Chapter 35

4.7K 283 27
                                    

Bab bab terakhir ini dicicil..  Rencananya mau di beresin..  Tau2 badan drop dari hari kamissampe hari ini.. 😖😖😖

Maafkan kalo cuma sedikit.. Otaknya ga bisa bekerja maksimal..
Maafkan kalo bikin penasaran..

Maafkan keterlambatannya..

Enjoy reading

Vote dan comment kalian sepertinya obat yang ampuh macam TONGFANG..  hahaha

***

"Jadi.. Mau lanjut kemana?" tanya Bagas sepulang kerja sore itu, Alex yang tiduran di sofa sambil main game di ponselnya menggeleng

"Engga tau.. Belum ada ide.., menurut lo kemana?"

"Coba ke negeri aja dulu.. Baru pilihan swasta berikutnya.."

"Sebenernya gue ga mau begitu.." tatapan Alex masih pada ponselnya "soalnya nanti gue dibilang mahasiswa buangan.."

"Jadi..."

Alex menyudahi game online nya, dan menaruh ponsel di atas perut, kedua tangannya saling mengait di atas kepala "engga tau lah.. Kita liat nanti aja..., by the way.... Lo ga ngasih pilihan gue kuliah di luar?"

Bagas menggaruk pelipis,  saat akan menjawab bunyi bel menginterupsi pergerakan bibirnya hingga terkatup kembali,  ia bangkit dan beranjak menuju pintu,  membukanya perlahan

"Siapa ya? " Tanyanya

Si orang di depan pintu terkaget,  ia mengangkat wajah,  mencoba tersenyum dipaksakan "Dea, Kak..  Alex nya ada.. "

"Oh... " Bagas manggut-manggut "ada..  Masuk aja.. " Membuka pintu lebih lebar Bagas mempersilakan Dea masuk

Dea yang hanya berdiri di balik pintu membuat Bagas mendahului langkahnya menuju ruang dimana Alex sedang tiduran tadi

"Lex..  Dea nih.. "

Alex menoleh ke arah subjek yang di tunjuk Bagas,  tersenyum,  ia bangkit dari tiduran nya, "duduk De.. " Ucapnya

Bagas lebih memilih ke kamar nya,  karna mungkin yang akan di bicarakan Dea adalah sesuatu yang penting

Dea ambil duduk di samping Alex setelah Bagas menutup Pintu kamar

"Kemana a... "

"Lex...,  gue mau ngomong penting sama lo..  Tapi please engga disini..  Takut kakak lo denger.. " Dea melirik ke arah pintu kamar Bagas yang jelas tertutup rapat

Alex sedikit bingung,  tapi kemudian mengangguk mengabulkan permintaan Dea "kita ngobrol di balkon kamar gue.. " Ia mendahului Dea melangkah menuju kamar dan membuka pintu balkon kamarnya,  Dea menekori Alex dengan tegang, takut Alex akan marah setelah ini, 

Alex yang memastikan Dea sudah di balkon menutup pintu pemisah antara balkon dan kamar,  lalu ambil duduk di kursi dekat pagar

Dea ingat betul tempat ini,  sedikit canggung dan resah menyelimuti hatinya,  bagaimana kalau setelah ini Alex membencinya..  Bagaimana kalau setelah ini Alex menjauhinya,  yang lebih parah lagi,  bagaimana kalau setelah ini Alex bahkan tidak ingin mengingat namanya,  Dea mengusap wajahnya perlahan,  mengenyahkan semua peringatan buruk yang akan terjadi setelah ia mengungkapkan cerita sebenarnya

Apa Aku Lesbian???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang