Bab 8

6K 334 6
                                    

Typo? Sorry....

Happy reading and enjoy this part.

Don't be silent reader, please.....

==================================

Didalam mobil dalam perjalanan pulang, Hans dan Noura kembali saling diam. Namun kontak fisik tidak lepas diantara mereka. Noura bersandar pada tubuh tegap Hans dan Hans tanpa henti mengelus punggung Noura. Kontak fisik yang mereka lakukan menimbulkan rasa nyaman satu sama lain walaupun mereka hanya saling diam sejak keluar dari rumah sakit.

Noura memejamkan matanya menahan rasa mual yang kembali menyerangnya. Ia merasakan perutnya kembali bergejolak dengan hebat. Ditambah rasa pusing yang juga ikut menambah rasa sakit Noura. Saat ini kontak fisik yang dilakukan Hans tidak membantunya sama sekali seperti sebelumnya.

Pikiran Hans melayang menuju masa lalunya. Ia teringat akan Ayah dan Ibunya. Dua sosok yang menjadi orang kebanggaannya walaupun akhirnya kedua orang tersebut meninggalkannya. Hans mengenang masa kecilnya bersama Ibunya, Pricilla. Masa kecil yang penuh kebahagian dalam kesederhanaan karena Pricilla selalu mengajarinya untuk tidak berlebihan. Sebelum Ayahnya muncul, salah satu kekurangan Hans saat itu hanyalah sosok Ayah yang belum pernah ia temui seumur hidupnya. Hingga akhirnya, Tuhan mengabulkan keinginannya dengan memgirim seorang lelaki yang mengaku sebagai Ayahnya. Saat mendengar pengakuan tersebut, Hans menatap Ibunya, ia berlari memeluk Ayahnya saat Ibunya menganggukkan kepalanya sambil berlinang air mata. Saat itulah kebahagiaan Hans terasa lengkap dan sempurna.

Hanya hitungan tahun kebahagiaan itu Hans cicipi. Kebahagiaannya direnggut oleh takdir yang harus mengambil Ibunya dari sisinya dan Christian, Ayahnya. Hans dan Ayahnya sama-sama berduka. Tidak ada yang bisa mengobati duka mereka akibat kehilangan Pricilla. Keduanya sama-sama menutup diri untuk orang lain dan keduanya sama-sama terpuruk atas kehilangan sosok wanita yang amat mereka sayangi.

Lamunan Hans buyar saat ia mendengar suara Noura yang meminta Andi untuk berhenti dan bergegas keluar dari mobil. Hans menyusul Noura yang keluar dari mobil menuju parit yang ada dipinggir jalan. Dengan sigap Hans membantu Noura yang kembali memuntahkan isi perutnya. Hans mengambil tisu yang sudah dibawakan oleh Andi dan membersihkan wajah Noura saat Noura telah selesai.

"Sudah?" Noura menjawab dengan anggukan. Ia merasa tubuhnya menjadi lemah. Bahkan untuk berdiri saja ia merasa tidak mampu. Tangan Noura mencoba meraih tubuh Hans sebagai pegangan. Ia berhasil mendapatkan lengan Hans dan menggenggam erat lengan kekar tersebut.

Hans membantu Noura yang berpegangan pada lengannya. Hans mendekap tubuh Noura membawa kembali istrinya tersebut kedalam mobil. Hans membantu Noura masuk kedalam mobil disusul dirinya yang ikut duduk disamping Noura dibagian kursi penumpang. Andi bergegas masuk kedalam mobil saat atasannya telah masuk dan kembali mengendarai mobil menuju rumah Noura.

===ZZZ===

Hans memapah Noura masuk kedalam kamar. Ia membaringkan Noura ditempat tidur dibantu oleh Ibu Aminah. Ibu Aminah menyelimuti Noura dan mengoleskan minyak kayu putih ke sekitar leher dan pelipis Noura. Tidak lupa pula Ibu Aminah mengoleskan minyak kayu putih disekitar perut Noura.

"Bagaimana hasilnya, Hans?" tanya Ibu Aminah yang sedang duduk ditepi ranjang dekat Noura berbaring.

"Noura positif hamil, Bu. Usia janinnya sudah 6 minggu." Ibu Aminah memekik mendengar kabar dari Hans. Ia mengucapkan hamdalah dan kalimat pujian lainnya sambil menggenggam erat tangan Noura.

"Alhamdulillah ya, Nduk. Kamu harus jaga kesehatan. Sekarang kamu tidak sendiri. Ada bayi yang harus kamu jaga." Pesan Ibu Aminah sambil mengelus kepala Noura. Noura mengangguk dengan lemah sambil tersenyum tipis.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang