brother - enam [repost]

2.1K 110 0
                                    

Beneran kosong, ya yg part kmrn?

_____

Seperti biasa, jam istirahat sekolah Ali akan dihabiskan dengan kumpul bersama anak-anak OSIS. Hari ini, adalah hari untuk membicarakan tentang anggota OSIS yang akan datang dan membuat beberapa formulir yang akan mereka bagikan pada beberapa murid yang ingin mengikuti organisasi sekolah tersebut.

Seperti sekarang, anak-anak OSIS sedang asik-asiknya mengobrol dan tertawa sambil membereskan beberapa formulir.

Ali memang ketua OSIS yang baik. Ia tegas di saat yang tepat. Dan sekarang adalah bagiannya untuk jangan dulu tegas. Karna ia tahu kalau ini adalah pekerjaan yang menguras tenaga.

Dan jika Ali melarang anggotanya untuk mengobrol dan tertawa, mereka akan merasa stress dan malah berakhir dengan perdebatan.

Ali memang dewasa dan pengertian.

Apalagi, beberapa bulan lagi adalah hari ulangtahunnya.

Ulangtahun Ali dan Prilly hanya beda beberapa hari. Tanggal 13 Oktober adalah hari ulang tahun adiknya. Dan Ali, adalah kelipatan ulangtahun dari Prilly. Yaitu, 26 Oktober.

Sama-sama Oktober tapi berbeda tanggal dan tahun.

Ia tersenyum dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Suatu pikiran terlintas saat Ali mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Tahun ini, ia sudah menginjak kelas tiga. Dan sebentar lagi, ia akan mengikuti UN dan meninggalkan ruangan tersebut.

Ia akan lengser dari jabatannya. Selain itu, ia juga akan pergi dari ruang OSIS, juga sekolah yang telah ia tinggali selama tiga tahun ini.

Ali tersenyum kecil. Ia lupa bahwa try out juga belum diadakan. Ia masih mempunyai waktu di sekolah yang ia huni saat ini.

Tiba-tiba, suara dengung memenuhi kepalanya. Ia memegangi kepalanya dan menunduk sambil memejamkan matanya kuat-kuat. Suara dengung itu semakin keras dan keras. Ali bahkan harus menjambak rambutnya dengan kencang, berharap dengungan itu teredam.

Tapi tidak.

Kepala Ali makin pusing dan ia berteriak histeris.

Orang-orang yang melihat Ali histeris segera menghampirinya dan menenangkannya.

"Ali kenapa?"

"Kak? Kakak kenapa?"

"Kak Ali?! Bawa ke uks!"

Berbagai seruan teredam. Ali mengencangkan jambakannya dan berlutut di lantai sambil masih berteriak histeris.

Tak lama, suara langkah cepat terdengar dan berhenti tepat di hadapan Ali.

Prilly berjongkok dan mengguncang-guncang tubuh kakaknya. Ia melepaskan tangan yang menjambak rambut Ali dengan sekuat tenaga dan berbisik, "Bang! Abang! Ini gue, bang! Sadar bang! Sadar!"

Akhirnya, tangan Ali melapaskan jambakan rambutnya, kemudian menggenggam tangan Prilly kencang sambil masih berteriak histeris.

Dengungan itu masih mengganggu kepalanya.

Air mata jatuh dikedua kelopak mata Prilly saat melihat kakaknya yang seperti ini. Ia sangat khawatir sampai-sampai ia meninggalkan Digo yang mencoba PDKT dengannya.

Abangnya lebih penting.

Prilly sangat takut kakak laki-lakinya itu kenapa-kenapa. Ia memeluk Ali erat, seolah ini adalah terakhir kalinya ia bertemu dengan kakak laki-lakinya.

Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang