part 11

57.3K 2.6K 45
                                    

Bisakah sedikit saja kamu melihatku ada disini. Selalu disampingmu meski kehadiranku tak diinginkan olehmu

---------------------------------------------------

Hari menjelang sore. Cellya tersadar jika dirinya harus segera pulang untuk memasak dan menyiapkan makan malam untuknya juga rifaldy. Saking asyiknya mengobrol dengan bi darti dan juga mang sarimin, dia jadi lupa waktu pulang.

"Duh bi, mang, sepertinya saya harus segera pulang. Sudah hampir maghrib juga. Saya harus memasak makan malam untuk rifaldy dan juga saya." Cellya berbicara dengan melirik jam dinding yang berada diruang tamu.

"Eh kalau gitu biar mang min yang anterin nyonya pulang ya." Ujar bi darti dan disetujui oleh mang min. Cellya pun mengangguk menjawab iya. Mang min segera mengeluarkan mobil dari garasi rumah. Sedangkan bi darti mengantar cellya keluar sampai masuk kedalam mobil.

"Makasih ya bi. Sudah mau menemani saya mengobrol sampai sore begini"

"Gak apa-apa nyonya. Bibi justru seneng jadi ada temen baru. Tiap hari sama mang min doank bibi bosen haduuhh" ucap bibi sambil menepuk-nepuk jidatnya. Celly hanya tersenyum melihat tingkah bi darti. Didepan mang min sudah standbye seperti pengawal presiden. Pintu mobil sudah dibukakan sedari tadi oleh supir itu. Sekali lagi, cellya berpanitan dengan bi darti sebelum dia masuk kedalam mobil.

"Hati-hati ya nyonya. Yang di dalam perut juga jangan nakal ya manis." Bidarti mengelus perut cellya yg masih rata. Cellya berfikir seharusnya yg melakukan dan mengatakan hal itu adalah suaminya. Tapi cellya tetap bersyukur karena masih banyak orang yang menyayanginya dan juga calon bayinya itu.

-----------------------------

"Makasih ya mang"

"Iya nya sama-sama. Kalau begitu mang min pamit dulu nya,"

"Hati-hati mang". Cellya berucap sambil melambaikan tangannya sebentar. Mobil itu segera meninggalkan area apartemen dimana cellya berdiri. Setelah memastikan mobil sudah pergi, cellya dengan segera berlari masuk kedalam lift. Dia harus segera menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga rifaldy. Dia sedikit mempercepat langkahnya tanpa hati-hati. Alhasil, dia hampir saja terpleset jika tidak ada tangan yang menangkap tubuhnya.

"Fiuh.." cellya menghembuskan nafas merasa lega karena dia dan perutnya masih baik-baik saja.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya seseorang yg kini membantunya berdiri tegak kembali.

"Eh aku tidak apa-apa. Terimakasih sudah membantuku."

"Sama-sama. Lain kali hati-hati nona, tidak usah terburu-buru. Lift ini tidak akan pindah kok." Canda orang itu. Kemudian cellya dan juga dia masuk bersama kedalam lift. "Namaku dion. Aku tinggal lantai 10." Ujar laki-laki itu mengulurkan tangannya dan diterima oleh cellya karena merasa tidak enak hati jika mengabaikan uluran tangan seseorang.

"Owh. Aku cellya, aku tinggal di lantai 7." Jawab cellya.

"Apa kamu tinggal sendiri?"

"Aku tinggal-" perkataan cellya terpotong karena lift sudah sampai dilantai tujuh terlebih dahulu. "Maaf aku harus segera keluar. Sekali lagi terimakasih atas bantuannya tadi. Permisi" cellya melangkah keluar untuk segera masuk kedalam apartement-nya. Sedangkan laki-laki itu masih berdiri dan menahan pintu lift agar tidak tertutup. Dia memperhatikan langkah cellya sampai gadis cantik itu masuk kedalam apartementnya, barulah dion menutup pintu lift dan menuju lantai sepuluh.

"Cantik, baik dan juga menarik". Gumam dion sambil memutar-mutar kunci mobilnya dijari telunjuknya. Sedari tadi laki-laki itu tersenyum-senyum sendiri setelah pertemuannya dengan cellya. Dion merasa jika cellya begitu mempesona, apakah dia jatuh cinta pada pandangan pertama? Mungkin! Dion bersiul-siul sepanjang jalan menuju pintu apartementnya.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang