Warning:
Saya males banget baca ulang, males ngedit, jadi harap dimaklumin aja, ya...
Kalau ada bagian yang nggak sinkron, maklumin aja juga...
==================
Dengan sabar Noura menunggu Hans yang sedang menghabiskan mie instan yang ia buat lima menit yang lalu. Setelah percakapan mereka, Hans meminta ia memasakkannya mi instan karena tiba-tiba Hans merasa lapar. Dengan perut besarnya Noura memasakkan suaminya itu mie di dapur dan membawakannya ke kamar dimana Hans sedang bersandar di kepala ranjang menunggunya.
Mata Noura mengerjap melihat Hans yang melahap mie buatannya. Sesekali bibirnya mengembang menatap lelaki yang keberadaannya tampak seperti mimpi. Bukan karena apa-apa, kedatangan Hans secara tiba-tiba membuatnya sedikit sulit berpikir dengan jernih dan menganggap kalau sosok lelaki yang ada didepannya itu hanya mimpi.
Hans menghabiskan mie dalam mangkok melamin berwarna hijau dalam waktu kurang dari lima menit. Noura sampai menggelengkan kepalanya melihat Hans yang terlihat belum makan berhari-hari. Hal itu juga tampak dari tubuh Hans yang lebih kurus. Belum lagi ada luka di wajah Hans yang membuat Noura bertanya-tanya apa yang terjadi dengan suaminya tersebut.
"Mas mau lagi?" tanya Noura saat menerima mangkok kosong dari Hans.
"Tidak. Aku sudah kenyang," jawab Hans. Noura mengangguk. Ia membawa dan meletakkan mangkok tersebut diatas meja riasnya dan kembali menghampiri Hans yang baru saja meletakkan cangkir berisi air putih yang sudah ia minum separuhnya.
Hening sesaat terjadi diantara mereka yang membuat Noura merasa canggung. Ia mendengar helaan berat nafas Hans yang membuat kepalanya yang tertunduk menjadi terangkat. Ia juga menghela nafasnya lalu menatap Hans dalam.
"Mas sepertinya lelah, lebih baik Mas tidur saja dulu."
Hans mengangguk mengiyakan, entah memang karena ia merasa lelah atau ia bisa memliki waktu lebih lama menyiapkan dirinya untuk bercerita pada Noura.
Noura menarik selimut yang ada di ujung ranjang hingga menutupi separuh tubuh Hans. Melihat Noura yang beranjak keluar kamar, Hans memanggil Noura yang membuat langkah kaki Noura terhenti.
"Noura, kau mau kemana?" Noura memalingkan tubuhnya. Ditangannya terdapat mangkok dan gelas yang baru saja dipakai oleh Hans.
"Ke dapur sebentar, Mas. Mas tunggu saja." Hans mengangguk pelan. Matanya terus menatap Noura hingga akhirnya penglihatannya terhalang oleh dinding dan pintu. Ia kembali menghela nafas. Hans merasa bagian dalam dadanya berkecamuk dan membuatnya merasa tidak nyaman.
Kurang lebih lima menit, Noura kembali masuk ke dalam kamar. Ia melepas khimar hitam yang ia pakai dan meletakkannya di tempat gantungan kerudungnya. Ia mengusap perut buncitnya yang sedikit berkontraksi dan semua itu tidak luput dari tatapan mata hitam Hans.
Hans menepuk sisi kosong disampingnya, Noura yang mengerti isyarat tersebut naik ke atas tempat tidur dan duduk bersandar disamping Hans. Hatinya bergemuruh saat tangan Hans yang mengusap perutnya dengan pelan dan gemetar. Ia menangkup tangan tersebut yang membuat Hans menatap wajahnya.
"Apa perutmu sakit?" Noura menggeleng dan tersenyum tipis.
"Tidak. Tadi mereka sedikit bergerak. Mungkin mereka senang Abi mereka sudah kembali." Hans menatap mata Noura. Mereka saling menyelami mata yang menampakkan sepercik luka. Hans yang lebih pertama memutuskan kontak mereka dan beralih menatap perut buncit Noura.
Walaupun tanpa bicara, Hans terus mengusap perut Noura. Sesekali elusannya diselingi dengan kecupan hangat dari Hans. Hans sendiri dapat merasakan jika anaknya bergerak yang mengalihkan segala kekacauan hatinya menjadi percikan bahagia. Semakin intens elusan Hans, gerakan dari bayi tersebut juga semakin terasa yang membuat Noura sedikit meringis. Tetapi, ia merasa sangat senang. Salah satu keinginan sederhananya telah terwujud, dan juga Noura dapat merasakan jika bayinya senang bisa merasakan kehadiran ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/70346435-288-k825365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki
Ficção GeralSetelah berganti keyakinan dan menikah, Hans menjalani kehidupan barunya bersama Noura. Hans mencoba dan berusaha menjadi seorang suami serta muslim yang baik. Namun, cobaan datang dan berusaha menghancurkan keyakinan serta rumah tangganya yang baru...