Bab 14a

4.1K 325 34
                                    

Typo? Saya lagi males buat self-editing, jadi kalau ada huruf yang ketuker, ada susunan kata yang berantakan, ma'af, ya.....

Happy reading, enjoy this part....

Do'nt be silent readers, please..... J

Selamat malam Jum'at..... :D

===========================

Jantung Hans berdetak beberapa kali lebih cepat. Tanpa menghiraukan panggilan Yasmin, Hans terus berlari mengejar Noura. Untuk kesekian kalinya kejar-kejaran tersebut kembali terulang. Saat Hans gagal menyusul Noura, Hans berlari menuju tangga darurat agar bisa menyusul Noura dilantai dasar restoran.

Hans terus berlari sekuat tenaganya agar bisa menyusul Noura. Ia mengabaikan sakit dan pegal dikakinya dan terus berlari menuruni anak tangga. Dikepala Hans kembali terbayang wajah Noura yang berlinang air mata. Entah bagaimana, wajah tersebut menjadi sebuah kelemahan bagi Hans. Perasaan bersalah Hans semakin menjadi-jadi saat dikepalanya terbayang wajah Noura yang sedang menangis, terlebih lagi alasan Noura menangis adalah karena dirinya.

Setibanya dilantai dasar, Noura kembali sampai terlebih dahulu. Namun Hans terus bergegas menyusul Noura hingga akhirnya tangan Hans berhasil menangkap tubuh Noura dan memeluknya. Hans tidak memperdulikan beberapa pasang mata yang tertuju padanya dan Noura. Noura lebih penting dari semua orang yang ada ditempat tersebut.

Hans masih terus memeluk Noura yang masih terisak. Ia mengeratkan pelukannya sambil mulai meracau. Semakin lama pelukan Hans semakin erat dan racauannya semakin jelas terdengar. Racauan Hans membuat tangisan Noura terhenti. Noura mengerjapkan matanya berulang-ulang dan menajamkan telinganya mendengarkan racauan Hans yang menyayat hati.

"Jangan pergi, Noura. jangan pergi. Tolong aku, tolong." Noura yang masih kebingungan tidak mengindahkan racauan Hans. Namun pelukan Hans yang erat membatasi gerak tubuh Noura.

"Peluk aku, Noura. Jangan tinggalkan aku. Aku mohon." Entah bagaiman,a ketakutan terbesar Hans dalah saat Noura berlari meninggalkannya. Hans selalu merasa ketakutan saat Noura meninggalkannya. Rasa takut itu membuat Hans menjadi lemah tidak berdaya. Dan kilasan bayangan kepergian Noura akan semakin membuatnya terpuruk.

"Jangan pergi, Noura. Kumohon. Jangan tinggalkan aku." Dan untuk kesekian kalinya Noura kembali luluh. Emosinya menghilang begitu saja saat ia mendengar racauan Hans yang terasa menyayat hatinya. Noura sendiri tidak mengerti. Berulang kali kejadian seperti ini terjadi, namun akhirnya ia tetap luluh dengan suara racauan Hans yang terdengar begitu memilukan. Kadang-kadang Noura sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Apakah hal tersebut karena perasaannya pada Hans atau kerana hal lain.

Hans semakin megeratkan pelukannya saat ia merasakan tangan Noura melingkar dan bertaut dipunggungnya. Ia merasakan bajunya basah namun ia tidak perduli. Yang ia pedulikan adalah Noura tetap ada dalam dekapannya seperti saat ini. Dia tidak perduli dengan orang-orang yang menatapnya. Yang ia inginkan hanyalah Noura untuk tidak pergi dari sisinya.

===ZZZZ===

Noura masih terus diam. Ia enggan menatap Hans yang sejak tadi terus menatapnya. Noura memalingkan wajahnya dan lebih memilih menikmati suasana malam Jakarta yang dihiasi lampu-lampu jalan yang berwarna-warni. Perasaan Noura berkecamuk didalam dadanya. Perasaan tersebut menggumpal hingga Noura tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini. Ia merasakan sedih, marah, kecewa. Namun ia juga merasa kasihan dengan Hans yang kembali meracau.

Noura sendiri tidak tahu mengapa Hans selalu bisa membuatnya memungkiri egonya. Saat ia ingin pergi, ia tidak pernah sanggup mendengar suara permohonan Hans yang memintanya untuk tetap tinggal. Noura selalu merasa lemah dan tidak bisa meninggalkan Hans. Hans dan semua yang ada pada dirinya menarik Noura untuk enggan menjauh.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang