part 15

63.7K 2.7K 34
                                    

Rifaldy memandang kosong kedepan meja kerja yang berisi tumpukan berkas-berkas penting sedari beberapa hari yang lalu dia abaikan begitu saja. Pikirannya jauh melayang memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh cellya. Bahkan beberapa hari ini, rifaldy memilih tidak pulang ke apartement-nya, tentu saja alasan utamanya adalah ingin menghindar dari wanita cantik itu.

Semenjak mendengarkan pengakuan cellya tentang perasaannya, entah kenapa rifaldy malah merasa bimbang. Haruskah dia mempercayai ucapan cellya? Lalu, jika dia percaya! Akankah ia kembali membuka hatinya untuk menerima cinta yang baru didalam hidupnya. Itu berarti dia harus bisa melupakan segala kisah dimasa lalunya. Tentang cinta dan kasihnya kepada satu orang wanita yang memang tidak akan pernah bisa dia miliki.

Ada satu ketakutan didalam hati rifaldy. Dia takut, saat dia telah siap untuk jatuh cinta lagi kepada seseorang. Dia benci, jika pada akhirnya setelah dia berhasil mencintai wanita lain ternyata takdir tidak berpihak lagi padanya. Apakah nantinya dia akan siap? Dia sendiri tidak tahu apa jawabannya untuk pertanyaan yg dia buat dan tunjukkan untuk dirinya sendiri.

Rifal bersandar kebelakang dengan menghembuskan nafasnya berkali-kali sambil memainkan ujung penanya.

Siapkah dia untuk jatuh cinta lagi, membuka pintu ruang kosong hatinya untuk wanita yang selama beberapa bulan ini telah menyandang status sebagai istrinya.

****

Didalam apartement yang selama kurang lebih tiga bulan ini dia tempati. Cellya nampak begitu cemas memikirkan suaminya yang sudah beberapa hari tidak pulang.

Wanita itu merutuki kebodohannya karena sama sekali tidak mengetahui nomer hp suaminya. Padahal selama ini mereka tinggal serumah dan hampir bertemu setiap hari.

"Kamu kemana rif. Kenapa kamu pergi dan tak kunjung kembali? Apakah aku salah dengan kata-kataku beberapa hari yang lalu." Cellya duduk diatas sofa dengan satu tangannya yang memegang keningnya. Pikirannya melayang memikirkan suaminya, kemana dia harus mencarinya.

"Astaga.. kenapa jadi bodoh gini ya?" Cellya menepuk jidatnya. Dia langsung meraih kunci apartement dan juga tas selempang miliknya. Tanpa pikir panjang lagi, cellya melangkah meninggalkan apartement itu untuk segera menuju suatu tempat.

Kini cellya tengah menunggu taxi yg telah dia pesan tadi.
Tepat beberapa menit kemudian, taxi itu sudah datang. Cellya masuk dan menyebutkan sebuah alamat kepada sang supir.
Supir itu mengangguk mengerti.

****

"Nyonya mau minum apa? Atau mau makan?" Tanya bi darti.

"Gak usah bi, beberapa hari ini aku tidak bisa makan. Perutku selalu saja mual setiap ada makanan yang masuk."

"Jadi nyonya enggak makan?"

"Aku hanya minum susu saja bi"

"Tuan muda juga jarang makan nya, setiap pulang juga sangat larut malam. Membuatnya sampai begitu kelelahan dan berantakan". Cerita bibi kepada cellya.

"Jadi selama beberapa hari ini rifal tinggal disini bi?"

"Iya nya, hanya saja tuan muda suka lupa waktu akhir-akhir ini. Seperti sedang memikirkan sesuatu atau mungkin ada masalah. Biasanya tuan seperti itu nya". Jelas bi darti.

Cellya hanya tersenyum mendengarnya. Dia tahu jika penyebab masalahnya adalah dirinya sendiri. Kemudian kedua orang itu terlarut dengan obrolan mereka hingga malam hari.

"Kenapa rifal belum pulang juga ya bi?" Sedari tadi mata cellya menatap pintu rumah berharap seseorang yang dia tunggu segera pulang.

" nanti nya, mungkin sebentar lagi. Lebih baik nyonya makan yah? Sedari siang nyonya hanya makan buah dan air mineral saja." Ujar bibi yang mulau khawatir dengan keadaannya. Memang benar, wajah cellya sudah tampak pucat. Cellya sendiri merasakan lemas yang luar biasa tapi masih dia tahan.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang