brother - enam belas #flashback

2K 175 8
                                    

Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?

E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumed

Kepala anak lelaki berumur 4 tahun itu menunduk dalam. Seharusnya, saat ini kedua orangtuanya sudah menjemputnya di Taman Kanak-Kanak dimana ia menimba ilmu awalnya disini.

Ali kecil menatap kedepan, dan melihat sebuah gerobak es krim yang penjualnya sedang melayani seorang gadis mungil yang didampingi kedua orangtuanya. Ali kecil menghela napas. "Ali juga pengen es krim," katanya dengan sedih. Ia lalu menurunkan tas bergambar kartun yang selalu ia bawa jika belajar di Taman Kanak-Kanak.

Tas itu ia simpan ditanah, sedangkan ia berjongkok dan mencari-cari uang receh yang biasa ia simpan jika kembaliannya adalah sebuah koin. Menemukannya, bocah berumur 4 tahun itu kemudian mengambilnya dan berjalan kearah gerobak es krim yang berada di trotoar.

Namun, hambatan datang saat uang-uang itu tidak tertampung oleh tangan kecilnya dan malah jatuh ditengah perjalanan.

Kejadian itu begitu cepat. Saat ada motor yang hampir menyerempetnya, namun badan kecilnya sudah terangkat dan berada dalam pangkuan seorang lelaki paruh baya yang tadi berada digerobak kecil.

"Hati-hati dong, nak!" Pria paruh baya itu berujar dengan khawatir, namun Ali yang tidak mengerti hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.

"MAS AWAS!!" Suara teriakan terdengar, disusul dengan tubuh mungil Ali yang terlempar dan beguling disepanjang taman sampai menabrak sebuah pohon dan menyebabkannya meringis.

Matanya berkunang saat melihat banyak orang yang mengelilinginya. Matanya lalu beralih ke tengah jalan, menatap seorang gadis yang tadi membeli es krim di sebuah gerobak dan kini sedang menangis sambil mengguncang dua tubuh yang sudah berlumuran darah.

Suara terakhir yang didengar Ali kecil adalah teriakan, "Mom! Dad!"

Dan setelah itu, gelap memenuhi penglihatannya.

***

Kalau saja Prilly tidak keras kepala untuk membeli es krim, ia tidak akan ditinggalkan oleh keluarganya. Saat ini, gadis berumur 3 tahun itu sedang menangis sesegukan karena tak menemukan satupun anggota keluarganya.

Sebenarnya, tadi Prilly kecil sudah diperingati untuk tidak kemana-mana karena kedua orangtuanya sebentar lagi akan dibawa kerumah, entah untuk apa.

"Mommy ..., Daddy ...." Prilly berujar dengan terbata sambil sesegukan. Boneka beruang ditangannya sudah terlumuri es krim. Tangannya juga sudah sangat lengket karna terlumuri banyak es krim. Dan yang dapat dilakukannya hanya menangis dan menangis.

Kakinya sudah melemas. Prilly menjatuhkan bokongnya di trotoar dan terus menangis disana dengan tangan yang terus mengucek matanya. "Hiks ..., Mommy ..., Daddy ..."

Sebuah mobil berhenti didepannya. Kepala Prilly kecil mendongak, menatap pintu mobil yang kemudian terbuka dan menampakan seorang pria paruh baya yang keluar dari sana.

Pria itu berjongokok, mencoba menatap Prilly lebih dekat. "Kamu kan ...?"

Mata Prilly mengerjap tak mengerti. Ia memiringkan kepalanya ke satu sisi dengan masih sesegukan. "Om siapa?"

"Bener gak, mas?" Sebuah suara terdengar. Kali ini, seorang wanita paruh baya berjalan kearah Prilly dengan wajah khawatir.

Pria yang berada didepan Prilly mengangguk pelan. "Bener."

Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang