Bab 31. Pemilik dari Pulau Tho Hoa To
Cu Cong mendengar suara itu, ia segera lantas menoleh, maka terlihatlah olehnya menyambarnya suatu barang ke arah Bwee Tiauw Hong, siapa sudah lantas menangkis. Tepat tangkisannya itu, barang itu mengeluarkan suara keras, rusak dan jatuh. Nyata itu adalah sebuah kursi.
Menyusul itu terdengar angin dari datangnya suatu barang lain, yang terlebih besar. Kali ini si Mayat Besi mengeulur tangan kirinya, untuk menangkap. Dan ia kena pegang suatu barang lebar dan licin. Sebab itulah sebuah meja yang ebrada di samping Cu Cong, yang patah kakinya tertimpa pilar. Penyerangnya pun Cu Cong sendiri. Habis itu Tiauw Hong menendang meja itu. Berbareng dengan itu, Cu Cong, yang mengulur tangan kanannya, memasuki tiga benda bergerak ke leher bajunya si wanita lihay itu.
Tiauw Hong kaget hingga ia menggigil. Ia merasakan barang yang hawanya dingin nelusup ke dadanya. Ia menduga kepada senjata rahasia yang aneh atau permainan ilmu dukun. Ia lantas merogoh, untuk menangkapnya. Ia kena pegang beberapa ekor ikan emas. Tapi yang membuatnya kaget luar biasa ialah tangannya tidak dapat meraba botol obat di dalam sakunya, obat mana lenyap berbareng bersama pisau belatinya serta kitab Kiu Im Cin-keng. Ia sampai berdiri berjublak saja.
Si cerdik Cu Cong sudah menggunai tiga ekor ikan emas itu untuk menyimpangkan perhatiannya Bwee Tiauw Hong yang lihay itu. Itulah ikan-ikan emas, yang lolos dari jambangannya sebab jambangannya pecah ketimpa runtuhan. Diwaktu memasuki ikan itu ke leher baju, ia sekalian menyambar isinya saku orang. Setelah itu dengan cepat ia membuka tutup botol kecil itu, yang dibawanya ke hidungnya Tin Ok, "Bagaimana?" tanyanya.
"Untuk dimakan dan ditarohkan, inilah obatnya!" berkata saudara tua itu, yang ada ahli dalam pemakaian obat beracun.
Tiauw Hong dapat mendengar pembicaraan orang itu, ia sadar, dengan berlompat, ia menerjang. Tapi ia disambut tongkatnya Tin Ok, cambuknya Han Po Kie, dacinnya Coan Kim Hoat dan pikulannya Lam Hie Jin. Ia hendak mengeluarkan cambuknya sendiri atau ia batalkan itu dengan mendadak karena pedangnya Han Siauw Eng menikam ke arah dadanya.
"Kasih dia makan, torehkan padanya!" kata Cu Cong pada Oey Yong, kepada siapa ia serahkan obat pemunah racun itu. Dilain pihak, ia sesapkan pisau belatina si Mayat Besi kepada muridnya seraya memberitahukan: "Inilah piasu asal kepunyaanmu."
Setelah itu, dengan mainkan kipas besinya, ia mau membantu saudara-saudaranya mengepung musuh yang lihay itu.
Habet pertempuran itu, karena berselang sepuluh tahu, Kanglam Liok Koay telah memperoleh kemajuan pesat.
Seng Hong dan anaknya heran menyaksikan pertempuran itu. Mereka beranggapan, "Tiauw Hong benar-benar lihay, tetapi pun jago-jago Kanglam itu tidak bernama kosong." Tapi Seng Hong sudah lantas berseru: "Tuan-tuan, berhenti dulu! Mari dengar aku!"
Orang lagi itu bertarung hebat, tidak ada yang pedulikan teriakan itu, mereka itu bertarung terus.
Tidak lama sehabisnya makan obat, Kwee Ceng mulai sadar. racun itu menyerang cepat tetapi perginya cepat juga. Lukanya masih menimbulkan rasa sakit tapi itu tidak mengganggu gerakan lengan kirinya yang terluka itu. Maka itu setelah, memasukkan piasu belati ke dalam sakunya, ia berlompat bangun dari rangkulannya Oey Yong. Ia maju ke gelanggang pertempuran, untuk bertarung pula. Seperti tadi, ia menyerang dengan gerakan perlahan, pada saatnya baru ia mengerahkan tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )
FantastikAwal dari Trilogi Pendekar Rajawali karya Chin Yung Kisahnya dimulai ketika dua pahlawan, Yang Tie Xin (Yo Tiat Sim) dan Guo Xiao Tian (Kwee Siauw Thian) yang setia pada Dinasti Song ternyata dibunuh oleh pasukan negaranya sendiri atas bujukan bangs...