"Yang bangun dong. Aku harus pergi pagi ini".
Cellya mengucek matanya dan membukanya perlahan. Terlihat sosok Rifaldy yang sudah rapih dengan pakaian kantornya sedang menghadap kaca besar yang berada didepan ranjangnya.
Cellya duduk sedikit menurunkan kakinya kelantai.
"Mau kemana sudah rapih pagi-pagi begini?"."Aku harus balik ke indo sayang. Kemarin Gerry memberitahu jika kantor pusat mengalami sedikit masalah akibat berita penangkapan Beny, kamu kan tahu aku menjalin kerja sama dengan perusahaannya. Efeknya harga saham sedikit menurun membuat beberapa client merubah pemikiran mereka untuk menanamkan modal pada beberapa cabang perusahaanku."
"Harus yah kamu turun tangan langsung? Bukankah selama ini Gerry bisa menghandle semuanya?"
Cellya melipat kedua tangannya. Ia merasa sebal, baru saja dia bertemu dengan suaminya selama beberapa hari setelah hampir satu bulan terpisah. Dan kini, dia harus ditinggal lagi untuk urusan kantor yang selalu menjadi nomer satu."Lama-lama kayaknya kamu bakalan jadiin berkas-berkas nomer satu daripada aku". Tambahnya lagi.
"Hei.kok ngomongnya gitu sih?". Rifaldy berbalik mendekati istrinya yang sedang merajuk.
"Kamu bisa ikut denganku kalau kamu mau?"."Lalu mamah bagaimana? Aku tidak nungkin meninggalkannya sendiri disini. Lagi pula perutku sudah mulai membesar dan tidak diperkenankan untuk bepergian jauh dan bolak-balik apalagi melakukan penerbangan. Itu sangat melelahkan meskipun hanya memakan waktu kurang lebih satu jam."
Rifaldy duduk berjongkok dihadapan istrinya seraya menggenggam jemari kecil dimana jari manis itu masih terpasang cincin permata putih pemberiannya.
"Dengarkan aku". Satu tangannya memebelai pipi Cellya dengan lembut.
"Kamu dan dia adalah nomor utama yang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun. Bahkan nyawa kalian lebih berharga daripada nyawaku sendiri. Jangan pernah mengatakan jika aku menomer duakan dirimu dengan urusan kantor. Apakah kamu tidak ingat, selama ini aku bertaruh hidupku untuk membuat peeusahaan Atmaja sampai seperti sekarang. Dan itu tidak akan mungkin aku biarkan mengalami masalah. Aku janji, minggu depan aku akan kembali kesini dan mengurus kepindahan Mamah kamu ke rumah sakit khusus dijakarta. Jadi kita tidak akan bolak-balik kesingapura?"
"Lalu perusahaan papah?"
"Semua sudah aku urus. Biar nanti orang kepercayaanku yang akan meneruskan perusahaan papahmu."
"Para pekerja?"
"Mereka tetap bekerja disini, mengurus rumah ini agar tetap terawat. Kita sesekali akan kesini untuk mengunjungi makam papah nanti. Tidak ada yang aku pecat satupun. Masalah gajih, biar aku yang membayar mereka semua."
"Baiklah. Aku setuju, tapi janji hanya satu minggu? Setelah itu cepatlah kembali jemput aku dan mamah".
"Siap mamah muda. Papah janji akan menepatinya."
"Baiklah, aku mengizinkanmu." Walau sedikit tidak rela ditinggalkan dirinya, aku tetap tidak boleh egois. Rifaldy punya tanggung jawab besar dengan perusahaannya dan itu menyangkut ribuan karyawannya. Jika dia tidak bisa membereskan masalahnya. Maka bisa dibayangkan, bagaimana nasib para karyawan itu yang kemungkinan besar akan terjadi PHK besar-besaran.
Mencoba memahami dan selalu mengerti membuat hubungan mereka sampai sekarang tidak bermasalah sama sekali. Damai, tenang dan tentram bagaikan air yang mengalir kehulu-hulu sungai kecil.
Cellya berdiri melingkarkan tangannya pada lengan Rifaldy. Ia berjalan keluar untuk mengantar suaminya pergi sampai bandara.
Selama diperjalanan, ia tidak ingin sedikitpun melepaskan pelukan tangannya pada lengan Rifaldy. Bahkan Rifaldy sendiri merasa sedih melihat seberapa erat pelukan Cellya tersebut. Dia tahu, istrinya tidak mengizinkannya pergi karena mereka baru saja bertemu dan tiba-tiba sebuah masalah lagi mengharuskannya turun tangan langsung untuk menanganinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED LOVE (Complete)
RomanceSemua terjadi karena ketidak sengajaan. Pertemuan antara RIFALDI ARYA ATMAJA dengan seorang gadis cantik bernama CELLYA THOMAS. membawa sebuah bencana yang akhirnya membuat mereka terpaksa menikah tanoa dilandasi cinta. Rifaldy adalah laki-laki yan...