brother - sembilan

6.8K 702 46
                                    

Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?

E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumed

Gue baper sendiri waktu nulis ini.

Suara ketukan sandal capit yang beradu dengan lantai keramik kediaman keluarga Asgar terdengar.

Ali masih fokus pada pekerjaannya, tak menghiraukan adiknya yang kini melangkah menghampiri Ali dan langsung memeluknya dari belakang.

"Morning, honey!"

Ingin sekali Ali mencibir pada Adik perempuannya itu. Namun, Ali tetaplah Ali. Kakak yang memang selalu mengalah pada adik tersayangnya.

Katakanlah bahwa Ali tidak ikhlas melakukan pekerjaan hari ini. Kemarin, setelah Ali menyetujui permintaan -lebih tepatnya, pemaksaan- adiknya, Ali diminta untuk romantis-romantisan sesuai dengan impian Prilly jika punya pacar.

Ali mengiyakan saja. Termasuk untuk bangun pagi dan memasak masakan untuk adiknya sendiri.

Kepala Ali tiba-tiba tertarik kebelakang saat rambutnya dijambak kuat oleh Prilly.

"Heh! Denger gak gue ngomong?!" ujar Prilly galak sambil terus menjambak rambut Ali.

Ali mengaduh dan meringis kesakitan. "Iya! Iya! Iya! Gue denger, Prill!"

"Apa? Gue? Apa? Prilly? Lo gak inget kemarin gue suruh manggil apa?"

Rahang Ali mengeras, namun ia memaksakan untuk tersenyum manis. "Iya, sweety, aku denger, kok. Sekarang, lepasin jambakan kamu, karna aku belum selesai masak."

Ya, kalian tidak salah membaca. Ali barusan berkata aku dan sweety pada adiknya. Jangan ditanya kenapa, karna itu adalah permintaan lainnya dari Prilly.

Kepala Ali kembali seperti semula sesaat setelah Prilly melepaskan jambakannya. Ali berdecak sekilas saat merasakan pegal dilehernya, lalu kembali berkutat pada kerjaannya. Ia menyimpan garpu dan pisau di 2 pinggir piring. Setelah selesai, ia berbalik dan menuju Prilly yang sudah berada di meja pantry.

"Gue berubah pikiran," Prilly berujar beberapa menit setelah Ali menyimpan piring dihadapan adiknya itu. Kepala Prilly miring ke satu sisi, terlihat berpikir akan suatu hal.

"Maksudnya?" tanya Ali sambil menusuk lalu memotong roti tawar yang sudah ia buat jadi sandwich tadi.

Prilly melakukan hal yang sama seperti Ali, lalu memakan potongan sandwich yang ada dipiringnya. "Gue rasa, kalo pake aku-kamu kedengerannya menjijikan."

"Jadi, maunya kayak gimana?" Ali kembali bertanya sambil memotong sandwich milik Prilly. Entahlah, itu gerak refleks Ali saat melihat adiknya hanya berbicara tanpa menyentuh makanannya lagi.

"Kayak biasa aja. Elo-gue gitu. Biar kedengerannya gak menajiskan -thank's," jawab Prilly yang disusul dengan ucapan terima kasih pada Ali yang telah memotong-motong sandwichnya.

Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang