Mereka menaiki tangga dalam keheningan, Devon yang berada didepan diikuti dengan Celia yang dibelakang memegang kertas kecil hangat berisi surat izin masuk kelas berserta surat sakit Devon. Langkah-langkah terasa dingin, ngilu, bagaikan tulang tergesek tulang, kertas tergesek kuku, maupun besi tergesek kerikil.
"Dev," Celia memanggil, namun tidak ada sahutan. Devon tetap berjalan lurus, kurang lebih 14 meter lagi sampai kelas. Celia terdiam, melihat badan tegap Devon dilapisi baju seragam putih-abu-abu berjalan lurus, di dalam benaknya ia berpikir akankah Devon melihat Celia sebagai perempuan atau hanya menganggapnya sebagai teman lama.Perlahan-lahan badan Devon sudah tidak terlihat. Celia masih mematung diri di depan toilet perempuan, tangannya meremas pelan kertas hangat itu, dirinya sudah bergetar, air matanya turun begitu saja, mengalir deras. Cepat-cepat dia masuk toilet tersebut. Devon setelah masuk kelas, menyadari bahwa Celia tidak ada dibelakangnya, ia pun segera keluar kembali dan untungnya Celia sedang berjalan keluar toilet. Devon menghampirinya, tangannya terulur ke Celia, dia begitu mengharapkan akan Devon menggenggam tangannya dan mengerti keadaan dirinya, namun tangannya hanya menggapai kertas hangat tadi. Harapannya pupus sudah, Celia hanya memberikan senyuman setelah Devon berbalik badan dan menuju kembali ke kelas.
[HAPPY SUNDAY NIGHT A.K.A MALAM MINGGU]
-Flamelightxx
KAMU SEDANG MEMBACA
RĂBDARE [Slow Update]
Teen FictionGimana rasanya ditinggal selama 6 tahun tanpa kabar? [SEBAGIAN CERITA ADA YANG DIPRIVATE] "Kalo jalan tali sepatu ga ke iket, bisa jatoh kamu, nanti kalo jatoh siapa yang nolong?" -Devon "Bisa jalan kan? Yuk kekelas, guru nanti ngabsen kamu, surat i...