Inilah jurus "Hang Liong Yu Hui" dari Hang Liong Sip-pat Ciang, yang anak muda she Kwee ini telah menyakinkan sekira selama satu bulan, hingga bisalah dimengerti beda jauh dengan waktu permulaannya Ang Cit Kong mengajarinya.
Kiu Cian Jin memandang enteng kepada murid orang ini, sebab ia melihat dari gerak-gerik, mestinya Han Po Kie tidak seberapa lihay, maka kaget ia melihat serangan itu. Ia mencelatkan tubuhnya, melompat tinggi-tinggi, karena mana, hancurlah kursinya itu. Ia menjadi gusar sekali.
"Anak kurang ajar!" bentaknya setelah turun kembali di lantai.
"Locianpwee, tolong berikan pengajaran padaku!" kata Kwee Ceng dengan hormat. Ia berlaku harti-hati, tak mau ia segera menyerang pula.
Tetapi Oey Yong hendak mengacaukan pikirannya orang tua itu. "Engko Ceng, menghadapi tua bangka ini jangan kau sungkan-sungkan!"
Orang tua itu murka bukan kepalang. Dia kenamaan sekali, siapa pernah mencaci padanya, apapula di hadapannya sendiri? Sekarang ada ini bocah! Hampir ia melompat dengan tangannya diayun, untuk menghajar bocah itu, atau mendadak ia masih ingat akan kehormatannya dirinya sendiri. Dia tertawa dingin. Dia mengeluarkan tangannya yang kanan, tangan kirinya dibawa ke keningnya, kemudian ia menyerang, justru disaat itu Kwee Ceng lagi menyampingkan diri. Sebat sekali gerakannya ini.
Tapi Oey Yong sudah lantas berteriak.
"Itulah pukulan yang tidak ada keanehannya! Itulah jurus ke delapan yang dinamakan 'Burung belibis tunggal keluar dari rombongannya' dari tipu silat Thong-pek Liok-hap-ciang!"
Kiu Cian Jin heran orang mengenali pukulannya itu. Memang itu adalah tipu silat Thong-pek Ngo-heng-ciang. Jurus itu tidak aneh, tetapi ia telah melatihnya selama beberapa puluh tahun, maka di tanganya, pukulan itu lihay sekali, kedua tangannya dapat bergerak dengan sebat dan hebat.
Kwee Ceng tidak berani menangkis serangan itu, kesatu ia gentar juga untuk nama orang, kedua ia melihat gerak-gerik orang yang luar biasa. Ia main mundur.
Kiu Cian Jin menduga-duga terhadap si anak muda, ia mengambil kesimpulan; "Dia dapat menghajar kursi, itulah sebab tenaganya yang besar. Ilmu silatnya hanya biasa saja...." Karena itu ia lantas mendesak.
Oey Yong bingung melihat kawannya terdesak demikian rupa, ia mengkhawatirkan kekalahannya. Maka ia lantas bersiap untuk membantu.
Kwee Ceng kebetulan menoleh kepada si nona, kapan ia melihat roman berkhawatir dari nona itu, tanpa merasa hatinya terkesiap. Justru itu, tinjunya Kiu Ciab Jin mampir di dadanya. Serangan itu membuatnya Oey Yong dan Kanglam Liok Koay kaget sekali, mereka mau menyangka akan habis sudah anak muda itu. Bukankah musuh itu sangat tangguh? Kalau tidak mati, Kwee Ceng akan terluka parah.
Kwee Ceng pun kaget bukan main, ia lantas mengerahkan tenaganya. Kedua tangannya dipentang dengan kaget. Habis itu, ia menjadi heran sendirinya. Ia terhajar dadanya tetapi ia tidak merasakan terlalu sakit, hingga ia jadi tercengang.
Oey Yong dapat melihat orang berdiam, ia menyangka pemuda itu mau pingsan, ia lantas lompat untuk mempepayang.
"Bagaimana, engko Ceng?" tanyanya. Tanpa merasa, air matanya meleleh.
Tapi jawaban si pemuda luar biasa sekali. "Tidak apa-apa, akan aku mencoba pula!" demikian jawaban itu. Ia terus mengangkat dadanya dan bertindak menghampiri lawannya yang berdiri mengawasi padanya.
"Kaulah si jago tua Tangan Besi, marilah kau pukul pula aku satu kali lagi!" ia menantang.
Jago tua itu menjadi sangat gusar, ia sudah lantas meninju. Sebagai akibat serangan itu terdengar suara "Duk!" keras sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )
FantasíaAwal dari Trilogi Pendekar Rajawali karya Chin Yung Kisahnya dimulai ketika dua pahlawan, Yang Tie Xin (Yo Tiat Sim) dan Guo Xiao Tian (Kwee Siauw Thian) yang setia pada Dinasti Song ternyata dibunuh oleh pasukan negaranya sendiri atas bujukan bangs...