Chapter 7

11.9K 425 2
                                        

Selebrasi yang ku janjikan dengan ketiga teman sompretku di warung Mang Dadang, membuatku pulang tengah malam, ku lajukan mobilku perlahan, sampai di jalan yang lumayan sepi, ku rasa hanya mobilku yang lewat situ, ada keributan di tengah jalan mengalihkan perhatian ku

Seorang laki-laki berbadan besar sedang memukuli seseorang, aku memicing kan mataku, mengerem mobilku perlahan memperhatikan adegan tak wajar lewat spion ku,

Kulihat, laki-laki itu menjambak rambut dan menampar orang itu berkali-kali, seorang perempuan, aku tidak tinggal diam,aku ingin keluar, tapi nyali perempuanku agak menciut, takut laki-laki itu menghajarku juga, ku bulatkan tekad, tidak peduli dengan apa yang terjadi nanti, aku hanya tidak terima jenisku selalu menjadi pelampiasan laki-laki kejam seperti orang itu

"BERHENTIIIII...!!!!" teriakku kearah laki-laki itu, gadis tadi masih di jambaknya keras, terdengar suara mengaduh kesakitan dan memohon ampun

Laki-laki itu menatap nyalang dengan mata memerah ke arahku, sepertinya dia sedang dibawah pengaruh alkohol

"BERHENTI ATAU GUE TELPON POLISI,,!!!" bentakku kemudian, mengacunkan benda seolah itu ponsel, berjalan perlahan ke arahnya, perasaan takut, berani dan cemas campur aduk di dadaku

Laki-laki kejam itu melepas rambut yang ia jambak kasar, hingga gadis itu sempoyongan dan terjatuh, menatap ke arahku marah,matanya kembali ke gadis itu, menjambaknya kasar
"Lu selamet sekarang... Sekali lagi gue ketemu llu, gue abisin llu pecun..!!" hardiknya melepaskan jambakannya kasar, gadis itu meringis

Dia berjalan tergesa ke mobil yang terparkir tidak jauh darinya, menunjuk ke arahku dengan tatapan mengancam, aku menatap kepergian mobilnya dengan menarik nafas lega

Ku dekati wanita tadi,
"Lu gapapa?" tanyaku,

wanita itu mengangkat wajahnya,tidak ada airmata, hanya aku mengenalnya, dia wanita yang kutolong di depan rumahku, tapi kini kondisinya mengenaskan, darah mengalir dari hidung runcing dan sudut bibirnya, rahang dan tulang pipinya membiru, rambut acak-acakan, kaus yang tadi siang aku lihat rapi, kini agak sobek di bagian dada dan lengannya, aku menatapnya khawatir, segera ku gendong dia ala Brydal style, karna sepertinya dia tidak kuat berdiri, tubuhnya tidak begitu berat kurasa, ku dudukkan dia di dalam mobil, sebelah kursiku, sekali lagi karna aku suka olahraga, jadi tubuh nya begitu ringan untukku

Ku lajukan mobilku kembali menuju ke rumah, sampai disana ku buka kerbang dan melajukan mobilku ke garasi, gadis itu masih terdiam dalam mobil, aku kembali menggendongnya ke dalam rumah, ku dudukkan di sofa

Aku belari ke dapur mencuci tanganku, lalu mengambil kotak P3K, kutaruhnya kotak itu di meja di hadapan gadis yang kutolong tadi, dia diam tidak menatapku, ku celupkan kapas bulat kedalam air hangat yang sudah ku beri cairan antiseptik, ku tarik dagunya agar menoleh ke arahku

Ku lap darah yang masih mengalir pelan di hidungnya dan sudut bibirnya yang sepertinya sobek, dengan kapas tadi, ia menahan tanganku meringis kesakitan,

"Pasti sakit..llu tahan dulu, biar darahnya kering" ucapku meniup-niup luka di bibirnya

"Kenapa llu tolong gue..?" tanyanya dingin

"Apa?"

"Kenapa llu ga biarin aja gue mati di pukulin orang itu..??" ucapnya lagi sedikit membentakku

Aku mengernyit bingung.. Di tolong malah ga mau.. Fikirku

Dia kembali diam

"Gue kira llu ga bisa ngomong" seolah tidak mempedulikan pertanyaanya, kembali ku kompres rahang dan pipi nya yang mebiru, lalu ku oleskan Cream penghilang memar di situ

Apa Aku Lesbian???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang