part 12

58.3K 2.6K 29
                                    

Setelah kejadian tadi malam. Pagi ini rifaldy kembali dengan sikap seperti biasanya. Sedangkan cellya hanya tertawa saat mengingat kejadian itu. Kini, kedua orang itu tengah sarapan bersama dimeja makan. Rifal yang sedari tadi hanya menatap kearah makanannya tanpa berbicara sedikitpun, berbeda dengan cellya yang terkadang cekikikan sendiri sambil melahap sarapannya.

"Uhuuukk..uhukk.." cellya tak sengaja tersedak makanan yang sedang dia telan. Wanita itu langsung menuang air putih kedalam gelas dan meminumnya sekaligus.

"Makannya, kalau makan itu gak usah sambil cekikikan.". Rifal berbicara tanpa ekspresi. Laki-laki itu sedikit mengendurkan dasi-nya.

"Habis aku keinget kejadian tadi malam."

"Lupakan dan anggap tidak pernah terjadi".

"Tidak bisa"

"Harus"

"Susah"

"Terserah". Rifal melempar sendok dan garpu dengan keras keatas piring menimbulkan bunyi yg cukup mengagetkan cellya diseberang meja makan didepannya. Laki-laki itu berdiri dan mengeluarkan salah satu credit card miliknya dan melemparkannya kedepan cellya.

"Itu untuk belanja kebutuhan rumah. Belilah apa saja yang kamu butuhkan". Setelah mengatakan hal itu, rifal mengambil tas kerja yg diletakan disampingnya lalu berdiri dan pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan cellya.

"Sabar cell". Cellya menghela nafasnya sambil mengelus dadanya.

Rifal masuk kedalam mobilnya dengan emosi dia melemparkan tas kerjanya ke jok samping sebelah kiri yang kosong. Dia benar-benar kesal melihat cellya yang masih mengingat kejadian tadi malam yg menurutnya tolol dan bodoh. Tidak bisakah wanita itu melupakannya dengan mudah. Dirinya sendiri merasa benar-benar seperti seorang rifaldy yang tolol jika mengingat kejadian tadi malam.
Dengan sedikit kesal, rifal menginjak gas mobilnya dan langsung melajukannya meninggalkan basement apartement miliknya itu dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya dikantor, rifal masuk dan berjalan tanpa melihat ataupun sekedar membalas sapaan para karyawannya. Dia ingin segera sampai diruang kerjanya. Mungkin jika dia sudah bertemu dengan tumpukan berkas-berkas yang harus dia kerjakan, dia bisa melupakan wajah cellya yang tersenyum seperti mengejeknya.

"Pagi pak".sapa hellina, sekertaris itu tak pernah lelah memberi senyum manisnya untuk rifaldy. Begitu juga rifaldy yang tak pernah mau membalas senyum itu.

"Hmm". Jawab rifaldy dengan sedikit menaikan sudut bibirnya hanya lima detik dan langsung berlalu masuk keruangannya begitu saja.

Hellina yang melihat senyum boss-nya meski hanya seperkian detik merasa meleleh seperti es yang dipanaskan. Dia sambil memegang kedua pipinya dan menepuk-nepuknya memastikan jika kejadian tadi bukanlah mimpi.

Sakit. Satu kata yang berarti menjawab jika kejadian tadi nyata adanya.

"Aaaaaaahhhhhhhhhh. O EM JI HEELLLOOOOOO..bossku bisa senyum". Hellina berteriak histeris seperti melihat artis internasional dihadapannya.

_____________________________

Cellya, wanita cantik itu kini tengah sibuk dengan balpoin dan juga kertas ditangannya. Sedari tadi setelah dia selesai membereskan apartement, dia langsung mencatat barang-barang apa saja yang akan dia beli nanti sore. Satu persatu dia mulai mencorat-coret selembar kertas putih itu dengan beberapa nama barang yg akan dia beli. Kemudian melipatnya dan menyimpannya disaku celana.

Wanita itu memilih untuk berisitirahat sejenak, merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil mengelus-elus perutnya. Usia kandungannya sudah masuk dua bulan. Dia tersenyum bahagia meraba perutnya yang sama sekali belum kelihatan menonjol.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang