Bab 66 - 69

3.3K 42 1
                                    

Bab 66. NASIB

Dengan tangan kanannya, nona Bok menggenggam erat tangannya Oey Yong, dengan tangan kirinya ia mengusap-usap belakang tangan nona itu. Dengan matanya, ia mengawasi rontoknya bunga ke permukaan air.

"Melihat dia membunuh Auwyang Kongcu, aku menduga ia telah merubah perbuatannnya yang sudah-sudah," demikian ia melanjuti. "Aku lebih girang lagi melihat dia disambut kedua orang lihay dari Kay Pang, yang memperlakukan dia dengan hormat sekali. Begitulah aku turut dia sampai di Gak-ciu, di mana pihak Kay Pang mengadakan rapat besarnya di gunung Kun San. Lebih dulu daripada itu, diam-diam dia memberitahukan aku bahwa Ang Pangcu telah meninggalkan pesan agar dia menjadi pengganti pangcu. Aku heran dan girang, tetapi aku sangsi, hanya melihat semua orang Kay Pang begitu menghormati dia, kesangsianku lenyap. Aku bbukan orang Kay Pang, tidak dapat aku menghadiri rapat, maka itu aku menanti di dalam kota. Aku pikir, dengan menjadi pangcu dari Kay Pang, pasti dia bakal bekerja untuk negara dan rakyat, pasti benar usahanya. Aku percaya juga, dia bakal menumpas musuhku, guna membalaskan sakit hati ayah dan ibu angkatku. Malam itu aku berpikir keras hingga aku tidak dapat tidur pulas. Diwaktu fajar selagi aku mulai lelah dan tidur layap-layap, mendadak dia pulang dengan jalan melompat jendela. Aku kaget, aku kira dia mau main gila pula. Aku hendak menegur, dia mendahului membisik. 'Adik, urusan gagal, mari kita lekas menyingkir!' Aku lantas tanya dia apakah yang terjadi. Dia menjawab; 'Di dalam Kay Pang ada pemberontak. Golongan Baju Kotor dan Baju Bersih bentrok karena urusan mengangkat pangcu, mereka bertempur, sudah ada banyak yang binasa'. Aku kaget dan heran, aku menanya bagaimana duduknya persoalan. Dia menjawab; 'Karena yang binasa begitu banyak, aku mengundurkan diriku sendiri, aku tidak mau lagi menjadi pangcu'. Aku pikir, tindakan itu benar. Ia menerangkan pula, 'Tapi pihak Pakaian Bersih tidak mau melepaskan aku, syukur aku dibantu Khiu Pangcu dari Tiat Ciang Pang, dengan begitu bisa juga aku meloloskan diri dan berlalu dari Kun San. Sekarang ini mari kita pergi ke Tiat Ciang Pang untuk menyingkir buat sementara waktu.' Aku tidak tahu Tait Ciang Pang rombongan baik atau jahat, aku turut padanya. Setibanya di Tiat Ciang San, baru aku melihat gerak-geriknya Khiu Pangcu aneh, rupanya mereka dari kaum sesat. Karena itu aku usulkan dia mencari Tiang Cun CU Cu Khu Cie Kee, supaya imam itu mengundang orang-orang gagah, untuk membantu pihak Kay Pang mengadakan tata-tertib partainya, supaya bisa dipilih satu pangcu yang tepat. Aku kata, dia tidak dapat pergi dengan begitu saja, dia mesti ingat budinya Ang Pangcu serta menjalani baik-baik pesannya. Tapi dia aneh, dia bukannya bicara dari hal Kay Pang, dia justru menimbulkan urusan pernikahan. Kita jadi bentrok, Aku telah memberi teguran padanya."

"Bagimana kemudian?" Oey Yong tanya selagi nona itu berhenti sebentar.

"Besoknya aku menyesal atas pencederaan kemarin itu," kata Liam Cu melanjuti. "Dia benar tidak memperhatikan lagi urusan Kay Pang, tetapi dengan menimbulkan soal pernikahan, itu tandanya dia mencintai aku. Aku merasa aku menegur keras padanya, pantas dia tidak menjadi senang. Hanya malam itu, hatiku jadi bertambah tidak tenang. Aku menyalakan api, aku menulis surat padanya untuk meminta maaf. Aku bawa surat itu ke kamarnya, untuk meletakinya di bawah jendelanya. Selagi aku mengasih masuk surat itu di sela-sela jendelanya, mendadak aku mendengar dia lagi bicara entah dengan siapa. Mulanya aku tidak berniat mendengar pembicaraan mereka itu, hendak aku menaruh surat itu lantas pergi. Tapi aku jadi tertarik sebab aku mengenali suara orang itu. Dia mencoba bicara perlahan, tetapi toh aku dapat mendengarnya dengan nyata.

'Siauw-ongya' demikian aku dengar. 'Pikiran wanita memang tak ketentuannya. Kalau nona Bok itu tidak mau menurut, kau jangan terlalu buat pikiran. Pikirannya itu mungkin buat sewaktu-waktu saja. Khiu Pangcu khawatir kau berduka, ia mengirimkan barang ini untuk kau melegakan hatimu.' Aku heran. Entah barang apa itu yang Khiu Pangcu hendak memberikannya. Maka ingin aku melihatnya."

Mendengar itu Oey Yong pun heran dan turut ingin mengetahui. Bahkan ia sayangi selagi di Tiat Ciang San ia tidak dapat melihatnya, kalau tidak, tentulah ia sudah merampas?!"

Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang