part 09

55.8K 2.6K 11
                                    

-------------------------------
Hampir satu jam rifaldy menunggu supirnya yg belum kembali juga. Dia mulai sedikit jenuh dan memilih bergulang-guling disofa panjang miliknya. Mencoba Memejamkan matanya perlahan. Tak berapa lama Mang sarimin datang dengan membawa makanan yg tadi rifaldy pesan.

"Tuan muda. Tuan muda..Ini pecel ayam sama bubur kacang ijonya." Mang sarimin menepuk pelan tangan rifal mencoba untuk membangunkannya dan memberitahu bahwa apa yg tuannya pesan sudah dia belikan. Sarimin mengira jika rifaldy tengah tertidur, atau lebih tepatnya berpura-pura tidur.

"Hmmm.." rifal menggelinjang membalik badannya dan membelakangi mang sarimin
"Antarkan ke apartementku saja mang. Berikan pada cellya, aku ngantuk". Ucap rifaldy tanpa mau membuka matanya sedikitpun.

"Tapi-- huft". Mang sarimin memilih untuk tidak melanjutkan kata-katanya.

Pengantin baru kok malah gak mau pulang. Haduh haduh..gerutu sarimin sambil membawa pesanan tuannya itu.

"Kenapa min?" Tanya bi darti yg tak sengaja melihat sarimin menepuk-nepuk jidatnya.

"Itu tuan muda. Masa pengantin baru kok malah gak mau pulang. Mana istrinya lagi ngidam. Nih, saya yang malah disuruh nganterin. Ck..ck."

"biarkan saja. Mungkin tuan muda memang lelah. Sudah cepat kamu antarkan sana." Perintah bi darti. Sarimin pun langsung pergi untuk mengantarkan makan itu kepada nyonya mudanya.

" tuan muda.. tuan muda." bi darti menggelengkan kepalanya. "Bibi gak tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan tuan muda. Bibi hanya berharap semoga kelak tuan muda bahagia dengan calon anak tuan muda dan juga nyonya muda nantinya." Bi darti memasang selimut untuk menyelimuti sebagian tubuh rifaldy. Kemudian bibi melenggang pergi dari tempat dimana rifaldy tidur.

Rifal yg memang belum terlelap sepenuhnya itu membuka matanya setelah memastikan sang bibi sudah beranjak dari samping sofa yg dia tiduri.
"Semoga saja. " Ucap rifaldy pelan. Sebenarnya dia sedari tadi tidak tidur, hanya saja dia tidak mau pulang untuk malam ini. Dia tidak ingin melihat wajah cellya. Hatinya belum siap menerima kenyataan jika wanita itulah yang sekarang menjadi istrinya.

***

Perempuan itu sedari tadi menunggu kepulangan rifaldy. Dia tidak sabar melihat buah tangan yg akan dibawa suaminya itu. Entahlah, cellya hanya ingin melihat rifaldy membawa bungkusan itu meskipun cellya kini tidak terlalu menginginkan ayam pecel dan bubur kacang hijau yg dia pesan sebelumnya.

Ting..tong..ting...tong.

Dengan senyum merekah dan perasaan bahagia cellya berdiri untuk bergegas membuka pintu rumah.

"Kamu sudah pu--" cellya membuka pintu dengan bahagia. Namun senyum manisnya tiba-tiba memudar begitu saja saat tahu ternyata bukan rifaldy yang datang. Melainkan security apartementnya.
.

"Selamat malam nyonya atmaja, saya kesini ingin mengantarkan bungkusan ini. Tadi supir tuan atmaja menitipkannya." Satpam itu memberikan kantong plastik berisi makanan yang dirinya pesan kepada suaminya.

"Terimakasih pak".

"Sama-sama. Oh ya tadi supir itu mengatakan kemungkinan tuan atmaja tidak akan pulang." Celly mengangguk dan menutup pintu itu. Dia memandang bungkusan makanan yg sempat dia pesan kepada rifaldy. Keinginannya untuk melihat rifaldy datang dengan membawa bungkusan ini lenyaplah sudah. Dia harus menelan kekecewaan atas harapannya.
Cellya langsung menuju dapur untuk membuka bungkusan itu dan memakannya mesti minatnya sudah hilang tapi dia harus tetap makan demi anak dalam perutnya.
Celly membawa piring dan juga bungkusan itu kemeja pantri dekat dapur.
Dibukanya bungkusan berisi ayam pecel itu. Perlahan cellya memakan ayam pecel itu tanpa minat.

UNEXPECTED LOVE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang