Yang di mulmed itu... Alex (kanan) sama Gadis (kiri) yaaa...
-------------------
Bagas mendorong kursi roda yang di naiki Alex menuju pintu utama Rumah sakit, tidak tau kenapa ia harus naik kursi roda.. Padahal diantara kedua kakinya tidak ada satupun yang mengalami cidera, beberapa suster menyapa mereka berdua, hanya Bagas yang tersenyum, menanggapi, Alex.. Ia memberengut dengan bibir maju beberapa senti, ia tidak mau di perlakukan seperti orang lumpuh, tapi Bagas memaksa, dengan alasan Alex akan pusing kalau langsung di suruh jalan jauh, padahal ia merasa kepalanya sehat, bahkan masih bisa jadi sasaran toyoran 3 sahabatnya
Setelah selesai dengan urusan Administrasi, Alex di supiri Bagas keluar dari area Hotel pesakitan itu, menuju ke rumah
Sampai di rumah, Bagas dan Alex di sambut Bik Nah dengan sukacita, seandainya mereka pahlawan dari medan perang, mungkin Bik Nah akan menyanyikan lagu kebangsaan sebagai ucapan syukur
"Aden.. Non... Akhirnya pulang juga.. Ya Allahh..." ucapnya dengan senyum berbinar, dan meraih lengan Alex, di papahnya menuju sofa ruang tamu,
Bagas membawa tas berisi keperluan Alex serama di rumah sakit dan menaruhnya di kamar, sebelum keluar, ia mengambil sepaper bag obat dan membawanya kembali ke ruang tamu
"Maaf ya Non.. Bibik ga pernah ke rumah sakit, sibuk bebersih rumah.. Rasanya kangen rumah ini, sama Non.. Sama Den Bagas, tau-tau denger Non kecelakaan, masha Allaaahh.. Rasanya kesamber petir gitu.." cerita Bik Nah antusias dan penuh semangat, duduk di samping mendempet Alex
Alex mengernyit "kok ga gosong?"
Wajah ceria Bik Nah berubah bingung"Apanya? Bibik ndak lagi masak kok Non.."
"Katanya kesamber petir.."
Muka Bik Nah menyeringai, lalu tertawa lebar dengan sedikit serak menua di akhir tawa nya "oalaaahh.. Non.. Itu perumpamaan toh.. Non ini... Ada-ada saja.."
Alex tidak menanggapi tawa Bik Nah, ia mencebikkan bibir merasa di tertawai, pandangannya beralih pada Bagas yang baru saja kembali dari kamar dan menaruh paperbag di depannya,
"Bik.. Makan udah siap?" tanya Bagas,
"Sudah Den..."
"Ya udah.. Tolong siapin buat Alex, dia harus minum obat.." pinta nya, Bik Nah mengangguk dan segera meninggalkan kedua kakak beradik itu
Bagas mempethatikan wajah Alex, sedikit menghela nafasnya, banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan pada adiknya itu, tapi ia sadar, Alex sudah besar, ia pasti bisa membedakan mana yang benar dan man yang engga, mana yang d jalurnya dan mana yang melenceng, selagi itu belum keterlaluan, Bagas akan diam, tapi bila sudah kelewatan, Alex yang akan menanggung sendiri akibatnya
Ia menyentuh kepala Alex dan mengacaknya perlahan, Alex merundukkan kepalanya dan menoleh pada Bagas, seulas senyum terukir disana, Alex megerutkan keningnya bingung,
Sebenarnya ia juga takut di berondong pertanyaan Bagas, dan ia tidak tau apa yang ada di fikirannya, tapi senyum kakaknya itu, membuat hatinya menghangat, ia benar-benar tidak mengerti apa yang ada di kepala Bagas saat ini,
"Makan sana... Udah itu minum obat, jangan lupa... Ntar gue setel alarm buat ingetin lo..!" ucapny kemudian
Bagas bangkit dari duduknya akan berjalan, Alex berhambur ke pelukannya, sedikit kaget, Bagas terkekeh, "jangan bikin gue khawatir lagi.. Selain sodara-sodara kita di Palembang sama enaknya Pempek disana, cuma lo yang gue punya..!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Aku Lesbian???
RomanceWarning 18++ (ada part yg aku private.. Follow dolo yeee) Alexandra Winata (18) berniat ingin menolong seorang wanita penghibur yang di aniaya preman, namun aksinya malah membuat hidupnya mencekam dan di penuhi ancaman preman yang akan menghabisin...