part 21

48.1K 2.1K 14
                                    

"Riiiff.. tungguuu". Cellya mempercepat langkahnya untuk menyusul suaminya yang berjalan mendahuluinya tanpa berbicara sedikitpun setelah insiden satu jam yang lalu.

Dia menarik tangan Rifaldy dari belakang dan langsung melingkarkan tangannya. Rifal sendiri hanya melirik dan berjalan acuh.

"Tunggu". Cellya berhenti dengan tangan yang menahan tangan rifaldy. Gadis itu menunduk sebentar dan melepaskan sepatunya satu persatu dari kakinya.

"Yuck." Ajak cellya. Dia menenteng sepatu miliknya ditangan sebelah kiri dan berjalan cuek tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang melihatnya aneh.

Rifaldy merasa sedikit terganggu dengan tatapan orang-orang dan juga kekehan beberapa orang yang lewat didepannya. Dia tahu semua itu karena kelakuan istri cantiknya.

"Cell. Pakai sepatu kamu lagi"

"Enggak mau. Aku kerepotan jika harus memakainya, sedangkan langkah kamu saja begitu cepat. Lebih baik begini kan? selain aku tidak perlu khawatir akan terjatuh, aku juga merasa enak tanpa alas kaki?"

"Yakin?"

"Heu.eum".

"Kita lihat setelah keluar dari area ini. Apakah kamu masih tahan dengan kaki tanpa alas?". Ujar rifaldy. Laki-laki itu melanjutkan langkahnya dengan santai menuju pintu keluar.

Matahari terbit begitu terik dan menyengat bumi. Hari belum terlalu siang tapi cuaca begitu terasa panas.

Rifal tersenyum sebelum melangkah keluar dan sempat melirik wanita yang masih menggandeng tangannya.

Selangkah, dua langkah. Cellya masih bersikap santai dan biasa saja. Sampai pada langkah ke-tiga. Wanita itu sedikit meloncat-loncat.

"Aduuhh..panas rif?" Cellya membalikkan telapak kakinya. Dan kini kaki yang putih mulus itu berubah menjadi merah karena merasa panas saat menyentuh lantai jalanan yang terbuat dari aspal.

"Bukankah sudah ku peringatkan. Dasar keras kepala." Rifal menjitak kepala istrinya sesaat. Lalu, memindahkan tangannya dari dalam balik saku celana miliknya untuk menggendong tubuh istrinya.

Cellya mengalungkan tangannya keleher suaminya dengan malu-malu.
Rifal sendiri hanya tersenyum gemas melihat rona wajah pada wanita yang berada dalam gendongannya.

Beberapa orang yang tak lain remaja begitu iri dibuatnya. Rifal tampak seperti seorang pangeran yang tengah menggendong sang princess dengan begitu sayangnya.

Dia juga tak malu-malu mencium kening cellya didepan orang-orang saat hendak menuju mobil mereka.

"Lain kali. Kalau suami berbicara itu didengar." Katanya sambil membuka pintu mobilnya dan menaruh tubuh sang istri kejok samping kiri kemudi.

"Iya.. akang Rifaldy. Maafkan neng Cellya ya?". Cellya mengedip-ngedipkan matanya seimut mungkin.

"Dasar genit". Rifal menarik hidung cellya sebelum menutup pintu mobil tersebut.

Diapun berlari masuk kedalam kursi kemudi.

"Mau kemana?" Tanya Rifal kepada Cellya sebelum menjalankan mobilnya.

"Lembang yuck?"

"Ngapain?"

"Pengen ke dusun bambu. Kayaknya bagus dan adem banget deh tempatnya"

"Tahu darimana?"

"Instagram. Makannya kamu itu sekali-kali jangan ngubek terus sama kerjaan."

"Aku kerja juga buat kamu dan anak kita". Ucap rifal sambil mengelus perut buncit cellya.
"Yaudah kita kelembang kalau begitu."

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang