Chapter 8

11.2K 427 53
                                    

Dea berjalan perlahan mendekati Alex, karna ia tau perpustakaan tidak boleh berisik

"Ngapain llu disini?" bisiknya setelah dekat Alex

"Ibadah... llu ga liat gue lagi apa" Alex menjawab pelan tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya

"Kata tmen2 llu.. llu lagi aneh.. Kenapa llu?"

"Gpp.. Jangan tanya lagi berisik"

"llu juga ga mau cerita sama gue?"

"Ck..." Alex memutar kursinya

"Alex..llu kenapa sih?" Dea bertanya setengah lantang

"Sssssstttt...." penjaga perpus mengingatkannya, Alex menatap Dea dengan tatapan berkata"sukurin.,!!!!"

"Kalo gitu kita keluar" ucapnya lagi

"Ga mau..!"

"Alex..."

Alex diam

"Alex lu mau keluar atu hmmmpppp...." Dea membeku saat Alex tiba-tiba menciumnya, melumat bibirnya dengan lembut dan menuntut, Dea diam masih terkaget, Alex menyapukan lidahnya dibibir Dea

Alex melepaskan ciumannya "cuma itu cara bikin llu diem.. Sekarang llu keluar.. Gue lagi ga mau di ganggu" bisik Alex di telinganya

Dea masih mematung, kemudian melangkah gontai keluar perpustakaan

***

"Alex.. Pulang sekolah, saya tunggu di ruang guru" ucap pak Ryan saat berpapasan dengan Alex yang menuju ke kelas

Alex mengangguk sesaat, lalu menuju kelasnya

***

"Apa ini?" tanya Pak Ryan saat Alex sudah duduk di hadapannya

"Kertas ulangan"

"Lihat nilaimu.. Apa yang kau lakukan selama pelajaran saya?"

"Belajar.."

"Kalau belajar... Nilaimu tidak akan seburuk ini Alexandra Winata" Pak Ryan menekankan kata-katanya

"Nilai 4 itu tidak buruk pak.. Hanya kurang nambah" jawab Alex asal

"Mau berapa nambahnya??" tanya pak Ryan gemas

"Toh di Uan nanti juga nilai yang di pertaruhkan hanya 3, kenapa saya memusingkan nilai 4?" Alex panjang lebar, pak Ryan duduk di meja di hadapan Alex

"Saya akan memberi les untukmu" ucapnya kemudian

"Apa.. Engga...!"

"Jangan bantah.. saya guru kamu" pak Ryan menekan lagi kata-katanya, wajah santai gadis di hadapannya membuatnya tidak konsentrasi, dengan yang akan ia ucapkan

"Maaf pak saya harus pulang" Alex berdiri, mengedarkan pandangan di ruangan yang sudah tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya dengan Pak Ryan, mencari jam

"Cari apa?" tanya Pak Ryan

"Jam"

"Ada disini" pak Ryan menunjukkan tangannya dengan jam disitu

"Oh.. Jam berapa sekarang?"

"Kalau kau bisa matematika, lihatlah sendiri"

Alex menatap guru di hadapannya enggan," ya sudah tidak perlu.. saya cuma perlu pulang" Alex memutar badannya, tiba-tiba tangan kokoh Pak Ryan menariknya, mencium bibir Alex..

Oh Tuhann.. Apalagi iniii... Bathin Alex

Pak Ryan melumat bibirnya seketika, Alex berontak mendorong dadanya, tidak bergeming, tubuhnya bergetar menegang seketika, rasanya di sentuh laki-laki, oh... Dia masih normal, Alex berhenti membathin dan menggigit bibit Pak Ryan kesal, ciumannya terlepas, Alex mengelap bibirnya dengan punggung tangan dan berlari meninggalkan Pak Ryan

Apa Aku Lesbian???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang