brother - empat belas

4.5K 508 34
                                    

Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?

E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumed

Tangan cowok itu melambai dengan cepat saat matanya tepat melihat kedua orangtuanya yang sedang berjalan sambil celingukan, mungkin mencari Ali.

Orangtua Ali tersenyum senang lalu menghampiri anak laki-lakinya dengan langkah yang cepat, terlalu bersemangat saat melihat anak sulungnya.

Ketika sudah berada tepat dihadapan orang yang dirindukan, Ali memeluk orangtuanya dengan bergiliran. "Ali kangen banget," katanya sambil memeluk sang Mami dengan erat. Ia melepaskan pelukannya dan langsung menggenggam tangan Ibundanya. Mereka bertatapan dengan bibir yang melengkungkan senyum bahagia. "Gimana tadi penerbangannya?"

Mami Ali hanya terkekeh kecil. "Ya biasalah. Tapi untung Mami gak harus ngundur waktu buat pulang lagi," katanya, lalu melihat ke sekitaran bandara. "Prilly mana?"

Senyum Ali mengembang makin lebar. "Ali sengaja gak ngajak dia. Ali pengen ngomong sesuatu sama kalian."

Alis sang Mami terangkat sebelah, sedangkan matanya menatap heran pada wajah semringah sang anak. Mami pun mengangguk mengerti. "Oke deh."

"Gimana rumah?" Pertanyaan Papi membuat pandangan Ali beralih menatap lelaki paruh baya yang berdiri sambil merangkul pinggang Mami dari samping. "Gak sampe kebakaran, kan?"

"Babeh ini ada-ada aja," jawab Ali dengan alis bertaut kesal. "Ya enggak, lah! Mana mungkin kebakaran? Cuma runtuh doang, juga."

Keduanya lalu terkekeh dan langsung bertos khas laki-laki.

Sifat sang Ayah memang humoris, berbeda dengan sifat sang Ibu yang lemah lembut. Dan untungnya, kedua sifat itu menurun pada Ali. Jadi, ia bisa humoris dan lembut sekaligus.

Kita lihat kilasan baliknya. Saat bersama sang Mami, Ali bahkan menggunakan namanya sebagai pengganti aku. Kurang lembut apa coba? Dan kadang, kebiasaan lembutnya ini selalu ia berikan pada Dinda yang sedang marah padanya. Terkesan seperti sebuah perkataan manja saat Ali mengatakannya. Anak berumur 5 tahun di zaman modern bahkan sudah berkata aku saat bicara pada orangtuanya. Jadi, saat perkataan itu digunakan untuk membujuk, akan terkesan menjijikan dan membuat orang yang diberi kalimat menjijikan tesebut tertawa.

Ah, kecuali Prilly.

Jika Ali menggunakan namanya sebagai pengganti aku, adik perempuannya itu akan langsung melempar Ali dengan jam weker. Karna menurut Prilly, kalimat tersebut benar-benar membuat gendang telinganya terganggu, sama seperti suara nyaring dari jam weker.

"Udah! Udah!" perintah Mami saat kedua laki-laki dihadapannya masih saja saling mengobrol dan memberikan lolucon untuk satu sama lain. Kedua laki-laki itu pun menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada si sumber suara. "Mending kita cepetan pergi, solanya Mami kangen banget sama Prilly dan Angga."

Ali mengangguk saja dan langsung mengambil alih koper Ibundanya.

Mereka akhirnya berjalan beriringan untuk menuju mobil milik Ali yang menjadi kendaraan pulang ketiganya. Namun, dengan adanya halangan tentang Ali mau ngomong sama kalian, diperjalanan, mereka berhenti di salah satu kafe dan memilih ruangan privat khusus keluarga. Ali sempat ditanya ini-itu oleh orangtuanya saat memilih ruangan yang tertutup hanya untuk makan saja. Namun, Ali menegaskan bahwa hal ini sangat penting untuk menjadi pembicaraan mereka. Dan kedua orangtua itu pun hanya mengangguk mengerti.

Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang