[15+]
Pada hari yang menyenangkan sekaligus hari ulang tahun, bagaimana jika hari istimewa itu menjadikan sebuah hari yang menyeramkan sekaligus menyedihkan?
Contohnya pada hari Halloween. Di kota Mejiktorn, tempat tinggal para penyihir yang mempuny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mocca's PoV
Mocca.
Namaku yang begitu singkat juga mudah diingat oleh orang-orang yang mengenalku. Tapi, mereka yang sudah mengenalku bukan menganggapku sebagai teman ataupun manusia sekali pun, melainkan memperlakukanku dengan kejam.
Aku tersingkir. Terpuruk. Hanya karena tidak memiliki kekuatan sihir, mereka semua memandangku benci dan menjauhiku. Menelantarkanku hingga jauh dari mereka. Tidak ada satu pun yang ingin berteman denganku. Jahat.
Dunia sepertinya menolakku. Tidak punya kekuatan sihir, apa harus semenderita ini? Dikucilkan, diejek, diasingkan, bahkan orang tuaku sama sekali tidak memperhatikanku layaknya anak mereka lagi. Orang tuaku membuang diriku jauh dari kota Mejiktorn, menyuruhku pergi dari rumah sekaligus kota ini, kota yang baru beberapa hari ini telah menghias warna-warna jingga, labu serta ukiran wajah senyum dengan mata jahat.
Apa lagi kalau bukan hari Halloween jika ada labu dan puluhan ember permen?
Kota Mejiktron adalah suatu tempat tinggal para penyihir yang aku dengar kota ini dipimpin oleh seorang Raja berusia 16 tahun. Raja yang masih sangat muda, apalagi dia seumuran denganku. Aku tidak pernah melihat Raja Mejiktorn. Kota ini memuat sekitar 3 juta penduduk dengan rumah yang didesain bangunan kotak atau persegi panjang dengan atap kerucut.
Para penduduk kota Mejiktorn selalu merayakan hari Halloween setiap tahunnya, tepatnya pada tanggal 31 Oktober, tepat aku diusir dari rumah sekaligus kota tersebut.
Juga, hari ulang tahunku.
Tidak semua hari Halloween adalah hari yang menyenangkan ataupun istimewa. Hari Halloween kali ini sangatlah buruk. Orang tuaku tidak menerima diriku, teman-teman di sekolah, bahkan adikku sendiri berani menyuruh-nyuruh dan membentakku seakan dia yang lebih tua dariku.
Hari Halloween memang menyeramkan, sekaligus menyedihkan.
Hal yang aku punya saat ini adalah pakaian yang aku kenakan, sendal butut yang sudah tidak layak pakai, dan nyawa.
Aku berjalan melalui banyak orang yang sedang memegang labu dan permen, berbincang ria sambil tertawa-tawa. Mereka semua terlihat bahagia.
Setelah melalui banyak orang, jalanan yang aku tapaki sekarang perlahan sunyi dan hanya menyisakan lampu labu yang menyala tergantung di tali yang telah dipasang dari satu pohon ke pohon yang lain. Aku berjalan sendiri. Tak ada harapan untuk meminta pertolongan orang lain. Aku hanyalah penyihir yang tak memiliki sihir.
Mereka mengataiku sebagai manusia biasa.
Manusia adalah makhluk yang hampir sama dengan penyihir. Yang membuat dua makhluk itu berbeda adalah penyihir memiliki kekuatan sihir sedangkan manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Aku bukanlah penyihir, melainkan penyihir yang dikutuk menjadi manusia biasa.