part 22

42.7K 1.8K 10
                                    

Engkaulah surya bagi hidupku.
Cahaya penerang semua kegelapan didalam diriku.

____________________________

Cellya pov's

Keindahan malam kini telah tergantikan oleh surya sang mentari. Pagi hari yang cerah secerah hatiku minggu-minggu ini. Hati siapa yang tidak akan bahagia jika diperlakukan layaknya seorang putri oleh suaminya sendiri yang tampan dan juga gagah seperti Nabi Muhammad (ngayal doank) itu.

Kadang kala, aku merasa setengah gila dibuatnya.

Dulu...
Hampir saja aku menyerah untuk berjuang bersamanya kalau saja tidak teringat akan pesan terakhir dari almarhum kakek dan juga anak dalam perutku.

Ternyata benar kata mereka, jika suamiku adalah laki-laki yang baik dan juga sangat perhatian. Meski pertama kali aku melihatnya begitu angkuh,dingin dan juga acuh sama sekali tak menujukan sedikitpun kepeduliannya padaku.

Kalian ingatkan dulu pertama kali saat aku menginjakkan kakiku dirumah besar nan megah miliknya.
Sakitnya sampai terasa ubun-ubun.

Tapi dengan keyakinanku akhirnya aku bisa membuatnya sedikit demi sedikit menerima takdirnya. Takdirnya bersama diriku tentunya.

oh ya.. masalah masa lalu-nya. Sebenarnya aku masih penasaran, siapa kira-kira mantannya dulu? Secantik apakah dia hingga suamiku begitu sulit melupakannya.

Lalu, bagaimana bisa wanita itu meninggalkan Rifaldy yang begitu tampan dan juga hmm kaya raya.
Apa wanita itu bodoh? Ah... sudahlah. Sebaiknya nanti aku tanyakan jika sudah saatnya.

Aku menggelung rambutku acak-acakan saja, berlenggak lenggok dengan hati-hati menuju wastafel untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelahnya aku keluar dan menuju dapur untuk mengambil segelas air hangat. Kuedarkan pandanganku mencari laki-laki pujaanku, tapi sama sekali tidak kutemukan. Maksudku adalah my husband.

Apakah dia masih tertidur? Pikirku.

Melihat pintu kamarnya yang sedikit sudah terbuka, aku pun memilih masuk tanpa mengetuk pintu. Aku melihatnya masih tertidur pulas.

"Owh.. ternyata masih tidur?".

Aku berjalan untuk naik keatas ranjangnya. Berbaring disebelahnya dengan posisi miring ke kanan supaya bisa memperhatikan wajah original-nya. Kata orang tua, cantiknya perem puan dan gantengnya laki-laki itu terlihat saat dia bangun tidur. Kalau mukanya masih tetap, berarti itu original bawaan dari lahiriah alias takdirnya emang sempoaaaa...

Seperti biasa, Rifal hanya menggunakan boxer saat dia tertidur.
Bikin gemas saja.

"Ahaaa". Sekelebat ide muncul diatas kepala cantikku.

Aku memainkan rambutku ke hidungnya. Dia terlihat menggeliat dan mengusap-usap hidungnya, namun tetap tidak bangun dan berpindah membelakangiku. Sekarang, aku berpindah memainkan rambutku ke telinganya.

Haaapp.. tanganku berhasil dia tangkap. Tiba-tiba dia menggigit tanganku.

"Aaaaaaaup.. rifal sakit". Kutarik tanganku dari pegangannya. Lalu meniup-niupnya.

"Salah siapa gangguin orang tidur"

"Jahat..hikss.. mamaaaahhh. Tangan anakmu digigit buaya darat". Buaya darat yang paling ganteng diantara semua jenis buaya darat. Kuperhatikan tanganku yang dia gigit. Terdapat bekas gigitannya, merubah sebagian warna kulitku yang putih menjadi pink.

"Huh." Kudorong saja tubuhnya hingga dia terjatuh kelantai. Kemudian aku tinggalkan begitu saja tanpa membantunya berdiri.

Aku mencuci tanganku dan bersiap-siap untuk membuat sarapan.
Beberapa bahan sayuran yang sempat kami beli kemarin terlihat masih segar.

Aku berfikir sejenak!
kira-kira pagi ini enaknya masak apa? Bubur atau nasi? Kuputuskan untuk bertanya saja pada Rifaldy deh.

"Rifaaalll mau sarapan apa?" Teriakku dari dapur.

"Terseeeraaaahh".

Huh, dia itu selalu saja jawab terserah. Kalau ujungnya begitu jawabannya, aku malas sekali bertanya padanya tadi. Sama sekali tidak membantu. Harusnya kan dia berfikir kalau orang bertanya itu berarti orang tersebut butuh jawaban yang tepat.

Aku melirik jam dinding sebentar. Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi. Akhirnya, aku memilih untuk membuat sandwich dan kentang goreng saja agar tidak membuatnya menunggu lama.

"Sayang aku udah siapin sarapan diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayang aku udah siapin sarapan diatas meja. Nanti kalau selesai tinggal makan aja.. aku keluar sebentar". Setelah berpamitan, aku pun bergegas memakai sandal dan keluar.

Ceklek...

Deggggg....

Detik itu pula wajahku berubah menjadi pucat pasih saat melihat siapa yang sudah berdiri dihadapanku saat ini. Astaga..sungguh bagaimana bisa mereka mengetahui keberadaanku sekarang. Bukankah aku tidak pernah memberitahukan kepada siapapun.

"Cell.. kenapa? Katanya mau pergi, kok malah berdiri diambang pintu.". Aku mengalihkan pandanganku kebelakang melihat suamiku yang sedang sibuk mengaitkan kancing pada bagian lengan jass miliknya.

"Eh...anu..itu. ada..". Bingung, kepalaku serasa mau pecah. Entah harus menjawab apa? Dia sendiri begitu penasaran dengan sikapku hingga perlahan mendekatiku.

Cellya pov end

__________________

Kalau part ini nyampe 200 aku update khusus 2 part selanjutnya.

Owh ya seperti biasa yah. Aku akan post part selanjutnya jika bintang diatas 100..

Maksa banget ya? Hahaa gapapa deh.

Selamat juga karena UNEXPECTED LOVE masuk 60 besar hari ini.

Yeeeeee... tepuk kaki sama-sama. Thankyou ya guys... kalian luarbiasa binggowww.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang