part 14

54.3K 2.6K 41
                                    

Cellya menggeliat dan merenggangkan tangannya. Wanita itu telah terbangun dari tidurnya tanpa sadar selimut yang dia pakai sudah terbuka entah kemana.

Tunggu! Gadis itu tiba-tiba teringat sesuatu. Ya, kemarin dia tidur dengan seseorang. Dengan cepat dia menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya dan membalikkan badannya menghadap belakang.

"Fiuuuhhh". Cellya membuang nafas lega karena ternyata rifaldy sudah tidak ada. Dia dengan segera mengambil kimono mandi yang berada diatas meja nakas.

Saat dia hendak memakainya.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Menampakkan laki-laki tampan dengan kemeja putih tanpa dikancingkan berjalan dengan membawa nampan yang entah apa isinya, cellya tidak tahu. Hal itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk memakai kimono tersebut.

"Aku sudah menghangatkan soup pumpkin untukmu. Seharusnya kamu makan kemarin malam. Tapi tenang ini masih enak kok". Ujar rifal tanpa ekspresi seperti biasanya. Laki-laki itu memberikan mangkuk berisi soup pumpkin kepadanya. Cellya menerimanya dengan tangan sedikit gemetar.

"Biar aku menyuapimu." Laki-laki itu menyadari jika cellya belum pulih sepenuhnya. Sedikit demi sedikit rifal menyuapkan soup pumpkin itu kedalam mulut cellya tanpa mengeluarkan kata-kata lagi. Cellya membuka mulutnya untuk menerima sendok yang berisi soup itu dari tangan rifaldy.

"Terimakasih" ucap cellya sambil tersenyum bahagia.

"Sudah kewajibanku. Karena disini tidak ada orang lagi selain aku."

"Setidaknya aku anggap jika itu adalah rasa kepedulianmu untukku"

"Lebih tepatnya aku tidak ingin jika terjadi sesuatu dengan anak yg berada didalam perutmu".

"Ya.. terserah kamu sajalah."

Keduanya memilih diam tanpa bersuara sampai suapan terkahir diberikan kepada cellya oleh rifaldy.
Cellya berdiri hendak berjalan turun dari ranjangnya menuju kamar mandi.

"Mau kemana?" Tanya rifal.

"Mandi. Badanku lengket terkena keringat segini banyaknya."

"Kamu gila. Bisa-bisa malah demam. Baru juga membaik, tidak usah mandi. Biar nanti aku ambilkan bajumu saja."

"Tapi--".

"Bisa menurut saja tidak?". Rifal melangkah menuju walk in closet milik cellya dan mengambil baju berlengan panjang juga celana selutut. Tak lupa sepasang celana dan baju dalam milik wanita itu. Dengan mata tertutup tangan kirinya, rifal mengambilnya dan langsung menyatukannya dengan baju dan celana yang dia pilih tadi. *sok munafik si rifal mah hahaaaa*

Rifal menaruh baju itu kedalam kamar mandi. Dan berjalan mendekati cellya yang masih menutupi badannya dengan selimut tebal.

Tiba-tiba rifal langsung membungkukkan badannya dan mengangkat tubuh cellya secara refleks membuat wanita itu kaget.

"Eh..eh.. mau dibawa kemana?"

"Stt.. udah diam. Gak bakal aku jual juga". Jawab rifal. Dengan cueknya Laki-laki itu menggendong tubuh cellya dan membawanya masuk kedalam kamar mandi. Didudukkannya tubuh gadis itu diatas closet dengan hati-hati.

"Aku sudah menyiapkan handuk dan air hangat untuk mengelap tubuhmu. Inget jangan mandi". Perintah rifaldy tegas. Cellya pun mengangguk takut melihat wajah rifal yang menyeramkan saat mengatakan hal itu.

"Bagus. Aku akan menunggumu diluar". Rifal meninggalkan cellya sendirian saat itu juga.

Laki-laki itu berjalan kearah dapur untuk menyiapkan air dingin dan juga handuk kecil. Kemudian baskom yang telah diisi air dingin itu dia bawa masuk kedalam kamar cellya, sambil menunggu wanita itu selesai. Rifal sedikit menyenderkan kepalanya keatas kepala ranjang sambil membuka hp-nya.

Tak berapa lama, cellya muncul dari depan kamar mandi dengan rambut diikat asal dan sudah memakai pakaian lengkap. Rifal tidak bisa menampik, meskipun wanita yg kini telah menjadi istrinya itu belum mandi dan hanya memakai pakaian asal saja dengan rambut yang dikuncir satu itu tetap terlihat cantik seperti cellya biasanya. Apalagi kini tubuh cellya terlihat sedikit berisi dari sebelumnya.

"Kenapa? Aneh ya?". Tanya cellya yang merasa jika rifaldy menatapnya tanpa berkedip sedari tadi. "Kamu yang memilihkan baju seperti ini, jadi--"

"Sudah cepat kemari. Tidak usah bawel. Siapa juga yang bilang kamu aneh". Tukas rifal dan langsung menarik tangan cellya untuk menyuruhnya duduk didepannya.

Laki-laki itu mencelupkan handuk kecil kedalam baskom berisi air dingin. Kemudian dia memerasnya dan mengompreskannya ke pipi cellya yang membiru.

Cellya meringis merasakan pedih saat handuk itu menempel pada pipinya.
"Aww.. pedih". Ucap cellya. dia menyentuh tangan rifal yang sedang mengompres pipinya.
Matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata rifaldy, jantung keduanya berdetak kencang seketika. Hening dan sunyi, tak ada sedikit suara pun yg keluar diantara mereka untuk beberapa saat. Sampai pada akhirnya rifal tersadar dan langsung melepaskan tangannya dari pipi cellya. Laki-laki itu membuang tatapannya kearah lain.

"Boleh aku tanya sesuatu kepadamu?". Tanya rifal sambil mengompres pipi cellya lagi.

"Apa?". Jawab cellya menahan rasa pedih di pipinya.

"Siapa yang menamparmu?".

"Orang"

"Aku tahu cellya. Bahkan bocah SD juga tahu jika yang melakukannya orang."

"Lalu kenapa kamu masih bertanya?"

"Siapa orang itu."

"Laki-laki gila yang dijodohkan orang tuaku. Kemarin saat aku berbelanja dan hendak mampir ke cafe untuk makan siang bersama temanku. Tak sengaja dia muncul dan melihatku bersama laki-laki lain yang tak lain adalah temanku yang membayar belanjaan kemarin. Dia langsung marah dan memukuli temanku, kemudian menyeretku ke apartementnya. Beberapa kali aku ditamparnya karena dia tidak suka jika melihatku bersama laki-laki lain. Untung saja ada celah untuk aku kabur darinya kemarin. Kalau tidak, mungkin aku sudah disekapnya".

"Apa dia kekasihmu?"

"Bukan. Karena aku tidak pernah mencintai dia dan juga tidak mau dijodohkan dengannya?"

"Apa dia tahu jika kamu tengah mengandung dan telah menikah denganku?". Cellya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bagaimana jika dia tahu?"

"Aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika dia mengetahui aku sudah menikah."

"Sudahlah tidak usah difikirkan. Lebih baik kamu istirahat dan jangan keluar dari apartement dulu." Ujar rifal. Kemudian laki-laki itu membereskan bekas kompresan cellya dan berdiri berjalan hendak keluar. Namun langkahnya terhenti saat cellya menarik salah satu lengannya.

"Ada apa?". Tanya rifal dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Apa kamu tidak mau tahu alasannya kenapa aku tidak memberitahu dia jika aku telah menikah?".

"Baiklah. Jadi apa alasannya?"

"Karena aku tidak mau dia melukai ayah dari anak yang sedang aku kandung. Aku tidak mau jika terjadi sesuatu denganmu, aku dan anak kita membutuhkanmu. Karena aku...aku... men..cin..taimu rifaldy". Cellya melepaskan tangannya dari lengan rifaldy, wanita itu membalikkan tubuhnya membelakangi rifaldy. Sedangkan rifaldy hanya diam tanpa mengeluarkan kata apapun. Dia juga enggan menjawab pernyataan cellya.

"Sudahlah kamu akan baik-baik saja." Rifal melanjutkan langkahnya untuk keluar meninggalkan kamar cellya. Dia pun menutup pintu itu dan berdiri mematung didepan pintu memikirkan apa yang baru saja dikatakan wanita tadi.

Apakah cinta bisa tumbuh secepat itu didalam hati seseorang?. Tanya rifal dalam hatinya.





_________________________________
Huaaa. Maaf baru di update sekarang guys.. jangan pada kecewa ya, harap dimaklumi soalnya aku bukan pengangguran yang hanya bergelut dengan tulisan. Aku juga harus kerja seharian. Maaf itu cmn 1k lebih. Nanti part selanjutnya aku panjangin....

Vote+comment ya.. kemarin aku seneng nih dapat respon baik dari kalian. Pokoknya comment dan bintang dari kalian itu merupakan penyemangat aku selama ini. Thanks guys...

Owh ya.. mau tanya? Ada yang dari bandung atau wilayah utara gitu hihiiii...

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang