Chapter 34

4.8K 285 137
                                    

Vote and commentnya yaaa...

Aku mau upload satu satu chapter aja.. Abis.. Kalo di upload dua sekaligus, yang pertama kalian pasti irit comment..

Aku kecewa..😴😴😴

enjoy reading...

Bagas baru selesai mandi dan siap dengan pakaian kerja nya, mengitari meja makan memperhatikan sarapan yang baru di buat Bik Nah, ia menoleh ke kamar Alex, gadis itu belum bangun rupanya,

Perlu penjemputan paksa seperti nya, Bagas menuju pintu kamar adik tersayang nya itu, mengetuk nya perlahan

"Alex..." panggilnya dari luar, menunggu sesaat Bagas kembali memanggil "Aleeexx..."

Tidak ada jawaban, atau pun sahutan yang menandakan Alex sudah terjaga pagi itu, perlahan, Bagas membuka pintu kamar, di dapatinya Alex tengah bergelung dalam selimut dengan wajah menelusup diantara bantal yang mengelilingi kepalanya

Bagas mendekat,mengguncang bahu adiknya perlahan

"Alex..." panggilnya

Tidak ada jawaban, Bagas mendekatkan wajah ke telinga Alex
"Al..." kata-katanya terhenti mendengar nafas Alex terdengar pendek-pendek, bibirnya terbuka dengan wajah sedikit memerah

Bagas mendekatkan punggung tangannya ke arah mulut terbuka Alex, hawa panas membuat Bagas mengernyitkan kening, di tariknya bahu Alex

Alex bergumam beberapa saat, lalu memperbaiki posisi tidurnya, Bagas menempelkan punggung tangan di dahi dan kening Alex, lalu menarik nafas perlahan , ia ambil duduk di sisi kosong tempat tidur , menatap lekat wajah Alex yang lebih pucat, bibirnya memerah seperti kepedesan,

mengingat kembali terakhir kali Alex sakit seperti ini saat hari ke 100 meninggal nya orang tua mereka, Alex selalu bilang dia kesepian, tidak ada yang bisa lebih mengerti dirinya selain orangtuanya, setelah mengucapkan itu, Alex sering menangis, bahkan hampir setiap pulang sekolah Alex menangis, Bagas selalu ingin jadi penenang, pemberi kekuatan, sahabat, sekaligus teman curhat yang baik untuk Alex, tapi sekarang Alex tidak pernah bercerita apapun, sampai Bagas tidak menyadari, mata adiknya sembab saat pulang di antar Adin semalam, apa yang terjadi dengan Alex

"Alex.. Bangun.." pintanya sambil menyentuh lengan gadis itu, menggoyangkannya perlahan "Alex.. Bangun..!"

Alex mengerjapkan matanya, mendesah keras, tangannya terangkat memijat pelipis yang terasa pening

"kenapa?" tanyanya dengan suara sengau, serak, Alex kena flu

"Sarapan lo mau gue anter ke kamar?" tanya Bagas, saat tatapan keduanya bertemu

Alex menggeleng "ga usah Gas, gue sarapan di meja makan aja.."

"Gapapa..., tunggu disini.." Bagas beranjak dari sisi tempat tidur dan keluar kamar, menyiapkan sarapan diatas nampan untuk Alex dan membawanya ke kamar

Menaruh nampan nya di atas nakas, Bagas membantu Alex duduk dan menaruh roti berlapis selai cokelat kesukaannya di pangkuan Alex

Alex mengerjapkan matanya yang terasa berat, menggelengkan kepala perlahan

"Lo harus makan.." ucap Bagas, mengambil roti tadi, dan menyobeknya sedikit, perlahan menyuapi Alex, ogah-ogahan Alex menerima suapan itu

Bagas menarik nafas perlahan "lo kenapa?"

Alex mengangkat wajah "gapapa..." jawabnya

"Jangan bohong.. Lo demam..." Bagas meneliti wajah Alex yang kesusahan menelan irisan kecil roti itu "lo ga di apa-apain Adin kan?"

Apa Aku Lesbian???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang