Bab. 39 - 40

2.4K 36 0
                                    

Bab 39. Perahu yang indah

"Eh, sudah ada orangnya?" menanya Ang Cit Kong heran. "Mungkinkah kau, saudara Beracun, sudah berhasil menciptakan semacam ilmu silat baru yang tak ada bandingannya lagi?"

Auwyang Hong tersenyum.

"Apa sih kebisaan dan kebijakasaannya Auwyang Hong hingga dapat memperoleh gelaran orang yang ilmu silatnya nomor satu di kolong langit ini?" ia berkata, "Yang aku maksudkan ialah orang yang telah memberi pelajaran kepada Kwee Sieheng ini."

Mendengar itu, Ang Cit Kong tertawa.

"Adakah kau maksudkan aku si pengemis bangkotan? Kalau benar, aku mesti memikir-mikirnya dulu! Kepandaian saudara Yok bertambah sekian hari, kau sendiri, saudara Berbisa, kau juga makin gagah dan panjang umur, sedang Toan Hongya itu aku percaya dia juga tidak akan mensia-siakan kepandaiannya, maka aku rasa, tinggallah aku si pengemis yang terbelakang."

"Tetapi, saudara Cit," berkata Auwyang Hong pula, "Di antara orang-orang yang pernah memberi pelajaran kepada Kwee Sieheng belum pasti kaulah yang terlihai....."

"Apa?!" menegaskan Ang Cit Kong. Ia baru mengucap sepatah itu, atau Oey Yok Su sudah memotong; "Ah, apakah kau maksudkan Loo Boan Tong Ciu Pek Thong si Bocah Bangkotan yang nakal?"

Pertanyaan ini diajukan kepada Auwyang Hong.

"Benar!" menyahut See Tok cepat. "Karena Loo Boan Tong sudah pandai ilmu Kiu Im Cin-keng, maka kita si Tong Shia, See Tok, Lam Tee dan Pak Kay, kita semua bukan lagi tandingan dia!"

"Hal itu belumlah pasti," berkata Tong Shia, "Kitab itu mati, ilmu silat itu hidup!"

Senang See Tok mendengar perkataan tuan rumah. Mulanya ia tidak puas, ialah ketika Tong Shia mencoba menyimpangi pertanyaannya kepada Kwee Ceng tentang di mana adanya Ciu Pek Thong. Sekarang muncullah pula soalnya Ciu Pek Thong itu. Karena ia pandai bersandiwara, ia tidak menyatakan sesuatu pada wajahnya, bahkan sengaja dengan tawar ia kata; "Ilmu silat Coan Cin Pay lihai sekali, kita semua pernah belajar kenal dengannya, maka kalau Loo oan Tong ditambah dengan Kiu Im Cin-keng, umpama kata Ong Tiong Yang hidup pula, belum tentu ia sanggup menandingi adik seperguruannya ini, jangan kata pula kita si segala tua bangka!"

"Mungkin Loo Boan Tong lihai melebihkan aku tetapi tidak nanti melebihkan kau, saudara Hong," berkata Oey Yok Su. Ia tidak mau menyebutnya "Saudara Beracun" seperti Ang Cit Kkong. "Inilah aku tahu pasti."

"Jangan kau merendah, saudara Yok," berkata See Tok. "Kita berdua adalah setengah kati sama dengan delapan tail. Kalau kau membilang seperti katamu barusan, maka teranglah ilmu silatnya Ciu Pek Thong tak dapat melampaui kau! Ini, aku khawatir....."

Ia lantas berhenti, kepalanya digelengka berulang-ulang.

Oey Yok Su bersenyum.

"Lihat saja di Hoa San lain tahun!" katanya. "Di sana saudara Hong akan mengetahuinya sendiri!"

Auwyang Hong mengawasi, ia mengasih lihat roman sungguh-sungguh.

"Saudara Yok, ilmu silatmu telah lama aku mengaguminya," katanya, "Akan tetapi jikalau kau bilang kau dapat mengalahkan Ciu Pek Thong, sungguh aku sangsi. Jangan kau memandang enteng kepada si tua bangka berandalan itu..."

Biar bagaimana, Oey Yok Su kena dipancing panas hatinya oleh See Tok.

"Kau tahu, Loo Boan Tong berada di pulau Tho Hoa To ini!" katanya nyaring. "Sudah lima belas tahun lamanya aku mengurung dia!"

Mendengar itu, dua-dua Auwyang Hong dan Ang Cit Kong terperanjat. Hanya si Bisa dari Barat sudah lantas tertawa bergelak.

"Saudara Yok gemar sekali bergurau," katanya.

Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang