu harus mau menikahinya. Lihat saja"

=================

Tet..tot...
Sepertinya aku akan membawa kakek rifal turut andil didalam perjalanan cinta rifaldy dan cellya. Nantikan part selanjutnya. Mungkin agak lama juga. Soalnya tanganku udah gak kuat ngetik sampai 1k lebih.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang