brother - dua belas

4.7K 512 24
                                    

Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?

E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumed


Pintu itu terbuka, lalu tertutup saat seorang perempuan keluar dari ruangan sana. Prilly berjalan dengan tangan yang masih memegang handuk dikepala, mencoba mengeringkan rambut basah sehabis mandinya. Ia menaiki tangga satu persatu, dan disaat bersamaan, Ali melangkah menuruni tangga.

"Pagi, Bang!" sapa Prilly sambil terus melangkah menaiki tangga.

Ali tersenyum mendengarnya. Kakak laki-lakinya itu berdiri didepannya, lalu mengambil alih pekerjaan mengeringkan rambut Prilly. "Tumben banget lo ngucapin itu."

"Kenapa emang? Gak boleh?" tanya Prilly sambil memainkan kuku jarinya, mencoba membersihkan kotoran yang menyelip disana.

"Enggak. Cuma aneh aja. Gue sampe speechless, tau gak?"

"Lebay, lo," jawab Prilly sambil berdecak saat Ali malah terkekeh kecil. "Udah lama lo nggak giniin gue."

Ali hanya tersenyum sambil masih mengusap rambut Prilly dengan handuk. "Lo udah gede. Pegel tau giniin lo."

Prilly cemberut. Entah kenapa, saat mulutnya ingin berkata kangen tau, sesuatu seolah membuat tenggorokannya tak mengeluarkan suara. Dulu, saat mereka belum sebesar sekarang, Ali selalu mengeringkan rambutnya.

"Udah," ujar Ali sambil tersenyum. Kakak laki-lakinya itu menatap Prilly dengan tatapan lembutnya, lalu mendekatkan bibirnya pada kening Prilly.

Namun, Prilly yang tahu kakaknya akan menciumnya disana, refleks mundur dan sempat oleng jika saja Ali tidak menahan pinggangnya.
Prilly terdiam. Netra hitam dihadapannya yang kini juga menatap pada matanya, membuat Prilly bungkam disana. Ia menelan ludah saat degupan itu kembali dirasakannya. Lagi. Mengapa harus Ali yang membuat dadanya bergemuruh dengan menyenangkan? Mengapa harus kakak laki-lakinya sendiri? Memangnya, apa dosa Prilly sehingga ia tidak boleh bersama dengan seseorang yang membuat hatinya berdegup kencang? Dan mengapa takdir menjadikan Prilly adik Ali?

Tanpa sadar, Prilly menghela napas panjang, membuat Ali dan dirinya tersadar akan posisi nyaman itu.

Dengan cepat, kakak laki-lakinya melepaskan tangannya yang tadinya melingkar pada pinggang Prilly. Ali lalu terkekeh canggung. "Kok ngehindar, sih? Waktu kecil kan gue selalu cium kening lo kalo udah selesai ngeringin rambut lo."

Prilly tersenyum miring, mencoba berakting biasa saja. "Sekarang gak zaman kalo di kening, Bang. Di bibir gue aja, mau ya?"

Ali melotot, membuat Prilly tertawa kencang. Dengan kesal, Ali mengusap wajah Prilly dengan kasar, membuat cewek itu menggerutu panjang lebar. "Dasar adek sialan."

"Dasar Abang tukang bakso!"

"Yeee, dasar buntet!"

"Enak aja! Elo tuh yang jelek!"

"Eh, elo tuh pendek!"

"Tai lo emang!"

"Apa? Tai? Gue aduin nyokap, loh!"

Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang