part 27

43.2K 2K 49
                                    

Cukup sekali aku kehilangan cinta.
Tidak akan aku biarkan kedua kalinya kegagalan menghampiriku.
____________________________________

Dag..dag...

Buk..buk...

Diluar halaman kediaman Jeremi Thomas terlihat begitu ramai. Bukan ramai karena tepuk tangan para tamu yang hadir, melainkan perkelahian satu orang laki-laki melawan puluhan body guard penjaga rumahnya dan juga beberapa anak buah Beny.

Semua tamu undangan pun berlarian keluar menyaksikan pertarungan itu. Termasuk Cellya dan juga Beny.

Laki-laki tampan dengan beberapa luka yang terdapat dibagian wajahnya terlihat belum mengering itu tengah melawan dan memaksa masuk menembus keamanan yang dipasang oleh tuan rumah.

Satu persatu body guard tumbang dan mundur.

Rifal berjalan maju sedikit demi sedikit. Langkahnya terhenti, saat suara tepukan tangan memanggil lebih banyak lagi body guard didalam rumahnya.

"Sialaaan.. aku tak mungkin mundur." Bagi Rifaldy, maju ataupun mundur hasilnya sama. Jika dia mundur, otomatis dia akan dikejar dan dikurung kembali atau lebih tepatnya akan disiksa. Jika dia maju, kecil kemungkinan dia akan menang.

Demi Cellya dan Anakku.

Sampai ketika Cellya keluar diantara ratusan kerumunan orang-orang yang tengah menontonnya. Rifaldy terpana akan kecantikan istrinya saat itu juga.

Cellya begitu cantik dengan dress merah darah membalut tubuhnya yang sedikit berisi.

"Rifaldy". Ucap Cellya. Dia pun berlari hendak menerjang para body guard itu untuk segera memeluk suaminya. Tapi tangannya berhasil dicekal sebelum sampai dihadapan Rifaldy.

"Jangan sekali-sekali berani melangkah mendekatinya. Atau aku tembak dia sekarang juga". Bisik Beny dengan nada mengancamnya.

Baakk..bugghh...baaak...bugh...

Tendangan salah satu body guard itu mengenai rahangnya. Kemudian bertambah dengan tendangan kaki lainnya yang sukses membuat hidungnya mengeluarkan darah.

Rifaldy masih bertahan dan tetap melawan mencoba melindungi dirinya. Dengan mebghindari beberapa pukulan yang diberikan oleh orang-orang berkacamata hitam itu.

"Hei.. kalian. Pecundang sekali melawan satu orang yang sudah tidak berdaya." Ujar seorang laki-laki yang berdiri didepan gerbang bersama satu laki-laki lain.

Para body guard itu pun menengok dan melihat kedepan gerbang. Sosok siapakah yang berani menantang mereka. Begitu juga Jeremi dan Beny.

Kedua laki-laki itu mendekat dan membantu Rifaldy berdiri.

"Brengsek kalian.. aku hampir tewas baru datang"

"Sorry pesawat macet?" Canda salah satu laki-laki itu.

"Kamu fikir aku bocah TK bisa dibodohi. Otakmu dan otakku saja masih cerdasan otakku". Cibir Rifaldy sambil memegangi dadanya yang sedikit sakit akibat beberapa tendangan tadi.

"Dan kamu". Tunjuk jarinya kearah laki-laki satunya lagi. "Assisten macam apa, membiarkan boss nya babak belur?".

"Sorry sir. Saya tidak tahu jika sir dibuat bonyok, saya fikir anda mampu dan tidak membutuhkan bantuan saya."

"Kalau lawannya cuman sepuluh orang saya masih mampu. Nah.. lihat lawannya kaya semut tanah. Mati satu keluar gerombolannya."

"Hahahaaa". Ketiga orang itu tertawa seperti melupakan suasana yang sedang mencekam dihadapan mereka.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang