Bab 13

3.7K 261 25
                                    

Typo? Sorry...

Happy reading and enjoy this chapter.

don't be silent reader, please....


==========================

Noura menatap punggung Hans yang mulai menjauh. Sejak 3 hari yang lalu ia merasa sikap Hans sedikit berubah. Noura tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Saat itu ia mendapati Hans pulang dengan wajah yang murung. Saat Noura menanyakannya, Hans hanya menjawab kalau semuanya baik-baik saja. Namun Noura tahu ada sesuatu yang terjadi tanpa ia ketahui.

Sejak hari tersebut, Hans mulai pulang larut malam. Bahkan tadi malam Hans pulang pada waktu tengah malam. Hal tersebut menyulut rasa khawatir Noura. tetapi ketidakjujuran Hans membuat Noura sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Hans.

"Abi baik-baik saja 'kan, Nak? Ummi khawatir dengan Abi kalian." Noura mengelus perutnya. Noura merasa ada yang kurang saat Hans tidak lagi mengusap perutnya saat berangkat bekerja. Sebagai gantinya, ia akan berbicara sendirian pada bayi mereka.

"Kita do'akan Abi ya, Nak. Semoga Abi baik-baik saja.".

===ZZZ===

Hans menatap kalender yang ada dimejanya. Matanya tertuju pada satu tanggal dipertengahan bulan November. Sebuah tanggal keramat pemicu perubahannya. Sebuah tanggal yang menjadi saksi sebuah kejadian yang membuatnya tersiksa selama belasan tahun.

Sejak menikah, Hans merasa hidupnya tenang. Kebahagiaan yang ia rasakan mampu menghilangkan kenangan masa lalunya yang kelam. Semua kenangan yang menyiksanya selama bertahun-tahun tidak lagi datang karena selama beberapa bulan yang telah berlalu selalu ada Noura yang menghiasi harinya. Kehadiran Noura mampu membuat Hans melupakan masa lalunya. Namun kali ini, Hans seperti kembali ditarik untuk tenggelam bersama masa lalunya.

Bulan November adalah bulan yang memiliki kenangan yang buruk bagi Hans. Karena dibulan tersebut, ia kehilangan gadis kecilnya tepat dihari ulang tahun gadis kecilnya tersebut. Setiap tahunnya, disetiap tanggal 19 November, Hans selalu merayakan ulang tahun gadis kecilnya dengan harapan suatu saat nanti ia dapat merayakan ulang tahun tersebut bersama gadis kecilnya. Seseorang yang sangat Hans sayangi melebihi dari apapun.

Hans mengusap wajahnya. Ia berhenti menatap kalender yang berdiri diatas mejanya tersebut. Hans mengalihkan matanya pada foto pernikahannya dengan Noura yang sengaja ia pasang di kantornya sebagai penyemangat. Foto yang diambil hampir 4 bulan yang lalu tersebut menampakkan wajah malu-malu Noura yang tersenyum bahagia. Hans sendiri menatap foto dirinya yang berdiri disamping Noura dengan senyum yang juga mengembang. Hans mengingat momen menengangkan namun berakhir bahagia tersebut, saat ia memilih dan menjadikan Noura sebagai pendamping hidupnya.

Bahagia. Hans merasakan kebahagiaan saat itu. Ia tidak menyangka kalau akhirnya ia juga bisa merasakan bahagia. Saat kejadian itu, Hans merasa tidak ada lagi kebahagiaan untuk dirinya. Namun pikirannya mulai berubah saat Noura datang dan memberikan rasa yang indah tersebut.

Hans menghela nafasnya. Ia merasa bersalah karena telah bersikap acuh pada Noura. Hans merasa dia memang keterlaluan, namun kenangan-kenangan kelam yang mulai kembali menyerangnya memaksa Hans untuk berlaku demikian.

Hidup bersama Noura membuat Hans merasakan kebahagian yang membuatnya lupa dengan waktu. Walaupun tidak selalu diliputi kegembiraan, bersama Noura, Hans merasakan keindahan hidup yang sebenarnya. Hingga ia dapat melupakan kenangan bersama gadis kecilnya. Tetapi 3 hari yang lalu, ia menyadari salah satu hari kelam dihidupnya hampir tiba. Hari yang selalu ia rayakan setiap tahunnya. Dan sekarang Hans kembali merasakan kebimbangan. Separuh dari dirinya memaksanya untuk kembali larut dalam kesedihan yang timbul dihari tersebut atau membiarkannya dan melewati hari tersebut tanpa mengingat memori kelam dihari tersebut.

Hans mengusap wajahnya. Peperanagn yang ada didalam dirinya membuat Hans merasa lelah. Dengan pelan, Hans menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi kebesarannya. Ia kembali mengusap wajahnya sambil bergumam pelan.

"Apa yang harus hamba lakukan ya, Allah?".

===ZZZ===

Yasmin menghentikan langkahnya saat ia mendengar suara dari apartemen Hans. walaupun tidak jelas, Yasmin menebak jika Hanslah yang ada didalam apartemen tersebut. Kedatangan Hans diapartemen tersebut setelah sekian lama ditinggalkan menimbulkan tanya bagi Yasmin. Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, Yasmin memutuskan untuk masuk kedalam apartemen tersebut.

Dengan pelan Yasmin berjalan menuju kamar Hans Ia mendengar suara dari ruangan tersebut. Kaki Yasmin terhenti didepan pintu kamar Hans. Beruntungnya, pintu tersebut sedikit terbuka sehingga memudahkan Yasmin untuk mengintip apa yang dilakukan Hans dikamarnya. Lama memperhatikan Hans, isak tangis Yasmin pecah saat ia mendengar ucapan pilu dari Hans. Ia tidak menyangka jika Hans masih terikat dengan masa lalunya. Yasmin mengira jika saat ini Hans telah ebnar-benar terlepas dari masa lalunya. Tetapi sekarang Yasmin tahu kalau Hans tidak sepenuhnya meninggalkan kenangan masa lalunya.

"Apa kabarmu Lova? Aku merindukanmu.".


========================

*kedip-kedipcantikpakebulumata antibadai+senyumpepsodent... :) :D

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang