Bab 18

3.9K 295 62
                                    

Typo? Sorry...

Happy reading and enjoy this chapter

Please be nice with give a vote or comment for me....

===========================

Walaupun Hans tidak mengatakan apa-apa, tetapi Noura merasa ada sesuatu yang terjadi pada suaminya tersebut. Bahkan sejak pulang dari Tanjung Priok, Hans tampak seperti menyembunyikan sesuatu. Hans memang bersikap seperti biasa saat ada Noura, namun dari sorot mata Hans, Noura merasa ada sesuatu yang tersembunyi disana.

Hans dan Noura baru saja selesai sholat Isya berjama'ah. Seperti malam sebelumnya, mereka akan menghabiskan waktu sebelum tidur dengan membaca Al-Qur'an ataupun hanya sekedar membaca sholawat. Biasanya Hans akan membaca surah-surah tetentu ataupun sholawat untuk bayi mereka yang kini sudah menginjak usia bulan kelima. Dan Noura akan dengan senang hati mendengarkan suara Hans saat membaca atau bersenandung. Walaupun tidak merdu, tetapi Noura sangat menyukai suara Hans. Suara Hans memiliki daya tarik yang hanya bisa difahami oleh Noura.

Hans membantu Noura berbaring setelah meminum susu khususnya. Tidak lupa ia mengelus perut Noura dimana ada dua buah cintanya yang sedang tumbuh didalam sana. Lalu ia mengecup kening Noura dengan dalam, seakan ingin menyampaikan perasaannya saat ini terhadap Noura. Perasaan yang tidak Hans sadari namun mulai tumbuh seiring kebersamaannya bersama Noura.

Jika dulu dunia Hans tertuju pada sosok gadis kecilnya, hal tersebut telah berubah sekarang. Kini Hans menyadari Noura telah menggantikan sosok gadis kecil yang dulu bersemayam didalam hatinya. Jika Hans sedang jauh dari Noura, ia selalu ingat dan merindukan Noura. Hans sering mengirimkan pesan singkat hanya untuk mengobati rasa rindunya. Bahkan sekarang Yasmin sering mengolok-olok dirinya seperti anak remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Namun Hans tidak peduli. Sama seperti lelaki yang sedang jatuh cinta lainnya, Hans hanya ingin Noura selalu ada disisinya.

"Tidurlah!" ucap Hans saat ia sadar jika Noura masih terjaga. Tangan Hans terulur untuk mengelus pipi Noura.

Noura menggeleng. Ia memeluk tubuh Hans walaupun ia harus hati-hati karena perutnya yang mulai semakin tampak buncitnya. Noura menyelusupkan wajahnya didada Hans. Malam ini ia ingin menanyakan apa yang membuat Hans terlihat tidak baik-baik saja.

"Mas kenapa?" dahi Hans berkerut mendengar ucapan Noura. Tangan Hans yang mendekap Noura, mulai bergerak mengelus punggung Noura.

"Kenapa bagaimana?" Noura mengangkat wajahnya, lalu ia menatap Hans. Tangan Noura mulai naik menuju wajah Hans, Noura mengelus pipi Hans yang bertambah chubby.

"Mas seperti menyimpan sesuatu." Tatapan Hans terkunci. Ia dapat melihat raut khawatir dari mata Noura. Tiba-tiba saja Hans merasa tidak dapat berbicara. Lidahnya terasa kelu sampai-sampai Hans tidak sadar menahan nafasnya beberapa waktu. Kesadaran Hans kembali saat ia merasakan jika Noura kembali mengelus wajahnya.

"Jika Mas ada masalah, aku akan dengan senang hati mendengarkan Mas bercerita. Aku tidak ingin Mas memendamnya sendiri. Mas bisa membaginya denganku apapun masalah, Mas." Mata Hans masih terkunci oleh tatapan Noura. Ia menghela nafasnya dengan berat. Jika saja bisa, tentu ia akan berbagi dengan Noura. Tetapi, Hans memilih untuk memendam semuanya sendiri. Hans belum yakin dan terlebih lagi ia tidak ingin menyakiti Noura.

"Aku baik-baik saja, Noura." Noura menggeleng. Perasaan Noura mengatakan kalau Hans sedang berbohong. Ditambah tatapan mata Hans yang redup seakan menyimpan beban berat dimata tersebut.

"Aku tahu Mas bohong." Hans meletakkan tangannya dipinggang Noura. Lalu ia mulai memeluk Noura. Hans semakin mendekatkan jarak antara wajahnya dengan wajah Noura.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang