V

30 8 2
                                    

Esok pagi, suasana kelas terlihat riuh, seperti biasa, teman-teman sekelas sedang mengerjakan tugas yang diberi seminggu sebelumnya, Celia menghela nafas, untungnya sebelum pergi bersama Devon, ia sudah mengerjakan terlebih dahulu, Gladis memanggil Celia yang baru saja menaruh tas biru tuanya ke kursi, menanyakan tugas ekonomi sudah apa belum, kemudian dibalas dengan anggukan dan Gladis pergi ke tempat temannya, Ara dan Zara.

Bel masuk, semua terduduk rapih, guru mengabsen satu persatu murid, namun saat berhenti di nomor 18, tak ada yang menyahut menandakan orang itu ada, alih- alih seluruh pandang mata melihat kebelakang, kursi samping Leo kosong, tak ada pemiliknya. Celia bertanya-tanya dalam hatinya, toh semalam mereka pulang dengan selamat, Devon bilang hujan turun deras setelah dia sampai dirumah, mengapa anak tinggi itu tidak menapakkan dirinya? Tumben sekali dia tidak masuk. Pikiran Celia tertuju dengan semalam, malam yang membuat Celia terbawa terbang ke langit 7 oleh Devon. Sekarang ia menghilang bagaikan debu yang terhembus udara. Lenyap.

Sudah jam ke 4, pelajaran menuju siang, Devon bahkan tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Celia juga sudah pasrah, entah kemana seorang Devon, ia urungkan niatnya untuk menulis pesan kemanakah Devon berada? Celia sendiri yang menaggung akibatnya, akibat cemas akan keadaan Devon yang entah baik-atau-tidak. Ia berjalan menuju UKS, untuk meminta obat maag, karena tadi istirahat ia telat makan akibat guru yang menyuruhnya mengumpulkan tugas kelas ipa a, b, dan c sesegera mungkin. Langkahnya lurus, namun pikiraannya melerai, terlalu banyak yang ia pikirkan, 40 persen adalah Devon, keberadaan Devon sekarang.


[DISETIAP CHAPTER, BAKALAN ADA TAMBAHAN CAST:)]

-Flamelightxx

RĂBDARE  [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang