part 16

61.7K 2.4K 37
                                    

Cinta adalah saat aku mencintaimu.
Saat aku benar-benar mendekapmu
Di dalam hidupku.

____________________________

Cellya tersenyum senang saat mendapati dirinya masih berada diatas dada bidang rifaldy. Mata indah nan tajam itu kini masih tertutup, dalam diam cellya mengamati wajah tampan sang suami. Tampak bulu-bulu halus tumbuh menghiasi wajahnya, mungkin beberapa hari ini rifal tidak mencukurnya atau bisa dibilang terlalu sibuk hingga tidak memperhatikan penampilannya.

Cellya teringat kejadian tadi malam. Dimana saat rifal menciumnya, dan menggendongnya. Laki-laki ini benar-benar tidak bisa ditebak jalan pikirannya.

"Morning" ucap rifal dengan suara serak khas bangun tidur. Laki-laki itu meregangkan tangannya dan mengucek matanya sebelum memberikan senyum paginya untuk sang istri.

"Mau sampai kapan tiduran diatas tubuhku. Lama-lama aku bisa mati rasa alias kesemutan, kamu mau suamimu hari ini tidak bisa bekerja hemm?" Mendengar rifal untuk pertama kalinya mengatakan 'suamimu' membuat perasaannya menghangat seketika. Cellya masih tidak percaya dengan hari kemarin dan pagi ini. Semoga semuanya bisa berjalan baik setelahnya.

"Hari ini tidak usah bekerja yah?" Ujar cellya manja sambil memainkan jari-jarinya diatas otot-otot perut milik rifaldy.

"Kenapa?"

"Temani aku jalan-jalan. Aku ingin jalan-jalan bersamamu"

"Tapi hari ini aku ada meeting penting cell. Besok saja yah? Atau kamu bisa datang ke kantor saat jam makan siang. Biar nanti kita makan siang bersama diluar"

"Baiklah. Aku akan selalu mencoba untuk mengerti akan dirimu tuan muda". Meski sedikit kesal, setidaknya cellya tidak boleh egois karena ini bisa merusak semuanya.

"Terimakasih nyonya muda. Sebaiknya kita segera bangun. Bukankah kamu punya hutang kepadaku?"

"Hutang apa?" Tanya cellya heran.

"Jangan pura-pura lupa". Rifal menyentil dahi cellya yang berkerut. "Tadi malam kamu tidak mau makan. Jadi, pagi ini kamu harus makan 2x lipat untuk mengganti makan malammu kemarin. Ayoooo" rifal menggandeng tangan cellya. Menyuruhnya untuk membersihkan muka sebentar sebelum menuju ruang makan. Begitu juga dirinya, mereka berdua berjalan bersama menuju kamar mandi.

"Hei tuan muda. Lihatlah wajahmu begitu menyeramkan, coba berkaca. Bulu-bulu itu terlihat mengganggu mataku."

"Jadi? Bisakah nyonya muda membuatku tampan seperti sedia kala?" Tanya rifal sambil menarik pinggang cellya mendekat kearahnya.

"Tentu. Aku selalu bisa diandalkan" cellya mulai mengolesi cream berwarna putih itu kepermukaan wajah yang akan dibersihkan dari bulu-bulu perusak ketampanan suaminya. Kemudian dia membantu mencukur-nya dengan hati-hati.

"Rif. Bisakah kamu melepas tanganmu dari pinggangku, kita terlalu dekat. Ini membuatku sedikit susah menyelesaikan pekerjaanku"

"Oh oke..oke". Rifal melepas tangannya dari pinggang cellya. Laki-laki itu tetap berdiri berhadapan, namun tangannya dia lipat kedepan dada-nya. Cellya begitu fokus dan berhati-hati takut alat pencukur itu mengenai kulit rifal. Sedangkan rifaldy diam-diam menatap dan memperhatikan wajah cellya dengan begitu intens.

Semoga keputusanku kali ini tidak salah. Tetaplah disampingku, jangan pernah lelah untuk terus mencintaiku. Meski aku tidak bisa secepat dirimu mencintaiku, aku akan tetap berusaha menghapus segala bayangnya dan menggantikan namanya dengan namamu didalam hatiku. Batin rifaldy.

"Ok. Selesai" teriak cellya senang.

"Terimakasih".

Cup..

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang