Sebelumnya, kasih rekomended cerita yg bagus dong. Mau itu cerita ff atau teenfict. Jangan lupa sama nama penulisnya, biar gak ketuker judul, oke?
Happy reading guys~
😁😁😁
Berkali-kali, cowok itu menghela napas panjang di depan pintu kamar adiknya. Ia tahu. Ini salahnya. Tidak seharusnya ia mengambil keperawanan bibir adiknya. Tidak seharusnya ia bersikap semena terhadap adiknya.
Ali mengangkat kepalan tangannya, dan kembali mengetuk pintu kamar Prilly. "Prill, maapin abang." katanya, "Abang tau, abang salah. Tapi, abang juga ngelakuin itu gak sengaja. Lagian, tadi juga ...," jeda, jantung Ali berdebar kencang saat ia mengatakan. "... lo nutup mata lo."
Di dalam kamarnya, Prilly menyibak selimutnya, dan terduduk di kasur. Ia menatap pintu kemarnya sambil mendengus. Bukan itu masalahnya. Memang, tadi Prilly menikmati sentuhan bibir Ali.
Tapi masalahnya ...,
Pertama, Ali Kakaknya. Mana ada seorang kakak melakukan hal tersebut? Itu pelecehan, bukan?
Kedua, Prilly sudah bilang, kalau masalahnya dengan Digo adalah karna Digo akan menciumnya tadi.
Terakhir, saat Ali memperdalam sentuhan bibirnya sambil memeluk pinggang Prilly, Prilly merasakan hal yang tidak wajar pada jantungnya. Sehingga, ia menampar wajah kakaknya keras-keras.
Itu tak wajar baginya. Ali kakaknya. Jadi, ia tidak boleh merasakan hal itu. Hal yang orang sebut tanda-tanda jatuh cinta.
Prilly mengulum bibirnya. Entah mengapa, pikiran tersebut membuat dada Prilly sesak.
Tidak wajar ya?
Prilly menghela napas panjang. Benar. Itu tidak wajar.
Tak lama kemudian, terdengar kembali suara ketukan di kamarnya.
Prilly mendengus saat suara Ali kembali terdengar.
"Lo maafin gue kan Prill? Gue janji deh, gue bakal ngelakuin apa yang lo mau. Ngerahasiain jati diri kita? Oke. Gue bakal lakuin. Apa lagi? Oh! Pura-pura pacaran? Oke. Gue bakal akting dengan senang hati."
Prilly menghela napas panjang dan menekuk lututnya, kemudian memeluk kakinya erat sambil menggigit bibir bawahnya keras-keras.
Entah kenapa, kata 'kita' yang Kakaknya katakan membuatnya berpikiran lain. Berpikiran kakanya adalah laki-laki.
Bukan. Bukan seperti itu.
Memang, Kakaknya itu adalah laki-laki. Tapi, pemikiran Prilly mengarah bahwa Ali bukan lah Kakaknya. Tapi, laki-laki sewajarnya. Laki-laki yang tidak sedarah dengannya.
Prilly menggeleng kuat. Ini pasti akan menyakitkan untuknya. Ini pasti akan membuatnya makin terluka.
Ali Kakaknya.
Pertama, Prilly tahu pasti bahwa pemikiran dewasa Ali pasti akan bertentangan dengan perasaannya. Ali takkan mencintainya.
Kedua, walaupun Ali membalas cintanya, Prilly yakin, orangtuanya akan marah besar dan memisahkan mereka.
Terakhir, ia menyangi keluarganya, dan tak mungkin mengecewakan mereka.
Prilly harus menghilangkan ini. Menghilangkan perasaan cintanya pada kakak laki-lakinya.
Di luar kamar Prilly, Ali mengembuskan napas panjang saat Prilly tak kunjung membuka pintu kamarnya. Ali yakin, Prilly pasti sangat marah padanya.
Oh ayolah! Itu juga ciuman pertama Ali. Tapi, Ali biasa saja.
Oh, Ali lupa. Lelaki berbeda dengan wanita. Pastilah, wanita menganggap itu adalah kiamat.
![](https://img.wattpad.com/cover/54713186-288-k144534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother✔
Fanfiction[repost] "Gue memang egois. Jadi wajar kalo gue punya keinginan kuat buat miliki lo. Tapi, disaat kebahagiaan lo bukan buat gue, gue bisa apa?" -Prilly "Kalo gue boleh milih takdir, gue lebih baik jadi seseorang yang gak penting bagi lo. Karna gue y...